Minggu, 30 Juni 2019

Benarkah Nabi Muhammad Saw tidak bisa nulis

Saya membaca tulisan Bapak Harja di http://sejarah.kompasiana.com/2011/08/19/benarkah-nabi-muhammad-saw-tidak-bisa-baca-tulis/. Menurut Pak Harja, Nabi Muhammad tidak buta huruf alias bisa membaca dan menulis.


Saya ingin menanggapi apa yang yang pak Harja tulis itu. Ini penting, karena permasalahan ini bisa merembet kepada hal-hal yang substansial dan fundamental.


Menurut Imam Al Alusi dalam Kitab Ruhul Ma’ani, 20/495, Ummi adalah dinisbatkan kepada Al Umm (Ibu) yang melahirkan, ada juga yang mengatakan dinisbatkan kepada ummatul arab, ada juga yang menyebut Ummul Qurra, namun pendapat pertama yang lebih masyhur.


Imam Al Alusi mengatakan:


وأريد بذلك أنهم على أصل ولادة أمهم لم يتعلموا الكتابة والحساب


Dan yang dimaksud dengan itu (Ummi) adalah karena mereka pada asal kelahiran ibu mereka tidak mengetahui tulisan dan berhitung. (Ibid.Lihat juga Tuhfah Al Ahwadzi, 8/264)


Budaya tulis menulis belum berkembang pada zaman itu, bahkan kemampuan menulis dan membaca bisa dianggap aib yang menunjukkan lemahnya daya hapal orang tersebut. Sebab saat itu daya hapal bangsa Arab sangat kuat; seperti kemampuan mereka dalam menghapal hingga ratusan syair dan silsilah nasab mereka di kepala mereka, bukan dalam tulisan. Oleh karenanya, keummi-an Nabi Saw. bukanlah cela dan aib, justru menunjukkan keutamaan Beliau bersama masyarakatnya.


Dalam Al-Quran Allah Swt. berfirman:


هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آَيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ


Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS. Al-Jumu’ah (62): 2)


Ayat ini menyebutkan bahwa Rasulullah Saw. adalah Rasul-Nya yang berasal dari kaum yang buta huruf.


Imam Al Baidhawi Rahimahullahmenjelaskan:


{ هُوَ الذى بَعَثَ فِى الأميين } أي في العرب لأن أكثرهم لا يكتبون ولا يقرؤون . { رَسُولاً مّنْهُمْ } من جملتهم أمياً مثلهم


(Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf) yaitu kepada kaum Arab karena sebagian besar mereka tidak menulis dan tidak membaca. (seorang rasul  di antara mereka) dari kumpulan mereka yang ummi sebagaimana mereka. (Anwarut Tanzil, 5/293. Mawqi’ At Tafasir)


Imam Al Alusi Rahimahullah juga menjelaskan:


فالمعنى رسولاً من جملتهم أمياً مثلهم


Jadi, maknanya adalah seorang rasul dari kumpulan mereka yang ummi seperti mereka. (Ruhul Ma’ani, 20/495. Mawqi’ At Tafasir)


Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuthi Rahimahumullahdalam Tafsir Al-Jalalain menjelaskan ayat di atas, “(Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf) yaitu bangsa Arab; lafal ummiy artinya orang yang tidak dapat menulis dan membaca kitab (seorang rasul di antara mereka) yaitu Nabi Muhammad saw. (yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya) yakni Al-Qur’an (menyucikan mereka) membersihkan mereka dari kemusyrikan (dan mengajarkan kepada mereka Kitab) Al-Qur’an (dan hikmah) yaitu hukum-hukum yang terkandung di dalamnya, atau hadis. (Dan sesungguhnya) lafal in di sini adalah bentuk takhfif dari inna, sedangkan isim-nya tidak disebutkan selengkapnya; dan sesungguhnya (mereka adalah sebelumnya) sebelum kedatangan Nabi Muhammad saw. (benar-benar dalam kesesatan yang nyata) artinya jelas sesatnya.”


Sayyid Quthb Rahimahullah dalam Tafsir Fizhilalil Qur’an menjelaskan hikmah ke-ummi-an Rasulullah Saw., “Menurut satu pendapat, sebab dinamakan orang yang tidak tahu menulis itu sebagai Ummi karena ia dihubungkan dengan keadaannya yang jahil sewaktu dilahirkan ibunya, sebab kepandaian menulis itu hanya dicapai melalui belajar.


Mungkin juga orang-orang Arab itu dinamakan begitu sama seperti orang-orang Yahudi menamakan bangsa yang lain dari mereka sebagai ‘Juyim’ dalam bahasa Hebrew yang berarti ‘Bangsa-bangsa asing’ atau umamiyun nisbah kepada umat-umat yang lain. Dengan sifat ini mereka menganggap sebagai satu bangsa pilihan Allah, sedangkan bangsa-bangsa yang lain merupakan bangsa-bangsa asing belaka. Kata nisbah ummah yang mufrad dalam bahasa Arab ialah Ummi. Barangkali penafsiran ini lebih dekat kepada maksud surat ini.


Orang-orang Yahudi (di zaman itu) memang menunggu-nunggu kedatangan Rasul yang akhir dari kalangan bangsa mereka dengan harapan bahwa Rasul inilah yang akan dapat menyatupadukan orang-orang mereka yang telah berpecah belah itu dan menolong mereka menang kembali setelah mereka dikalahkan umat yang lain, juga mengangkat mereka ke taraf yang lebih mulia setelah mereka jatuh ke taraf yang hina. Mereka senantiasa memohon kemenangan dengan Nabi yang akhir itu.


Tetapi kebijaksanaan Allah telah menghendaki bahwa Nabi yang akhir itu dibangkitkan dari bangsa Arab dari golongan Ummi yang lain dari bangsa Yahudi, karena Allah mengetahui bahwa bangsa Yahudi tidak lagi mempunyai kelayakan untuk memegang teraju kepemimpinan baru yang sempurna untuk umat manusia, sebagaimana akan diterangkan dalam ayat-ayat berikutnya dalam surat ini…”


Syaikh Muhammad Abduh Rahimahullahdi dalam Tafsir Juz Amma-nya menerangkan surat Al-Alaq ayat 1-5: Yaitu Allah yang Maha Kuasa menjadikan manusia daripada air mani, menjelma jadi darah segumpal, kemudian jadi manusia penuh, niscaya kuasa pula menimbulkan kesanggupan membaca pada seorang yang selama ini dikenal ummi, tidak bisa membaca dan menulis. Maka jika kita selidiki isi Hadis yang menerangkan bahwa tiga kali Nabi disuruh membaca, tiga kali pula beliau menjawab secara jujur bahwa beliau tidak bisa membaca, tiga kali pula Jibril memeluknya keras-keras, untuk meyakinkan baginya bahwa sejak saat itu kesanggupan membaca itu sudah ada padanya, apatah lagi dia adalah al-Insan al-Kamil, manusia sempurna. Banyak lagi yang akan dibacanya di belakang hari. Yang penting harus diketahuinya ialah bahwa dasar segala yang akan dibacanya itu kelak tidak lain ialah dengan nama Allah jua.


Prof. Quraish Shihab dalam bukunya yang berjudul Wawasan Al-Qur'an: Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umatmengatakan, "Harus disadari bahwamasyarakatbeliauketika itumenganggapkemampuanmenulissebagaibuktikelemahan seseorang.


Pada masaitusaranatulis-menulisamatlangka,sehingga masyarakatamatmengandalkan hafalan. Seseorang yang menulis dianggap tidak memiliki kemampuan menghafal, dan ini merupakan kekurangan. Penyair Zurrummah pernah ditemukan sedang menulis, dan ketika iasadarbahwaadaorangyangmelihatnya,ia bermohon, Janganberitahusiapa pun, karena ini (kemampuan menulis)bagi kami adalah aib.


Memang, nilai-nilai dalammasyarakatberubah,sehinggaapa yangdianggapbaikpadahariini,bolehjadi sebelumnya dinilaiburuk.Padamasakinikemampuanmenghafaltidak sepentingmasa lalu, karena sarana tulis-menulis dengan mudah diperoleh."





Demikian keterangan dari Al-Qur’an dan penjelasan para mufassir.


Mengenai riwayat Nabi tidak bisa membaca, dapat dilihat dari hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Pada saat malaikat Jibril berkata pada Nabi, “Bacalah!” Nabi menjawab, “Aku tidak bisa membaca”. Malaikat Jibril kembali berkata, “Bacalah!”. Nabi menjawab dengan jawaban yang sama. Sampai yang ketiga kalinya malaikat Jibril membacakan surat al-Alaq ayat 1-5. Pada peristiwa ini, ayat Al-Qur’an pertama kali muncul dan Muhammad diangkat menjadi Nabi dan Rasul. Peristiwa ini mutawatir! Yang diriwayatkan oleh banyak riwayat dan telah menjadi masyhur!


Seandainya Nabi bisa membaca, maka jawabannya ketika diperintahkan membaca oleh malaikat Jibril adalah, “Tulisan yang mana yang mesti aku baca!”. Tapi beliau langsung menjawab, “Aku tidak bisa membaca”. Ini artinya, jawaban itu keluar secara spontan karena sehari-harinya Nabi memang “Tidak bisa membaca!”. Bukankah Nabi orang yang jujur (al-amin)?

Pada kondisi Nabi, seharusnya kita jangan mempertentangkan antara buta huruf dengan jenius. Kalau dalam kondisi manusia biasa pada umumnya, sah-sah saja, ngga mungkin ada orang yang buta huruf itu jenius. Tapi ini Nabi dan Rasul. Beliau mendapat bimbingan langsung oleh Allah. Allah berfirman dalam surat al-Kahfi ayat 110: “Katakanlah, sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, hanya saja aku diberi wahyu.”

Kesalahan-kesalahan Nabi misalnya ketika bermuka masam pada Abdullah bin Ummi Maktum yang buta, langsung mendapat koreksi Allah, bahwa hal itu salah. Kemunafikan dan rencana jahat musuh bisa diketahui dengan jelas oleh Nabi, karena sebelumnya Allah memberitahukannya. Perintah berhijrah disaat kaum muslimin lemah, itu juga perintah Allah. Nabi melancarkan perang Jihad juga atas perintah Allah. Dan masih banyak lagi hal-hal menarik lainnya tentang hal ini. Apakah ini sebagai bukti bahwa Nabi bukan orang yang jenius?


Dari Ibnu Umar Ra., bahwa Rasulullah Saw. bersabda:


إِنَّا أُمَّةٌ أُمِّيَّةٌ لَا نَكْتُبُ وَلَا نَحْسُبُ


“Sesungguhnya kami adalah umat yang ummi, kami tidak menulis dan tidak menghitung.” (HR. Bukhari, Muslim, dan Abu Daud)


Salah satu murid kesayangan Rasulullah Saw., yaitu Ibnu Abbas Ra. mengatakan, bahwa nabi Saw tidak bisa membaca dan menulis. (Tafsir Imam Qurtubi Juz 7 hal 298)


Hadits ini adalah pengakuan yang menunjukkan keummi-an Rasulullah Saw.


Syaikh Abdul Muhsin Al ‘Abbad Al Badrhafizhahullah mengatakan:


الأمية: نسبة إلى الأميين، والمقصود بذلك كثير منهم، ولا يعني ذلك أنه لا توجد الكتابة والقراءة فيهم، بل كانت ففيهم ولكن بقلة، والحكم هنا الغالب، وقد كان النبي صلى الله عليه وسلم كذلك لا يقرأ ولا يكتب صلى الله عليه وسلم، وقد جاء بهذا القرآن الذي لو اجتمعت الإنس والجن على أن يأتوا بمثله لم يستطيعوا، وهو من عند الله عز وجل، وكونه أمياً لا يقرأ ولا يكتب هذا من أوضح الأدلة على أنه أتى بالقرآن من عند الله عز وجل، ولهذا يقول الله وجل: وَمَا كُنْتَ تَتْلُوا مِنْ قَبْلِهِ مِنْ كِتَابٍ وَلا تَخُطُّهُ بِيَمِينِكَ إِذًا لارْتَابَ الْمُبْطِلُونَ [العنكبوت:48]، أي: لو أنه كان قارئاً كاتباً فيمكن أن يأتي به من عند نفسه، لكنه كان لا يقرأ ولا يكتب صلى الله عليه وسلم.


Al Ummiyah: disandarkan kepada Al Ummiyyin, maksudnya adalah banyak di antara mereka, dan tidak berarti tidak ditemukan sama sekali tulisan dan bacaan pada mereka, bahkan hal itu ada pada mereka tapi sedikit, maknanya di sini menunjukkan yang umumnya. NabiSaw. juga begitu, dia tidak membaca dan tidak menulis. Beliau datang dengan membawa Al-Qur’an, yang seandainya berkumpulnya manusia dan jin untuk mendatangkan yang sepertinya mereka tidak akan mampu membuatnya, dan Al-Qur’an adalah dari Allah ‘Azza wa Jalla,keadaan Beliau yang ummi tidak dapat membaca dan menulis merupakan di antara penjelasan yang menunjukkan bahwa Beliau datang dengan membawa Al-Qur’an dari sisi Allah ‘Azza wa Jalla, oleh karena itu Allah Ta’ala berfirman: Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al-Qur’an) sesuatu Kitabpun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu Kitab dengan tangan kananmu; andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang yang mengingkari(mu). (QS. Al Ankabut (29): 48) yaitu seandainya beliau bisa membaca dan menulis maka mungkin saja dia datang membawa Al-Qur’an yang berasal dari dirinya sendiri, tetapi beliau Saw. tidak bisa membaca dan tidak pula menulis.(Syaikh Abdul Muhsin Al ‘Abbad Al Badr, Syarh Sunan Abi Daud, 12/498-499)


Dalam keummi-annya,  Al Quran turun kepadanya. Ini justru menunjukkan keadaan tersebut adalah mu’jizat baginya.


Imam Al ‘Aini menjelaskan:


وكونه- عليه السلام- أميا من جملة المعجزة


Dan keadaannya (Nabi Saw.) yang ummi termasuk di antara kumpulan mukjizat. (Imam Al ‘Aini, Syarh Sunan Abi Daud, 4/267. Cet. 1, 1999M-1420H. Maktabah Ar Rusyd)


Jika ada yang bertanya, bukankah ada hadits yang berbunyi,


ائْتُونِي بِالْكَتِفِ وَالدَّوَاةِ أَوْ اللَّوْحِ وَالدَّوَاةِ أَكْتُبْ لَكُمْ كِتَابًا لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُ أَبَدًا


“Ambilkan untukku kertas dan tinta, aku tuliskan untuk kalian kitab yang setelahnya tidak membuat kalian tersesat selamanya.”(HR. Bukhari dan Muslim)


Apakah itu berarti Nabi Muhammad bisa membaca dan menulis? Bukankah ini berarti hadits shahih tersebut bertolak belakang dengan ayat Al-Qur’an atau hadits-hadits shahih lainnya?


Dalam ilmu mukhtalif hadits, para ulama sudah menyiapkan jawaban atas hadits-hadits yang tampak saling bertentangan. Imam an-Nawawi berkata, “Mengetahui mukhtalif hadits merupakan bidang ilmu yang sangat penting, seluruh ulama dari semua golongan sangat perlu untuk mengetahuinya, yaitu adanya dua hadits yang tampaknya bertentangan kemudian digabungkan atau dikuatkan salah satunya. Hal ini dapat dilakukan secara sempurna oleh para ulama yang menguasai hadits dan fiqih serta ahli ushul yang mendalami makna hadits.”(At-Taqrib2/651-652 -Tadrib Rawi-.)


Imam Ibnu Qayyimmengatakan, “Anggapan kontradiksi dan kerumitan itu hanyalah ada dalam pemahaman seorang, bukan dalam ucapan Nabi. Oleh karenanya, sewajibnya bagi setiap mukmin untuk menyerahkan hal yang dinilainya rumit tersebut kepada ahlinya dan hendaknya dia menyadari bahwa di atas seorang yang alim ada yang lebih tinggi darinya.” (Miftah Daar Sa’adah3/383)


Oleh karena itu, selain mengetahui hadits-hadits Nabi tersebut, kita juga sudah seharusnya membaca kitab-kitab penjelas isi hadits-hadits tersebut, seperti Syarah Shahih Muslim karya Imam Nawawi dan Fathul Bari (Syarah Shahih Bukhari) karya Imam Ibnu Hajar. Yaitu agar tidak terjadi salah duga dan salah persepsi tentang dua hadits yang sepertinya tampak bertentangan padahal kenyataannya tidak.


Dalam memahami hadits shahih di atas, Imam Nawawi mengatakan,


أكتب لكم أي آمر بالكتابة ومنها أن الأمراض ونحوها لا تنافي النبوة ولا تدل على سوء الحال


“(Saya tuliskan untuk kalian) yaitu perintahuntukmembuat tulisan dan darinya merupakan berbagaicacat dan semisalnya yang tidak menafikan kenabiannya dan tidak pula menunjukkan buruknya keadaan.” (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 11/94)


Pemahaman ini juga dikuatkan oleh riwayat lain bahwa jika Beliau ingin menulis maka sahabatnya yang menuliskannya.


Abu Hurairah Ra. menceritakan bahwa ketika Rasulullah Saw. kembali menguasai Mekkah, beliau berkhutbah di hadapan manusia. Ketika beliau berpidato, berdirilah seseorang dari Yaman bernama Abu Syah, dan berkata:


يارسول اللّه اكتبوا لي، فقال رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلم: "اكتبوا لأبي شاه


“Ya Rasulullah, tuliskanlah untukku.” Lalu Rasulullah bersabda: “Tuliskan untuk Abu Syah.” Al Walid (salah seorang perawi hadits ini) bertanya kepada Al Auza’i:


ما قوله "اكتبوا لأبي شاهٍ؟" قال: هذه الخطبة التي سمعها من رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلم


Apa maksud sabdanya: “Tuliskan untuk Abu Syah.” Dia menjawab: “Khutbah yang dia (Abu Syah) dengar dari Rasulullah Saw.”(HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, At Tirmidzi, Al Baihaqi dalamAs Sunan Al Kubra,Ibnu Hibban, dan Ahmad)


Alhamdulillahirabbil alamiin. Demikian penjelasan singkat dari saya, semoga dari penjelasan ini, kita menjadi paham bahwa pada hakikatnya Nabi Muhammad Saw. memang Ummi atau tidak bisa membaca dan menulis.


Warga Bandung sebentar lagi bakal menikmati ruang publik baru yaitu Taman Asia Afrika. Taman yang berdiri di Kiara Artha Park, Kiaracondong


BANDUNG - Warga Bandung sebentar lagi bakal menikmati ruang publik baru yaitu Taman Asia Afrika. Taman yang berdiri di Kiara Artha Park, Kiaracondong ini akan dibuka pada akhir Juli 2019. Saat ini, taman tersebut terus disempurnakan sebelum bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat. 


"Secara fisik pembangunannya sudah selesai, tinggal penataan selanjutnya," ujar Kabid Pertamanan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Pertanahan dan Pertamanan (DPKP3) Kota Bandung, Iwan Sugiono saat On Air di PRFM, Minggu (30/6/2019). 

Taman seluar 2,6 hektare tersebut dilengkapi dengan ornamen-ornamen yang bakal mengingatkan masyarakat dengan persaudaraan bangsa Asia Afrika. "Taman Asia Afrika ini untuk mengenang Konferensi Asia Afrika," tambah Iwan.

Taman Asia Afrika juga dilengkapi dengan atraksi air mancur unik yang siap menghibur para pengunjungnya. Deretan air mancur tersebut terdapat di dalam danau mini yang tepat berada di tengah Taman Asia Afrika. Selain itu juga bakal dibangun Kampung Korea yang menyediakan makanan khas Korea. 

"Bakal dilengkapi ornamen-ornamen sebagaimana ruang publik," katanya. 

Pembangunan Taman Asia Afrika dilakukan oleh Bandung Infra Investama (BII). Pemeliharaan dan perawatannya juga dibebankan kepada BUMD tersebut. Namun, jika memungkinkan, DPKP3 Kota Bandung siap menganggarkan biaya pemeliharaan dan perawatan Taman Asia Afrika. 

"Kami belum siapkan anggaran buat perawatannya, kalau diserahkan ke kita, kami akan anggarkan," katanya. 

Sabtu, 29 Juni 2019

Setiap Muslim Akan Menghadapi Ujian Dan Cobaan


SETIAP MUSLIM AKAN MENGHADAPI UJIAN DAN COBAAN

Oleh :
Ustadz Yachya Yusliha

لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيرًا وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ

Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu benar-benar akan mendengar dari orang-orang yang diberi al-Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan [Âli ‘Imrân/3 : 186]

SEBAB TURUNNYA
Ayat ini diturunkan berhubungan dengan kisah yang terjadi di pemukiman al-Hârits bin al-Khazraj (Madinah) sebelum perang Badar. Kaum Muslimin ketika itu sedang berkumpul dengan kaum musyrikin dan orang-orang Yahudi. Datanglah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam ke tempat itu dan memberi salam. Di majlis tersebut, ada ‘Abdullâh bin Ubai bin Salûl, dia berkata, “Janganlah kalian mengotori kami!” Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengajak mereka untuk masuk ke dalam Islam dan membacakan al-Qur’ân kepada mereka. ‘Abdullâh bin Ubai menyahut, “Wahai lelaki! Apa yang engkau katakan bukanlah sesuatu yang bagus. Jika itu adalah sesuatu yang haq, maka janganlah kamu mengganggu kami dengan perkataan itu! Kembalilah ke hewan tungganganmu! Barang siapa mendatangimu, maka ceritakanlah perkataan itu!”

Perkataan itu sangat menyakitkan hati kaum Muslimin, sehingga terjadilah pertengkaran di majlis itu antara mereka dengan orang-orang kafir. Akhirnya, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menenangkan mereka. Setelah mereka tenang, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun kembali ke tunggangannya dan pergi. Setelah itu, Allâh Azza wa Jalla menurunkan ayat ini yang berisi perintah untuk bersabar atas gangguan-gangguan orang-orang kafir.[1]

TAFSIR RINGKAS
Syaikh ‘Abdurrahmân as-Sa’di rahimahullah berkata, “Allâh Azza wa Jalla mengabarkan dan mengatakan kepada kaum Mukminin bahwa mereka akan diuji pada harta mereka melalui (perintah untuk) mengeluarkan nafkah-nafkah wajib dan yang sunat serta terancam hilang harta untuk (berjuang) di jalan Allâh Azza wa Jalla . (Mereka juga akan diuji) pada jiwa-jiwa mereka dengan diberi berbagai beban berat bagi banyak orang, seperti jihad di jalan Allah atau tertimpa penyakit.

(Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati) berupa celaan terhadap kalian, agama, Kitab dan Rasul kalian … oleh karena itu, Allâh Azza wa Jalla berkata, ‘Jika kamu bersabar dan bertakwa’ maksudnya, jika kalian bersabar atas segala kejadian pada harta dan diri kalian berupa ujian, cobaan dan gangguan dari orang-orang zhalim, serta kalian dapat bertakwa kepada Allâh Azza wa Jalla dalam kesabaran itu dengan niat mengharap wajah Allâh Azza wa Jalla dan mendekatkan diri kepada-Nya, dan kalian tidak melampaui batas kesabaran yang ditentukan oleh syariat, maksudnya tidak boleh bersabar atau menahan diri pada saat syari’at mengharuskan membalas perlakuan musuh-musuh Allâh Azza wa Jalla . (Maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan) artinya itu termasuk perkara yang harus didahulukan dan dimeraihnya dengan berlomba-lomba. Tidak ada yang diberi taufik untuk dapat melakukan ini kecuali orang-orang yang memiliki tekad kuat dan semangat tinggi. Allah k berfirman, (artinya): ‘Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.[2][3]’ .”

Ujian Adalah Sunnah Kauniyah Pada Setiap Muslim
Allâh Azza wa Jalla berfirman:

لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ

Kamu benar-benar akan diuji pada hartamu dan dirimu [Âli ‘Imrân/3: 186]

Ujian adalah sunnah kauniyah (ketetapan Allâh Azza wa Jalla yang pasti terjadi) bagi setiap Muslim. Seorang Muslim tidak mungkin mengelak dari ujian tersebut. Oleh karena itu, Allâh memberi penekanan pada firman-Nya لَتُبْلَوُنَّ dengan menggunakan dua huruf (yaitu huruf lam dan nun yang bertasydid, sehingga makna kalimat tersebut, kamu sungguh sungguh atau benar-benar akan diuji).”[4]

Imam Ibnu Katsîr rahimahullah berkata, “Firman Allâh (yang artinya), “Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu” seperti firman-Nya (yang artinya) : Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan ‘Inna lillâhi wa innâ ilaihi râji’ûn'[5] . Seorang Mukmin pasti akan diuji pada harta, jiwa, anak dan keluarganya.”[6]

Allâh Azza wa Jalla juga berfirman:

ذَٰلِكَ وَلَوْ يَشَاءُ اللَّهُ لَانْتَصَرَ مِنْهُمْ وَلَٰكِنْ لِيَبْلُوَ بَعْضَكُمْ بِبَعْضٍ

Demikianlah, apabila Allâh menghendaki niscaya Allâh akan membinasakan mereka, tetapi Allâh hendak menguji sebagian kamu dengan sebagian yang lain [Muhammad/47: 4]

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا تَذْهَبُ الدُّنْيَا حَتَّى يَمُرَّ الرَّجُلُ عَلَى الْقَبْرِ فَيَتَمَرَّغُ عَلَيْهِ وَيَقُولُ: يَا لَيْتَنِي كُنْتُ مَكَانَ صَاحِبِ هَذَا الْقَبْرِ وَلَيْسَ بِهِ الدِّينُ إِلَّا الْبَلَاءُ

Demi yang jiwaku berada di tangannya! Dunia ini tidak akan fana, kecuali setelah ada seseorang yang melewati sebuah kuburan dan merenung lama di dekatnya seraya berkata, ‘Seandainya aku dulu seperti penghuni kubur ini.” Bukan agama yang mendorong dia melakukan ini namun hanya ujian saja” [7]

Kekokohan Iman Dan Kadar Ujian Selalu Berbanding Lurus
Semakin kuat iman seseorang, maka ujian yang akan diberikan oleh Allâh akan semakin besar. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya oleh Sa’d bin Abî Waqqâsh Radhiyallahu anhu :

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلاَءً قَالَ الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِى دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِىَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ

“Ya Rasûlullâh! Siapakah yang paling berat ujiannya?” Beliau menjawab, “Para Nabi kemudian orang-orang yang semisalnya, kemudian orang yang semisalnya. Seseorang akan diuji sesuai kadar (kekuatan) agamanya. Jika agamanya kuat, maka ujiannya akan bertambah berat. Jika agamanya lemah maka akan diuji sesuai kadar kekuatan agamanya” [8]

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah bersabda:

إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ

Sesungguhnya besarnya pahala tergantung dengan besarnya ujian. Sesungguhnya, apabila Allâh mencintai suatu kaum, maka Dia akan mengujinya. Siapa yang ridha dengan ujian itu, maka ia akan mendapat keridhaan-Nya. Siapa yang membencinya maka ia akan mendapatkan kemurkaan-Nya[9]

Mengapa Allâh Azza wa Jalla Mengabarkan Bahwa Ujian Ini Pasti Akan Terjadi?
Ada beberapa faedah yang bisa dipetik dari berita tentang kepastian ujian pada kita, di antaranya:

1. Kita akan mengetahui bahwa ujian tersebut mengandung hikmah Allâh Azza wa Jalla . Yakni, dapat dibedakan siapa Muslim yang imannya benar dengan yang tidak.
2. Kita akan mengetahui bahwa Allâhlah yang menakdirkan semua ini.
3. Kita bisa bersiap-siap untuk menghadapi ujian itu dan akan bisa bersabar serta akan merasa lebih ringan dalam menghadapinya.[10]

Ujian Tidak Hanya Dengan Sesuatu Yang Buruk
Allâh Azza wa Jalla tidak hanya menguji seseorang dengan sesuatu yang buruk. Akan tetapi, juga menguji seseorang dengan sesuatu yang baik. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan [al-Anbiyâ’/21 : 35]

Terkadang seorang Muslim apabila ditimpa dengan musibah dan kesusahan, ia sanggup bersabar.Namun, begitu diberi kenikmatan yang berlebih, terkadang ia tidak bisa lulus dari ujian tersebut. ‘Abdurrahmân bin ‘Auf Radhiyallahu anhu pernah berkata:

ابْتُلِينَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالضَّرَّاءِ فَصَبَرْنَا ثُمَّ ابْتُلِينَا بِالسَّرَّاءِ بَعْدَهُ فَلَمْ نَصْبِرْ

Kami diuji dengan kesusahan-kesusahan (ketika) bersama Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kami dapat bersabar. Kemudian kami diuji dengan kesenangan-kesenangan setelah beliau wafat dan kami pun tidak dapat bersabar[11]

Ujian Adalah Rahmat Dari Allâh Azza Wa Jalla
Ujian yang diberikan oleh Allâh Azza wa Jalla adalah rahmat (kasih sayang) Allah Azza wa Jalla kepada seluruh manusia terlebih lagi untuk kaum Muslimin.

Allâh Azza wa Jalla berfirman:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ أَخْبَارَكُمْ

Dan sesungguhnya kami benar-benar akan menguji kamu agar kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan yang bersabar di antara kamu, dan agar kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu [Muhammad/47:31]

Dengan adanya ujian itu, akan tampak orang yang benar-benar beriman dengan yang tidak. Ini adalah rahmat dari Allâh Azza wa Jalla . Allâh Azza wa Jalla berfirman:

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لا يُفْتَنُونَ

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ‘Kami Telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi? [al-‘Ankabût/29:2]

Ujian Lain Yang Lebih Berat
Ternyata ada ujian yang lebih berat dari ujian pada harta dan jiwa. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيرًا

Dan (juga) kamu benar-benar akan mendengar gangguan yang banyak yang menyakitkan hati dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allâh [Âli ‘Imrân/3 : 186]

Dengan penggalan ayat di atas, dapat diketahui ujian yang lebih berat daripada ujian yang telah disebutkan. Ujian yang lebih berat dari hal-hal tersebut adalah ujian yang menimpa agama (keyakinan) kita. Kalau kita memperhatikan makna ayat yang kita bahas ini, maka kita akan menemukan bahwa Allâh Azza wa Jalla telah mengurutkan ujian-ujian tersebut mulai dari yang cobaan yang lebih ringan dan dilanjutkan ke cobaan yang lebih berat. Ujian pada harta lebih ringan daripada ujian pada jiwa. Ujian pada jiwa lebih ringan daripada ujian pada agama. Seseorang bisa saja memiliki harta yang melimpah dan badan yang sehat, tetapi jika dia keluar dari agama Islam karena tidak tahan menghadapi cemoohan, gangguan serta teror orang-orang kafir. Ini merupakan satu bentuk kerusakan yang sangat besar baginya, baik di dunia maupun di akhirat.

Orang-Orang Kafir Tidak Akan Berhenti Mengganggu Kaum Muslimin
Gangguan dari orang-orang kafir, baik berupa ejekan maupun gangguan fisik, pasti akan terus ada. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ

Sebagian besar Ahli kitab karena kedengkian mereka menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, setelah nyata bagi mereka kebenaran. [al-Baqarah/2:109] [12]

Cara Menghadapi Segala Ujian
Allâh Azza wa Jalla tidak akan membiarkan hamba-hamba-Nya terbengkalai, tidak terurus. Oleh karena itu, Allâh Azza wa Jalla mengajarkan kepada kaum Muslimin bagaimana cara menghadapi ujian tersebut. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ

Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan [Âli ‘Imrân/3 : 186]

Menghadapi semua ujian harus dengan kesabaran dan ketakwaan. Hukum bersabar dan bertakwa dalam menghadapi ujian bukan sunat, tetapi sesuatu yang wajib dikerjakan oleh seluruh orang Muslim. Setidaknya, dalam al-Qur’ân ada enam tempat di mana Allâh Azza wa Jallak menggabungkan kata kesabaran dan ketakwaan dalam konteks yang sama. Yaitu, dalam surat Ali ‘Imrân ayat 118, 125, dan 186, dalam surat Yûsuf ayat 90, dalam surat an-Nahl ayat 125 hingga 128 dan surat Thâhâ ayat 132.[13] Ini menunjukkan bahwa kesabaran memiliki hubungan yang sangat erat dengan ketakwaan.

Hasil Yang Didapatkan Dengan Bersabar
Orang yang dapat bersabar menghadapi semua ujian akan memperoleh hal-hal yang terpuji, di antaranya [14] :

1. Dia akan mendapatkan pahala seperti para nabi yang memiliki keteguhan hati (ulul-‘azm).[15]

2. Dia akan mendapatkan keberkatan yang sempurna, rahmat dan petunjuk dari Allah. Allâh Azza wa Jalla berfirman yang artinya: “Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” [al-Baqarah/2:157]

3. Dia akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar. Allâh Azza wa Jalla berfirman yang artinya: “Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar” [Fushshilat/41: 35]

4. Dia akan mendapatkan pahala tanpa batas. Allâh Azza wa Jalla berfirman yang artinya: “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” [az-Zumar/39 : 10]

5. Dosa-dosanya akan diampuni oleh Allâh Azza wa Jalla. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

فَمَا يَبْرَحُ الْبَلَاءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِي عَلَى الْأَرْضِ وَمَا عَلَيْهِ مِنْ خَطِيئَةٍ

Ujian itu akan selalu menimpa seorang hamba sampai Allâh membiarkannya berjalan di atas bumi dengan tidak memiliki dosa [16]

KESIMPULAN DAN FAIDAH DARI AYAT
1. Ujian pada harta, diri dan agama adalah sunnah kauniyahpada setiap Muslim.

2. Orang-orang kafir akan selalu mengganggu kaum Muslimin, baik dengan perkataan ataupun perbuatan

3. Allâh Azza wa Jalla memerintahkan kaum Muslimin agar mereka bersabar dan bertakwa untuk menghadapi seluruh ujian tersebut.

4. Ahlul kitab (Yahudi dan Nasrani) berbeda dengan kaum musyrikin. Meski demikian, mereka memiliki kesamaan, yaitu kekufuran dan tempat kembali mereka di akhirat nanti adalah neraka. Na’ûdzu billâh min dzâlik.


Jumat, 28 Juni 2019

Kecelakaan

Jumat 28 Juni 2019, 21:28 WIB


2 Truk Tabrakan di Bandung Barat, 1 Orang Luka

Yudha Maulana - detikNews

Dua truk tabrakan di Bandung Barat. (Foto: Yudha Maulana/detikcom)

Bandung Barat - Dua truk tabrakan di Kampung Tagog, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (28/6/2019) siang. Satu orang luka akibat kejadian ini.

Insiden kecelakaan ini bermula saat truk colt diesel dikemudikan Mamad (42) oleng lalu menabrak truk kontainer yang dikendarai Agus Imron (42) dari arah berlawanan. 

"Mobil colt diesel yang datang dari arah Purwakarta oleng dan melaju di jalur kanan, sedangkan dari arah Bandung datang mobil kontainer, lalu terjadi tabrakan," kata saksi, Ega Setiawan (21), di lokasi kejadian.

"Terdengar bunyi yang keras, kemudian warga segera berhamburan ke luar," ucapnya menambahkan.

Sopir colt diesel yang terluka, menurut Ega, dievakuasi oleh warga dan petugas dari dalam ruang kemudi. "Warga dibantu sama petugas membuka kabin truk pakai alat, soalnya sulit kalau dievakuasi langsung. Saya lihat korban berdarah," kata Ega.

Truk kontainer berisi material baja itu penyok di bagian sisi kanannya akibat hantaman colt diesel. Pengemudi truk kontainer, Agus, tak mengalami luka.

Proses evakuasi kedua truk menjadi tontonan warga. Sementara itu, kepadatan arus lalu lintas terjadi dari kedua arah saat evakuasi berlangsung.

Kanitlakalantas Polres Cimahi Ipda Erin menduga sopir truk colt diesel mengantuk sehingga keluar dari jalurnya. "Saat ini korban sudah dibawa ke RS Cikalong Wetan," ujar Erin. (bbn/bbn)

kecelakaan di bandung barat truk tabrakan kecelakaan

Share:

0 komentar

Berita Terkait


Hasil PPDB Jabar Diumumkan 29 Juni, Ini yang Harus Dilakukan Peserta


Ketahuan Curang saat PPDB, 2 Pendaftar Dianulir Disdik Jabar

Kata Wakil Wali Kota Soal Pungutan 'Tol Baru Bandung' Dago-Punclut

Heboh 'Tol Baru Bandung', Jalan Dago-Punclut Dipungut Rp 3.000

Ombudsman Jabar Awasi Praktik Jual-Beli Kursi PPDB 2019

PPDB 2019, Ombudsman Jabar: Paling Tinggi Laporan soal Zonasi

Menyusuri Keragaman Sejarah di Pameran Museum Gua Sunyaragi

7.000 Siswa Miskin Disubsidi Pemprov Jabar



Baca Juga


detikOto



Penyebab Mobil Terbakar saat Kecelakaan



Beli Rumah Bisa Mudik Gratis Persembahan Dari Grup Ciputra!

Promoted

detikTravel



Menikmati Romantisme Senja di Cirebon

detikTravel



Tahu Nggak, Eceng Gondok Bisa Mekar Secantik Ini

detikHealth



Keren Nih! Plesetan, Plester Luka Berbahan Alga Kreasi Mahasiswa Unpad

detikOto



Perpecahan Bikers Brotherhood Sampai ke Meja Hijau

detikOto



Nissan: Livina Mobil yang Fresh, Teknologi Baru dan Irit



Foto Oto

Ini 3 Mobil Jawara Nissan di Jawa Barat

News Feed




Suhu Panas Prancis, 2 Warga di Spanyol Meninggal

Sabtu 29 Juni 2019, 03:38 WIB



Ada Pengerjaan Proyek, Tol Cikampek Macet di Sejumlah Titik

Sabtu 29 Juni 2019, 02:28 WIB



Produk Penumbuh Rambut no 1 Dengan Ulasan Terbaik di Tokopedia

Promoted



Melawan Pemerkosaan, Ibu dan Anak di India Diarak-Dicukur Rambutnya

Sabtu 29 Juni 2019, 02:01 WIB



Bacok Bahu Warga Pakai Parang, Tiga Pemuda di Makassar Diciduk

Sabtu 29 Juni 2019, 01:51 WIB



Hotel Premium Ekonomis Berpadu Dengan Desain yang Unik

Promoted



Gempa M 5,5 Guncang Banggai Kepulauan, Sulteng

Sabtu 29 Juni 2019, 01:20 WIB

Kontak Informasi Detikcom
Redaksi: redaksi[at]detik.com
Media Partner: promosi[at]detik.com
Iklan: sales[at]detik.com



Navigasi detiknews

HomeBeritaDaerahJawa TimurInternasionalKolomBlak blakanFokusHoax Or NotFotoMost PopularPro KontraSuara PembacaInfografisVideodetikPemiluIndeks

Lihat Versi Desktop

Redaksi · Pedoman · Info Iklan · Privacy Policy

   

Copyright @ 2019 detikcom
All right reserved


Tol Cikampek macet

Ada Pengerjaan Proyek, Tol Cikampek Macet di Sejumlah Titik


Eva Safitri - detikNews

Ilustrasi (Zaki Alfarabi/detikcom)

Jakarta - Ruas tol arah Cikampek dan arah Jakarta mengalami kepadatan di beberapa titik. Kepadatan itu karena adanya pengerjaan proyek jalan tol layang dan proyek LRT. 

Petugas Jasa Marga, Feri, mengatakan ruas Tol Dalam Kota arah Cikampek padat di lima titik karena adanya penyempitan lajur. Untuk arah Cikampek sebanyak tiga lajur ditutup ketika mendekati lokasi pengerjaan proyek. 

"Di (ruas Tol) Cikampek itu ada beberapa titik kepadatan, area Jati Bening elevated (toll), Bekasi Barat pengerjaan LRT, Bekasi Timur-Tambun padat karena pengerjaan elevated (toll). Di Cikarang padat pengerjaan perbaikan jalan, Cikarang Pusat juga elevated Km 41," ujarnya ketika dihubungi, Sabtu (29/6/2019).

"Arah Cikampek itu ditutup tiga lajur mendekati proyek pengerjaan," lanjutnya.

Sedangkan untuk ruas tol Cikampek arah Jakarta terdapat tiga titik kepadatan. Namun hanya dua lajur yang ditutup mendekati proyek pengerjaan. 

"Untuk arah Jakarta, Karawang Barat di Km 39 elevated (toll), di Cibitung Km 48 elevated (toll), Cikunir Km 10 elevated(toll). Arah Jakarta dua lajur ditutup ketika mendekati pengerjaan," jelas Feri.

YD1JNI


Janganlah hasud dan dengki

Hasad Dan Dengki Membakar Kebaikan

عن أبي هريرة أن النبي صلى الله عليه وسلم قال إياكم والحسد فإن الحسد يأكل الحسنات كما تأكل النار الحطب أو قال العشب


 

Dari Abu Hurairah ra bahawa Nabi ﷺ bersabda: "Jauhilah hasad (dengki), kerana hasad dapat menampung manfaat seperti api yang diperoleh dari kayu bakar." (HR Abu Daud - 4257)

Janganlah kalian saling mendengki, saling menfitnah (saling bersaing yang tidak sehat), saling membenci, saling memusuhi dan jangan pula saling menelikung transaksi orang lain. Jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara muslimnya yang lain, ia tidak menzhaliminya, tidak mempermalukannya, tidak mendustakannya, dan tidak pula melecehkannya. Takwa tempatnya ada di sini –seraya Nabi saw. menunjuk ke dadanya tiga kali. "(HR. Muslim dari Abu Hurairah)

Kamis, 27 Juni 2019

6 Kendaraan Tabrakan Gegara Mobil Lawan Arah, Polisi: Sopir Melamun

Jumat 28 Juni 2019, 13:03 WIB


6 Kendaraan Tabrakan Gegara Mobil Lawan Arah, Polisi: Sopir Melamun

Tabrakan beruntun di Cianjur. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikcom)

Cianjur - Polisi menyelidiki tabrakan beruntun melibatkan enam kendaraan di Jalan Raya Bandung, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Jumat (28/6/2019) pagi. Kecelakaan itu gegara satu mobil yang melaju berlawanan arah.

Dugaan sementara, tabrakan beruntun yang melibatkan enam kendaraan itu akibat sopir Toyota Calya nopol D 1135 AEF tak konsentrasi saat membawa mobil. "Kita masih periksa saksi di lokasi kejadian termasuk sopir Calya berinisial IS. Kalau informasi sementara, IS mengaku malaweung (melamun) tidak fokus. Ditambah posisi di lokasi sekitar pukul 05.30 WIB masih gelap," kata Kanit Laka Polres Cianjur Ipda Iwan Hendi melalui sambungan telepon.

Baca juga: Mobil Lawan Arah Sebabkan 6 Kendaraan Tabrakan di Cianjur

Saat kejadian, Calya yang dikemudikan lelaki tersebut melaju dari arah Bandung menuju Cianjur, saat menempuh jalan lurus sedikit menurun kendaraan IS oleng ke kanan masuk ke jalur berlawanan dengan kendaraan di depannya.

"Arus lalu lintas di arah berlawanan ada antrean karena jam segitu bertepatan dengan jam masuk karyawan pabrik. Mobil Calya menabrak bagian belakang Toyota Avanza yang dikemudikan Teguh Putra Hidayat," tutur Iwan menceritakan kronologi kecelakaan.

Setelah menabrak bagian belakang Avanza, mobil dikendarai IS terus melaju. Sehingga Avanza terdorong lalu menabrak empat motor yang berada di belakangnya.

"Situasi pagi itu banyak karyawan pabrik banyak menggunakan motor, ada empat motor yang tertabrak. Ada tiga orang yang mengalami luka ringan dan mendapat penanganan medis di Puskesmas terdekat," ujar Iwan.

Hingga kini polisi masih mendalami insiden tabrakan beruntun tersebut. Soal kemungkinan lain menjadi pemicu kecelakaan, Iwan mengatakan, kepolisian tengah menyelidiki.

"Kalau penggunaan narkoba, enggak ada. Pengakuan pengendara Calya, dia membawa kendaraan dengan kecepatan antara 40 sampai 50 kilometer per jam. Katanya hanya enggak fokus," ujar Iwan

Memelihara iman dan taqwa

Sebagai manusia, Allah menciptakan dengan tujuan untuk beribadah kepada Allah SWT sekaligus untuk diuji kelak untuk menentukan nasib hidup manusia selanjutnya di akhirat. Untuk bisa menjalankan tujuan tersebut tentu saja manusia wajib untuk memiliki iman dan taqwa agar ia mampu juga mau menjalankan segala perintah Allah dengan sebaik-baiknya. Jika itdak, tentu akan mendatangkan kemalasan untuk melaksanakan segala perintah Allah tersebut.


Tanpa adanya iman dan taqwa manusia tidak akan bisa menjalankan kehidupan dengan ridho dan petunjuk Allah SWT. Untuk itu, iman dan taqwa mampu menyelamatkan kita bukan hanya di dunia namun juga kelak di akhirat. Untuk itu, ia adalah pondasi kehidupan manusia.


Orang yang hidup tanpa iman dan taqwa ia seperti rumah tanpa pondasi dan akar yang kuat. Ia akan mudah rapuh, rapuk, dan bahkan tidak akan bisa melindungi orang yang menghuni rumah. Begitupun iman dan taqwa dalam diri manusia. Ia akan melindungi dari segala macam kesesatan, keterperukan, dan berbagai bencana lainnya dalam hidup manusia.


Untuk bisa meningkatkan iman dan taqwa ada berbagai cara dan jalan yang bisa dilakukan. Rukun ImanRukun Islam , dan Fungsi Agama tentunya menjadi landasannya.


Manusia adalah makhluk yang sering lalai dan tidak awas diri, untuk itu masalah iman dan taqwa pun juga bisa menurun tanpa mengenal waktu. Berikut adalah 20 cara agar manusia dapat meningkatkan iman dan taqwanya dalam kehidupan.


Memperbaiki Shalat


Untuk bisa meningkatkan iman dan taqwa salah satu caranya adalah dengan memperbaiki shalat. Shalat saja tidak cukup, melainkan membutuhkan shalat khusuk dan berkualitas. Itulah shalat yang mencerminkan keimanan dan ketaqwaan.


Hal mengenai shalat juga disampaikan dalam ayat sebagai berikut, “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”  (QS Al Ankabut : 45)


Selain shalat wajib juga bisa melaksanakan shalat sunnnah seperti : Shalat Taubat Shalat Lailatul Qadar, Shalat Malam Sebelum Tidur , dsb.


Mentadaburi Al-Quran


Darimana kita bisa meyakini dan memiliki ketaqwaan kepada Allah? Tentu saja sumbernya adalah Al-Quran yang memberikan kita petunjuk. Untuk itu dalam meningkat iman dan taqwa membaca sumbernya adalah jalan yang tepat. Dengan membaca Al-Quran bukan berarti membaca teksnya, melainkan mentadaburi isinya, dan menjadikannya Fungsi Al-Quran dalam Kehidupan Sehari-hari serta Fungsi Al-quran Bagi Umat Manusia.


Hal ini sebagaimana Allah sampaikan dalam Surat Yunus ayat 37, “Tidaklah mungkin Al Quran ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (Al Quran itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam.”.


Untuk itu, tadabur Al-Quran adalah sesuatu yang wajib dilakukan dan ketika sudah mempelajarinya maka akan muncul keyakinan dan tidak ada keraguan sedikitpun.


Berkumpul dengan Orang Shaleh


Salah satu Cara Meningkatkan Iman dan Taqwa yaitu bercengkrama dengan orang saleh. Orang shaleh memupuk iman, sedangkan bersamanya maka kita akan termotivasi dan semangat menjalankan segala perintah-perintah Allah. Manusia makhluk sosial, membutuhkan teman dan pendampingan agar hidupnya berwarna dan terdapat dorongan yang berasal dari luar.


Carilah orang-orang yang shaleh. Bentuklah interaksi bersamanya dan biarkan kita bersosialisasi dan saling mengingatkan kebaikan dengan mereka untuk membantu kita tetap dalam keimanan kepada Allah SWT.


Membaca Buku-Buku Islam


Salah satu sumber keimanan adalah ilmu yang kita miliki. Adanya kebermanfaatan ilmu membuat iman dan taqwa kita semakin bertambah. Salah satunya dengan membaca buku-buku islam yang diwariskan ulama atau orang berilmu secara benar lainnya. Ilmu Tasawuf ModernIlmu Tauhid Islam, dan Ilmu Kalam dalam Islam  bisa juga dipelajari karena sebagai bagian dari ilmu yang membentuk pondasi keimanan.


YD1JNI

Rabu, 26 Juni 2019

Dari mana datangnya iman

27 Juni 2019

Dari Mana Datangnya Iman?






Mana yang hadir lebih dulu pada diri seseorang, iman atau agama?

Sebenarnya, orang beragama dulu atau beriman dulu?

Apakah dengan adanya dakwah agama lalu secara otomatis orang akan beriman atau mungkinkah seseorang beriman sebelum datangnya dakwah agama?

Agama itu kan ajaran, doktrin yang tak dapat diubah-ubah, yang orang memahaminya secara kognitif dengan akal fikirannya.

Sedangkan iman adalah keyakinan, komitmen dan harapan yang tumbuh begitu saja di dalam diri seseorang sebagai buah dari kesadarannya terhadap keberadaan Sang Supernatural yang hadir di balik semua peristiwa yang natural.

Agama dihadirkan oleh Yang Maha Kuasa lepas dari ada atau tidak adanya orang yang mau menerima agama itu.

Begitu juga iman tumbuh di dalam diri seseorang terlepas dari apakah di lingkungan orang itu sudah ada agama atau belum.

Agama adalah formalitas, sedangkan iman adalah spontanitas.

Agama muncul dalam bentuk ajaran dan aturan-aturan yang sudah jadi, yang dianggap sudah benar secara final.

Sedangkan iman adalah proses dinamis dalam mencari kebenaran karena adanya kerinduan terhadap kesejatian dan keabadian.

Penulis yakin, agama berasal dari Tuhan dan iman pun berasal dari Tuhan juga.

Kalau begitu, dakwah itu yang penting menyorong-nyorongkan agama untuk dimengerti atau mengajak orang untuk bersama-sama mengalami perjalanan ruhaniahnya?

Para ustadz melakukan yang pertama, sedangan beberapa trainerspiritual dengan lembaga trainingnya melakukan yang kedua.

Meskipun agama sudah disorong-sorongkan oleh para ustadz tapi kalau tingkat kesadaran orang belum dapat memahaminya atau agama yang disorongkan itu memang tidak sesuai dengan kesadaran orang yang menerimanya, maka agama itu tidak akan berarti apa-apa bagi orang itu.

Sebaliknya orang yang sudah tumbuh kesadaran imannya akan mencari dan mengejar-ngejar agama karena menyadari agama itu adalah jalan mudah yang diperlukannya untuk mencapai kebenaran sejati.

Maka semestinya dakwah bermula dari mengusik dan membangkitkan kesadaran iman lebih dulu sebelum ‘mengajarkan’ doktrin-doktrin agama yang rumit.

Itu sebabnya ada beda antara dakwah dengan tarbiyah, antara memotivasi dengan menggurui.

Bandung YD1JNI.

Iman jadi dasar persatuan

Bandung, 27 Juni 2019

Landasan dan Langkah Mewujudkan Persatuan

Persatuan kaum muslimin di atas al haq dan larangan berpecah-belah, merupakan prinsip yang agung dalam agama Islam. Namun layak disesalkan, kenyataan yang nampak di kalangan kaum muslimin berbeda dengan ajaran agama yang suci ini. Maka di sini, kami sampaikan sebagian keterangan agama mengenai masalah besar ini. Semoga bermanfaat untuk kita.

Allah Ta’ala berfirman,

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang  yang bersaudara”. (QS Ali Imran:103)

Ibnu Jarir Ath Thabari berkata tentang tafsir ayat ini: Allah Ta’ala menghendaki dengan ayat ini, Dan berpeganglah kamu semuanya kepada agama Allah yang telah Dia perintahkan, dan (berpeganglah kamu semuanya) kepada janjiNya yang Dia (Allah) telah mengadakan perjanjian atas  kamu di dalam kitabNya, yang berupa persatuan dan kesepakatan di atas kalimat yang haq dan berserah diri terhadap perintah Allah. [Jami’ul Bayan 4/30.]

Al Hafidz Ibnu Katsir rahimahullah berkata,“Dia (Allah) memerintahkan mereka (umat Islam) untuk berjama’ah dan melarang perpecahan. Dan telah datang banyak hadits, yang (berisi) larangan perpecahan dan perintah persatuan. Mereka dijamin terjaga dari kesalahan manakala mereka bersepakat, sebagaimana tersebut banyak hadits tentang hal itu juga. Dikhawatirkan terjadi perpecahan dan perselisihan atas mereka. Namun hal itu telah terjadi pada umat ini, sehingga mereka berpecah menjadi 73 firqah. Diantaranya  terdapat satu firqah najiyah (yang selamat) menuju surga dan selamat dari siksa neraka. Mereka ialah orang-orang yang berada di atas apa-apa yang ada pada diri Nabi n dan para sahabat beliau.” [Tafsir Al Qur’anil ‘Azhim, surat Ali Imran:103.]

Al Qurthubi berkata tentang tafsir ayat ini,“Sesungguhnya Allah Ta’ala memerintahkan persatuan dan melarang dari perpecahan. Karena sesungguhnya perpecahan merupakan kebinasaan dan al jama’ah (persatuan) merupakan keselamatan.” [Al Jami’ Li Ahkamil Qur’an 4/159.]

Al Qurthubi juga mengatakan,“Maka Allah Ta’ala mewajibkan kita berpegang kepada kitabNya dan Sunnah Nab-iNya, serta -ketika berselisih- kembali kepada keduanya. Dan memerintahkan kita bersatu di atas landasan Al Kitab dan As Sunnah, baik dalam keyakinan dan perbuatan. Hal itu merupakan sebab persatuan kalimat dan tersusunnya perpecahan (menjadi persatuan), yang dengannya mashlahat-mashlahat dunia dan agama menjadi sempurna, dan selamat dari perselisihan. Dan Allah memerintahkan persatuan dan melarang dari perpecahan yang telah terjadi pada kedua ahli kitab”. (Al-Jami’ Li Ahkamil Qur’an 4/164)

Beliau juga mengatakan,“Boleh juga maknanya, janganlah kamu berpecah-belah karena mengikuti hawa nafsu dan tujuan-tujuan yang bermacam-macam. Jadilah kamu saudara-saudara di dalam agama Allah, sehingga hal itu menghalangi dari (sikap) saling memutuskan dan membelakangi.” (Al Jami’ Li Ahkamil Qur’an 4/159).

Asy Syaukani berkata tentang tafsir ayat ini,“Allah memerintahkan mereka bersatu di atas landasan agama Islam, atau kepada Al Qur’an. Dan melarang mereka dari perpecahan yang muncul akibat perselisihan di dalam agama.” (Fahul Qadir 1/367).

Dari penjelasan para ulama di atas, dapat diambil beberapa perkara penting berkaitan dengan masalah persatuan.

Pertama. Perkataan Imam Ath Thabari: “Berpeganglah kamu kepada janjiNya, yang Dia (Allah) telah mengadakan perjanjian atas kamu di dalam kitabNya, yang berupa persatuan dan kesepakatan di atas kalimat yang haq dan berserah diri terhadap perintah Allah”, menunjukkan kaidah dan landasan penting tentang persatuan yang benar. Yaitu: persatuan di atas kalimat yang haq dan berserah diri terhadap perintah Allah. Kalimat yang haq, sering diistilahkan untuk kalimat la ilaha illa Allah, termasuk Muhammad Rasulullah. Dengan demikian, asas persatuan ialah tauhid dan Sunnah. Tidak ada persatuan tanpa tauhid dan Sunnah Rasulullah n . Persatuan yang dibangun tidak berdasarkan tauhid, merupakan model persatuan orang-orang musyrik. Dan persatuan yang tidak di atas Sunnah, merupakan persatuan ahli bid’ah. Bukan Ahlus Sunnah!

Kedua. Penjelasan Ibnu Katsir rahimahullah yang menghubungkan ayat di atas -yang memerintahkan persatuan- dengan hadits firqah najiyah -menunjukkan- bahwa persatuan yang haq, ialah dengan mengikuti apa-apa yang ada pada Nabi n dan para sahabat beliau. Membangun persatuan, yaitu dengan mengikuti Al Kitab dan As Sunnah berdasarkan pemahaman para sahabat, kemudian menolak bid’ah. Karena seluruh bid’ah merupakan kesesatan. Bid’ah adalah perkara baru dalam agama, yang tidak ada pada zaman Rasulullah n dan para sahabatnya.

Ketiga. Perkataan Al Qurhubi rahimahullah menjadi jelas bagi kita, bahwa langkah menuju persatuan yaitu dengan berpegang kepada kitab Allah dan Sunnah NabiNya, baik dalam keyakinan maupun perbuatan. Dan jika terjadi perselisihan, maka dikembalikan kepada keduanya.

Keempat. Demikian juga penjelasan Asy Syaukani. Bahwa persatuan, ialah dengan berpegang kepada agama Allah; dengan berpegang kepada Al Qur’an.

Allah Ta’ala juga berfirman,

وَأَنَّ هذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَ تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَالِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa”. (QS Al An’am:153).

Syaikh Abu Bakar Jabir Al Jazairi berkata,“Ayat ini memuat perintah agar konsisten terhadap agama Islam, dalam masalah aqidah, ibadah, hukum, akhlaq, dan adab. Ayat ini juga memuat larangan mengikuti selain Islam, yaitu seluruh agama-agama dan sekte-sekte, yang Allah istilahkan dengan ‘jalan-jalan’ (Aisarut Tafasir).

Menjelaskan firman Allah: dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain); Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di berkata,”Yaitu jalan-jalan yang menyelisihi jalan ini.” (Firman Allah: karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalanNya), yaitu akan menyesatkan dan mencerai-beraikan kamu darinya. Maka jika kamu telah sesat dari jalan yang lurus, maka di sana tidak ada lagi, kecuali jalan-jalan yang akan menghantarkan menuju neraka jahim.” (Taisir Karimir Rahman).

Kemudian dari ayat di atas dapat diambil petunjuk, bahwa diantara langkah menuju dan menjaga persatuan ialah dengan menetapi agama Islam sampai mati, dan berlepas diri dari selainnya, yang berupa: madzhab-madzhab, agama-agama, dan jalan-jalan selain Islam.

YD1JNI.

Truk Terguling di Cicalengka, Setengah Badan Sopir Terjepit


Redaksi Oleh : Indra Kurniawan
Foto Oleh : SAR Bandung


BANDUNG - Proses evakuasi truk yang terguling di ruas jalan Warunghalang, Cicalengka, Kabupaten Bandung, berjalan dramatis, Rabu (26/6/2019) sore. 


Dituturkan Humas Kantor SAR Bandung, Joshua Banjarnahor, bagian depan kendaraan nahas tersebut ringsek hingga ke bagian dalam. 

Dengan kondisi tersebut, sopir yang diketahui bernama Iyus ditemukan dengan posisi terjepit pada bagian dada hingga kaki.

"Kita evakuasi tubuh bagian dada sampai lutut berhasil, yang paling lama itu saat mengevakuasi kaki bagian kanan. Karena kaki bagian kananya itu masuk ke bagian pedal, kelingking dan jari-jari lainnya menekan ke dalam, jadi bila terkena gerakan sedikit aja dia langsung merintih kesakitan," urai Joshua saat on air di PRFM, Rabu (26/6/2019).

Ia melanjutkan, tim yang terjun di lapangan harus menggunakan peralatan khusus. Sekira satu jam, tim evakuasi akhirnya berhasil mengeluarkan sopir tanpa luka tambahan.

"Kita sangat pelan-pelan menggunakan alat-alat khusus. Kita evakuasi secara perlahan, akhirnya berhasil Pukul 17.30 WIB. Iyus keluar dengan selamat, kita bawa ke RS Cicalengka," imbuhnya.

Kecelakaan tunggal yang terjadi pada pukul 16.30 WIB itu bermula ketika truk yang dikendarai Iyus bersama istrinya bernama Eti (42) tersebut mencoba menghindari kendaraan di depannya. 

Namun, Iyus memilih untuk menabrakkan kendaraanya ke arah pepohonan sebelum akhirnya terguling. Kedua warga Sumedang ini melaju dari arah Garut menuju Bandung. 

"Truk bermuatan pasir dan tanah. Istrinya hanya terbentur dan langsung kita bawa ke klinik," pungkas Joshua. 

Selasa, 25 Juni 2019

Sabrina Chairunnisa Tak Pernah Paksa Deddy Corbuzier Peluk Islam


Foto: Dok. Instagram/sabrinachairunnisa_

Jakarta Sabrina Chairunnisa akhirnya berbincang dengan kekasihnya, Deddy Corbuzier, yang telah menjadi mualaf. Ia mencurahkan perasaannya yang diserang netizen usai Deddy memeluk Islam.

"Hari ini aku mumpung sesuai untuk dibahas karena memang jadi perbincangan dan saya pun kena nih saya datangkan narasumbernya langsung," bukanya dalam channel YouTube, saat dikutip detikHOT.

Sabrina menyambut baik keputusan Deddy Corbuzier menjadi mualaf. Menurutnya, hal itu bagus. Namun, ia tak menyangka diserbu warganet karena dianggap bercitra buruk.

"Kamu kan sudah mualaf nih. Kamu mualaf kan sebenarnya baiklah, bagus. Kan negara +62 siapa yang itu, siapa yang kena dan aku salah satunya yang paling kena. Adalah satunya yang paling bikin aku diserang paling mantap di DM gara-gara anda orang sampai menjual agama atau apalah," ujarnya.

Baca juga: Ternyata Deddy Corbuzier Sempat Mau Diislamkan Almarhum Uje

Dibilang seperti itu, Sabrina Chairunnisa cuma bisa elus dada. Meskipun, ia juga mengaku agak takut membaca komentar negatif para netizen.

"Aku langsung kek memang gue perempuan kayak apa ya. Gara-gara nikah pindah agama. Gue takut," tuturnya.

Di sisi lain, Sabrina juga menegaskan Deddy Corbuzier memeluk Islam bukan karena dirinya atau mau menikah. Sebab, ia tahu karakter Deddy yang cerdas dan kuat.

"Kalau aku ngelihatnya kan tahu ya dia, Mas Deddy tuh orang banyak bilang cerdas, kedua dia ini karakternya kuat banget, lo pikir orang kayak gue bisa maksa-maksa gitu kebayang nggak yang kamu pindah dong muslim, menurut L? Kalau orang pintar pasti tahu ini dari hati kamu, hidayah langsung turun dari Allah," katanya.

Deddy Corbuzier menjadi mualaf pada 21 Juni di Yogyakarta. Dia mengucap syahadat dipimpin oleh guru spiritualnya, Gus Miftah.

Pemerhati Pendidikan Nilai Jalur Perpindahan Ortu Anak Ridwan Kamil Salahi Aturan


Foto: Mukhlis Dinillah

Bandung - Pemerhati pendidikan dari Kalyamandira Ben Satriana menilai jalur perpindahan orang tua yang dipakai Gubernur Jabar Ridwan Kamil mendaftarkan anaknya ke SMA 3 dan SMA 5 Bandung menyalahi Permendikbud Nomor 51 Tahun 2018 mengenai PPDB.

Menurutnya ada perbedaan tafsir antara Permendikbud Nomor 51 Tahun 2018 dengan Pergub Nomor 16 Tahun 2019 tentang PPDB. Dalam Permendikbud jelas diatur bahwa jalur perpindahan orang tua hanya diperbolehkan bagi pendaftar dari luar zona sekolah.

Tapi, kata dia, dalam Pergub PPDB di Jabar terjadi inkonsistensi. Dalam isinya memperbolehkan jalur perpindahan orang tua bagi pendaftar lintas kecamatan di Kota Bandung, seperti halnya yang digunakan putri Ridwan Kamil.

"Dalam Permendikbud jalur perpindahan ortu harusnya buat zonasi luar bandung, namun dalam pergub ada ketentuan diubah dalam perpindahan orang tua ini, jadi membolehkan zonasi dengan kecamatan, antar kecamatan artinya tidak konsisten. Seperti Emil, mencoba menggunakan jalur itu," kata Ben saat dihubungi, Selasa (26/6/2019).

Baca juga: Muncul Surat Kaleng yang Protes Putri Ridwan Kamil Daftar ke SMA Favorit

Dalam Permindikbud 51 Tahun 2018 pasal 22 ayat 1 dijelaskan jalur perpindahan tugas orang tua/wali ditujukan bagi calon peserta didik yang berdomisili di luar zonasi sekolah yang bersangkutan.

Ayat selanjutnya menerangkan bahwa perpindahan tugas orang tua harus disertai dengan surat penugasan dari instansi, lembaga, kantor, atau perusahaan yang mempekerjakan.

Ben mengakui ketentuan perpindahan orang tua dalam Permendikbud sangat masuk akal. Mengingat, dalam aturan PPDB, jangka waktu perpindahan orang tua itu minimal enam bulan sebelum mengikuti jalur zonasi.

"Menurut saya logis membolehkan lintas zonasi pake jalur perpindahan orang tua. Emil juga gak pake KK tapi surat keterangan RW. Tapi buat kami, agak merugikan orang tua lain, tidak fair," ungkap dia.

Baca juga: Surat Kaleng Protes Putrinya Daftar SMA 3, Ridwan Kamil: Jangan Zalimi Anak Saya

Ia menyarankan orang nomor satu di Jabar itu menyekolahkan putrinya menggunakan jalur zonasi. Ada beberapa sekolah negeri yang bisa dipilih putrinya seperti SMAN 6 dan 4 Bandung.

"Harusnya ikut zonasi biasa aja. Kalau mau konsisten, pilih sekolah terdekat ada SMA 4 dan 6," tutur dia.

Disinggung mengenai alasan Emil mendaftar SMAN 3 Bandung karena keinginan putrinya, Ben menganggapnya hal lumrah. Namun Emil juga harus memikirkan orang tua lainnya yang ingin anaknya bersekolah di SMA berlabel favorit tersebut.

"Kalau bicara seperti itu, semua orang tua lain punya masalah yang sama. Tapi orang tua lain tidak bisa dapat privilege seperti itu, saya pikir untuk pindah kerja dengan kecamatan itu sangat sedikit," ujar Ben.

Seperti diberitakan sebelumnya ramai surat kaleng yang mengatasnamakan sebagai salahseorang orang tua murid. Ia memprotes langkah Ridwan Kamil dan istrinya Atalia mendaftarkan anak bungsunya ke SMA 3 dan 5 Bandung. Ia menilai hal itu malah makin memperkuat imej mengenai sekolah favorit yang ingin dihapuskan oleh pemerintah.

Sementara itu Ridwan Kamil menyatakan pendaftaran anaknya ke SMA 3 dan 5 Bandung tidak menyalahi aturan.

"Saya adalah orang yang taat aturan. Orang seperti saya banyak yang ghibah, fitnah biasa. Pertanyaannya apa aturan yang dilanggar? Kalau tidak ada, jangan menzalimi anaknya. Karena anaknya itu datang sesuai aturan.

YD1JNI

Jumat, 21 Juni 2019

Deddy Corbuzier Ikut Magrib Berjamaah, Gerakan Sholat dan Wudhu Dipuji


Deddy Corbuzier (foto : Dream.co.id/Nur Ulfa)


Deddy sholat berjamaah bersama tamu dan Gus Miftah.

Dream - Usai membacakan dua kalimat syahadat di Pondok Pesantren milik Gus Miftah di Yogyakarta, Deddy Cobuzier kembali ke Jakarta. Di ibukota, Deddy langsung menyambangi rumah Ketua Umum non-aktif, KH Maruf Amin.

Saat tiba di kediaman sang kyia, Deddy langsung disambut Ustaz Yusuf Mansyur.

Tiba di saat waktu magrih telah tiba, Deddy yang dipersilahkan masuk ke kediaman Maruf Amin langsung diajak menjalani sholat berjamaah bersama tamu yang hadir.

Berdiri disamping sahabat yang membimbingnya masuk Islam, Gus Miftah, Deddy mengikuti sholat magrib berjamaah yang diimami KH Maruf Amin.


Foto : Nur Ulfa/Dream


Usai menjalani Sholat berjamaah, Yusuf Mansyur mengapresiasi Deddy yang sudah mengetahui gerakan sholat dan wudhu.

" Wudhu gampang tinggal ikutin saja. Sudah belajar (Islam) 8 bulan (Deddy)," kata Yusuf Mansur.

Serupa dengan Yusuf Mansyur, Gus Miftah juga memuji Deddy yang sudah mengetahui tata urutan wudhu yang benar.

" Alhamdulillah, wudhu berjalan lancar," ujar Gus Miftah.

Ternyata kekasih Deddy Sabrina Khairunissa juga turut hadir dalam acara pertemuan Deddy dan KH. Maruf Amin, Sabrina juga ikut sholat berjamaah.


Video Detik-Detik Deddy Corbuzier Ucap Syahadat Dibimbing Gus Miftah

Dream Deddy Corbuzier dikabarkan telah resmi menjadi mulaf. Ayah satu anak itu mengucapkan kalimat syahadat dibimbing oleh pemuka agama sekaligus sahabat Deddy, Gus Miftah.

Prosesi pengucapan syahadat Deddy Corbuzier diselenggarakan di Pondok Pesantren Ora Aji milik Gus Miftah di Tundan, Purwomartani, Kalasan Sleman Yogyakarta.

Dalam potongan video yang diunggah akun @ponpesoraji, Deddy duduk di depan Gus Miftah yang hadir dengan mengenakan peci hitam dan pakaian berwarna biru. Sementara Deddy tetap dengan busana khasnya yaitu pakaian serba hitam lengkap dengan kacamata hitam.

Dari video tersebut, ayah dari Azkanio Nikola Corbuzier dibimbang mengucapkan syahadat per kata mengikuti ucapan dari Gus Miftah.

" Assyhadualla ilaha illallah. Waassyahduanna muhammadarrasulullah. Saya bersaksi dengan sebenar-benarnya bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah. Dan saya bersaksi sebenar-benarnya bahwa Muhammad adalah utusan Allah," ucap Deddy Corbuzier mengikuti bimbingan Gus Miftah dikutip Dream dari akun tersebut, Jumat, 21 Juni 2019.

Setelah itu, Gus Miftah langsung mengucapkan syukur " Alhamdulillah. Jemaah yang ikut menyaksikan pun menyambut dengan takbir.

" Takbir, takbir Allahhuakbar, Allahuakbar," kata Jemaah bergemuruh.

Video itupun langsung disambut dengan komentar selamat dan doa dari warganet. 

" Alhamdulillah, semoga istiqamah...," tulis akun @jonidwibowo.

" Masya Allah,,,semoga istoqomah om @mastercorbuzier," kata akun@delisachantique.

" terharuuuy," tulis akun @iniendah20.

3 dari 6 halaman


YD1JNI

Hari Ini Akan Jadi Mualaf, Ini Kisah Pertemuan Deddy Corbuzier dan Gus Miftah Sang Guru Spiritual


Gus Miftah bercerita tentang berbagai topik, termasuk rencana Deddy Corbuzier masuk Islam jadi mualaf, Senin (17/6/2019


 - Kabar Deddy Corbuzier, akan segera menjadi mualaf santer tersebar.


Adalah Gus Miftah, sosok yang disebut akan mendampingi Deddy Corbuzier mengucap dua kalimat syahadat pada Jumat 21 Juni 2019 hari ini di Jogjakarta.

Deddy dikabarkan akan memeluk agama Islam selepas salat Jumat di Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Yogyakarta.

“Insya Allah, doain saja mudah-mudahan nggak ada perubahan,” kata Gus Miftah saat dihubungi wartawan, Rabu (19/6/2019).

Siapakah Gus Miftah?

Baca: Gus Miftah Beberkan Alasan Pilih Tanggal 21 Juni Terkait Kabar Deddy Corbuzier Mualaf

Nama Gus Miftah diketahui makin ngetren di pelbagai kalangan, baik di pedesaan, perkotaan bahkan di luar negeri.

Gus Miftah bernama lengkap Miftah Maulana Habiburrahman adalah kiai muda dan pemimpin pondok pesantren Ora Aji di Sleman, Yogyakarta.

Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji, Kalasan, Kabupaten Sleman,Yogyakarta Kiai Miftah Maulana Habiburrahman atau yang akrab disapa Gus Miftah. Senin. (17/06/2019)

Ulama muda NU itu dikenal sebagai pendakwah di dunia malam mulai kelas bawah hingga atas, akrab dengan kaum marginal dan sering tampil serta membaur bersama orang orang di kafe.

Semua dalam rangka dakwah.

Dia pun kini kondang di kalangan pesantren maupun di luar ponpes.

YD1JNI