KEUTAMAAN MENGUCAPKAN SALAM KEPADA SETIAP MUSLIM YANG DIKENAL MAUPUN TIDAK DIKENAL

عن عبد الله بن عمرو رضي الله عنهما  :  أن رجلا سأل النبي صلى الله عليه وسلم    أي الإسلام خير? Ulasan: تُطْعِمُ الطَّعَامَ ، وَتَقْرَأُ السَّلاَمَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ

Dari 'Abdullah bin' Amr bin al-'Ash Radhiyallahu anhuma apa yang dikatakan kepada Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam, Apakah (amal dalam) Islam yang paling baik? Maka Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "(Yaitu) kamu memberi makan (orang yang membutuhkan) dan meminta salam untuk orang (Muslim) yang kamu kenal juga kamu kamu kenal" [1] .

Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan yang menggantikan salam bagi setiap Muslim yang dikenal juga tidak dikenal, karena ini termasuk amal yang paling utama dalam Islam dan sebab besar untuk masuk Surga, dengan taufik dari Allâh Subhanahu wa Ta'ala.

Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

لا تدخلون الجنة حتى تؤمنوا ولا تؤمنون حتى تحابوا أفلا أدلكم على شيء إذا فعلتموه تحاببتم أفشوا السلام بينكم

Kalian tidak akan masuk Surga sampai kalian beriman (dan benar) dan kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencintai (karena Allâh Azza wa Jalla). Maukah kalian menunjukkan amal yang jika kalian kerjakan maka kalian akan saling mencintai? Sebarkan salam di antara kamu ” [2] .

Imam an-Nawawi rahimahullah berkata, “Dalam hadits ini adalah sebuah motivasi besar untuk disetujui dan membahas salam untuk semua kaum Muslimin, yang kita kenal juga tidak” [3] .

Beberapa Mutiara Faidah Yang Dapat Kita Petik Dari Hadits Ini:

  • Makna yang terkandung dalam hadits ini adalah “Janganlah kamu mengkhususkan ucapan salam kepada orang tertentu karena kesombongan atau berpura-pura menampakkan kebaikan, tapi ucapkanlah salam dalam rangka mengagungkan syi’ar-syi’ar (lambang kemuliaan dan kebesaran) Islam dan mempertimbangkan persaudaraan sesama Muslim[4].
  • Mengkhususkan pengucapan salam hanya kepada orang yang dikenal adalah perbuatan buruk dan termasuk tanda-tanda datangnya hari Kiamat. Dari ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya termasuk tanda-tanda hari Kiamat adalah jika salam diucapkan (hanya) kepada orang yang dikenal”. Dalam riwayat lain, “…seorang muslim mengucapkan salam kepada muslim lainnya, tidak lain karena dia mengenalnya[5].
  • Mengucapkan salam kepada orang Muslim yang dikenal dan tidak dikenal menunjukkan keikhlasan karena Allâh Subhanahu wa Ta’ala semata, sikap merendahkan diri dan sekaligus menyebarkan salam yang merupakan syi’ar Islam[6].
  • Yang dimaksud dengan mengucapkan salam kepada orang yang dikenal dan tidak dikenal dalam hadits ini adalah khusus hanya bagi orang-orang Muslim, berdasarkan penjelasan dari hadits-hadits shahih lainnya[7].
  • Dalam hadits ini juga terdapat keutamaan besar memberi makan kepada orang yang membutuhkannya, terutama orang-orang miskin, dengan niat ikhlas karena mengharapkan wajah Allâh Subhanahu wa Ta’ala semata-mata. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا ﴿٨﴾ إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا

Dan mereka (orang-orang yang bertakwa) selalu memberikan makanan yang mereka sukai kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. (Dan mereka berkata): Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan wajah Allâh, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih” [Al-Insȃn/76:8-9]