Sabtu, 06 Juli 2019

Mengapa manusia harus berdo'a

Mengapa manusia harus berdo'a :

Dalam syariat Islam, doa merupakan salah satu bentuk ibadah untuk memperjuangkan setiap impian setelah berjuang sekuat tenaga dengan menggunakan anggota tubuh kita.

Ya, berusaha dan berdoa adalah 2 hal yang saling erat berkaitan, tak dapat dipisahkan, dan seyogianya dilakukan oleh setiap umat Islam.

Dalam Surat Al-Baqarah ayat 186 diterangkan bahwa Allah swt sangat dekat dengan hamba-Nya dan akan mengabulkan permohonan orang-orang yang memohon (berdoa) kepada-Nya.


Doa terbukti ampuh mengatasi beragam problema dan kegalauan yang kerap terjadi dalam hidup ini.

Dengan banyak bedroa, kita akan memiliki ‘amunisi tambahan’ selain usaha fisik.

Doa memberikan orientasi atau tujuan bagi hidup kita.

Artinya, orang yang mau berdoa berarti ia mengetahui secara pasti dengan ‘tujuan hidupnya’ (tujuan hidup yang dikemas dengan 2 hal, yakni usaha dan doa).

Doa juga membuat kita memiliki sandaran hidup.

Bersandar pada Allah swt merupakan puncak tertinggi dalam perjalanan hidup kita.


Orang yang enggan berdoa, menandakan ia hanya menyandarkan segala sesuatu pada usaha fisiknya saja.

Maka tak heran, apabila ternyata usaha fisiknya itu tidak sesuai dengan apa yang diharapkan lantas membuatnya menjadi galau dan depresi.

Bahkan, ada juga sebagian orang yang nekat bunuh diri saking tak kuatnya menghadapi kegagalan dalam hidupnya.

Padahal, bunuh diri merupakan bentuk dari rasa putus asa yang sangat dibenci Tuhan. Na’udzubillahi min dzalik.


Dan perlu diingat, bahwa ketika kita akan berdoa, ada banyak etika atau adab yang harus dipenuhi agar doa yang kita panjatkan menjadi lekas terkabul.

Etika tersebut antara lain; berwudhu terlebih dulu, berdoa dengan menghadap ke arah kiblat, membentangkan kedua tangan dan menengadahkannya ke arah langit, bertaubat terlebih dulu dari segala salah dan dosa, mengawali dan mengakhiri doa dengan memuji Allah dan membaca shalawat nabi, merasa yakin bahwa doanya pasti dikabulkan oleh Allah, dan masih banyak etika lainnya yang akan dijelaskan lebih terperinci dalam bab ini (hal 42-96).


Selain itu, jangan sampai kita egois dalam berdoa.

Maksudnya, jangan sampai kita berdoa hanya untuk kepentingan diri sendiri saja.

Namun, hendaknya kita juga mendoakan orang lain sesama muslim, terutama orang tua dan saudara-saudara kita.

Rasulullah mengajarkan, ketika berdoa beliau tak pernah mementingkan diri sendiri.

Sebab beliau juga mendoakan keluarga, saudara-saudara, bahkan mendoakan kebaikan untuk seluruh umatnya (hal 86-88).


Pada bab terakhir  ini akan dipaparkan beragam doa pilihan yang bisa kita amalkan dalam kehidupan sehar-hari, seperti doa agar selalu tegar lahir dan batin, doa agar dijauhkan dari segala bentuk hal negatif, doa agar senantiasa dimudahkan segala urusan dunia akhirat, doa agar diberi rezeki yang mudah, halal dan berlimpah, dan lain sebagainya.


Perlu dipahami bersama bahwa tugas setiap manusia adalah berusaha dan berdoa.

Setelah itu, keputusan kita serahkan sepenuhnya kepada Allah Swt.

Dan apabila doa yang kita panjatkan belum sesuai dengan harapan kita, maka jangan lantas kita berputus asa dan menjadikan kita tak mau berdoa lagi.

Ikhlas, sabar serta tawakal adalah 3 hal yang seharusnya selalu kita upayakan dalam menghadapi takdir yang telah ditetapkan Tuhan.

Sebab, ada banyak hal yang menurut manusia kerap dianggap baik tetapi menurut Allah justru tidak baik.

Begitu pun sebaliknya, hal-hal yang menurut kita baik ternyata menurut Allah justru tidak baik.

Bandung, 6 July 2019. M
4 Dzulkaidah 1440. H


Tidak ada komentar:

Posting Komentar