Jumat, 21 Desember 2018

7 Tanda Nyata Orang Sombong yang Sering Gak Disadari

7 Tanda Nyata Orang Sombong yang Sering Gak Disadari

Kamu termasuk gak?


Sombong memang salah satu sikap manusia. Sikap jelek satu ini tentu bikin jengah dan kesal. Bagaimana tidak, kita pasti bakal merasa sebel ketika ada teman atau kerabat yang pamer secara berlebihan. Tapi kamu wajib waspada karena virus sombong ini bisa menyerang siapa saja.

Coba cek dulu 7 tanda di bawah ini, jika kamu melakukannya berarti tanpa sadar kamu sudah bersikap sombong kepada orang lain. Apa saja ya kira-kira?

1. Apapun topik pembicaraannya, kamu selalu berakhir membicarakan diri sendiri.

Ini salah satu cara mengidentifikasi virus sombong. Biasanya orang yang sombong lebih cenderung suka membicarakan mengenai dirinya sendiri. Parahnya lagi, apapun topik pembicaraan yang sedang dibicarakan dengan orang lain bakal berbelok ke diri sendiri.

Misalnya nih, kamu dan teman-teman sedang membicarakan mengenai pertandingan bola di Manchester. Lalu tiba-tiba kamu bilang "Eh iya aku punya sodara lho yang ada di sana." atau "Ah, Manchester gak enak panas banget, aku pernah ke sana summer tahun lalu." Informasi yang sebenarnya gak penting ini bikin orang lain jengah karena secara gak langsung kamu sudah sesumbar.

2. Orang lain wajib tahu orang-orang penting yang ada di dalam pergaulanmu.

Mungkin kamu memang gak pamer kelebihan atau harta yang kamu miliki, tapi kamu gemar bercerita tentang orang-orang penting yang ada di lingkup pergaulan. Misalnya saja gak ada angin gak ada hujan kamu tiba-tiba berkata, "Eh tanteku kerja di DPR lho." atau "Kemaren saudaraku kepilih jadi wakil Indonesia di ajang bla bla bla.".

Sikap ini juga jadi tanda kalo kamu suka bercerita mengenai kelebihan orang-orang di sekitarmu. It's okay kalau kamu gak melakukannya terlalu sering, tapi kalau terus-terusan dijamin orang di sekitarmu bakal bosan.

3. Kamu mengeluh sih, tapi mengeluh sembari pamer.

Pamer yang dibungkus dengan keluhan mungkin tanpa disadari sering dilakukan oleh banyak orang. Kamu mungkin memang sedang mengeluh karena ada hal yang gak sesuai dengan maumu, tapi jika kemudian kamu menambahinya dengan hal yang berlebihan tentu ini sama saja dengan pamer. Misalnya, "Aduh pacarku nih ngapain sih tiba-tiba ke sini sambil bawain bunga, kan aku gak minta. Kesel deh!" Honestly, lebih kesel lagi temenmu yang dengerin sih.

4. Kamu gak respek dengan cerita atau pencapaian orang lain karena merasa cerita hidupmu lebih menarik.

Ini juga salah satu ciri kalo kamu sombong. Kamu merasa cerita yang disampaikan orang lain itu gak menarik karena kamu punya cerita yang lebih hebat. Mungkin kamu gak mengutarakannya, tapi kamu sudah merasa superior daripada temanmu dan ini bisa jadi tanda bibit kesombongan mulai tumbuh di dalam dirimu.

Baca juga : 7 Alasan Orang Ekstrovert Cenderung Jadi Orang Sukses

5. Kamu merasa bangga dengan pencapaian diri sendiri atau keluargamu dan orang lain wajib tahu.

Bangga tentu boleh saja, tapi gak perlu mewajibkan semua orang untuk tahu pencapaianmu dan pencapaian keluargamu. Lama-lama mereka bakal muak jika kamu selalu bercerita mengenai hebatnya pencapaianmu dan keluarga atau kerabatmu. Tentu saja temanmu bakal malas mendengarkan kepongahanmu.

6. Orang lain harus tahu setiap hal kecil yang kamu alami di hidupmu.

cinenews.be

Ceritakan segala sesuatu sesuai porsinya. Kamu gak harus kok menjabarkan segala detail kecil yang sudah terjadi di hidupmu. Tentu saja orang lain bakal merasa terganggu karena kamu memberikan informasi yang berlebihan. Gak heran kamu juga bakal dicap sombong karena sikapmu ini.

7. Kamu menyepelekan kemampuan orang lain.

tomatazos.com

Selain merasa superior, menyepelekan kemampuan orang lain juga salah satu bibit sombong. Tanpa sadar kamu sudah mengerdilkan orang lain karena merasa lebih baik dari mereka. Hati-hati karena hal ini juga membuatmu bakal dijauhi orang terdekatmu.

Jadi, ada berapa hal yang sering kamu lakukan tanpa sadar?

KESEIMBANGAN HIDUP DI DUNIA DAN AHIRAT

Hadist tentang keseimbangan hidup didunia dan akhirat

Hadits riwayat ibnu asakir dan anas

Lafal dan terjemah hadits

لَيْسَ بِخَيْرِ كُمْ مَنْ تَرَكَ دُنْيَاهُ لِاخِرَتِهِ وَلاَ اخِرَتَهُ لِدُنْيَاهُ حَتّى يُصِيْبُ مِنْهُمَاجَمِيْعًا

فَاِنَّ الدَّنْيَا بَلَاغٌ اِلَى اْلاخِرَةِ وَلَاتَكُوْنُوْا كَلًّ عَلَى النَّاسِ ( رواه ابن عسا كرعن انس )

Artinya:

“bukankah orang yang paling baik diantara kamu orang yang meninggalkan kepentingan dunia untuk mengejar akhirat atau meninggalkan akhirat untuk mengejar dunia sehingga dapat memadukan keduanya. Sesungguhnya kehidupan dunia mengantarkan kamu menuju kehidupan akhirat. Janganlah kamu menjadi beban orang lain”

.2.  Hadits riwayat muslim

.a.  Lafal dan terjemah hadits

اَلْمُؤْ مِنُ اْلقَوِيُّ خَيْرٌوَاَحَبُّ اِلَى اللهِ مِنَ اْلمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ وَفِى كُلٍّ خَيْرٌ

اِحْرِصْ عَلَى مَايَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِا للهِ وَلَاتَعْجِرْ ( رواه عن ابى هريرة )

Artinya:

“mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh allah dari pada mukmin yang lemah, sedangkan pada masing masing ada kebaikannya. Bersemangatlah kamu untuk mencapai sesuatu yang bermanfaat bagimu. Mohonlah pertolongan kepada allah dan janganlah kamu merasa tidak berdaya.”

.3.  Hadits riwayat bukhori

.a.  Lafal dan terjemah hadits

لَاءَنْ يَاءْخُذَ اَحَدُ كُمْ اَحْبَلاً فَيَأْ خُذَحُزْمَةً مِنْ حَطَبٍ فَيَبِيْعَ فَيَكُفَّ اللهُ بِهِ وَجْهَهُ

خَيْرٌ مِنْ اَنْ يَسْأَلَ النَّاسَ اُعْطِيَ اَمْ مُنِعَ (رواه البخارى عن الزبير بن العوام)

Artinya:

“sungguh jika salah seorang diantara kamu membawa seutas kayu bakar lalu kayu itu dijual sehingga allah mencukupkan kebutuhan hidupnya dengan hasil jualannya itu lebih baik dari pada meminta minta kepada orang lain, baik di beri maupun di tolak (tidak diberi)”

.4.  Hadits riwayat baihaqi

.a.  Lafal dan terjemah hadits

اِعْمَلْ لِدُ نْيَكَ كَاءَنَّكَ تَعِيْسُ اَبَدًا وَعْمَلْ لِآخِرَتِكَ كَاءَنَّكَ تَمُوْتُ غَدًا ( رواه البيهقى )

Artinya :

“bekerjalah untuk duniamu seakan akan kamu akan hidup selamnya dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan akan kamu akan mati besok.”

HADITS TENTANG KESEIMBANGAN HIDUP DI DUNIA DAN AKHIRAT

1.Q.S.Al-Baqarah ayat 201:

وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Artinya : Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di                      dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”.

2.Q.S.Al-Qashash ayat 77 :

وبتغ فيما اتىك الله الدارالأخرة ولاتنس نصيبك من الدنيا وأحسن كما أحسن الله إليك ولا تبغ الفسادفى الارض إن الله لايحب المفسدين
Artinya; “ Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri                          akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan                            berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan                  janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai                    orang-orang yang berbuat kerusakan.”

Surah Al Qashash 77 :وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ             الْمُفْسِدِينَ

Pada ayat ini Allah SWT menerangkan empat macam nasihat dan petunjuk yang ditujukan kepada Karun oleh kaumnya. Barangsiapa mengamalkan nasihat dan petunjuk itu akan memperoleh kesejahteraan di dunia dan di akhirat kelak.

Sabda Nabi Muhammad saw:
اعمل لدنياك كأنك تعيش أبدا واعمل لآخرتك كأنك تموت غداArtinya: Kerjakanlah (urusan) duniamu seakan-akan kamu akan hidup selama-lamanya. Don                            laksanakanlah amalan akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besok. (H.R. Ibnu Asakir)

5.

لَيْسَ بِخَيْرِ كُمْ مَنْ تَرَكَ دُنْيَاهُ لِاخِرَتِهِ وَلاَ اخِرَتَهُ لِدُنْيَاهُ حَتّى يُصِيْبُ مِنْهُمَاجَمِيْعًا

فَاِنَّ الدَّنْيَا بَلَاغٌ اِلَى اْلاخِرَةِ وَلَاتَكُوْنُوْا كَلًّ عَلَى النَّاسِ ( رواه ابن عسا كرعن انس )

Artinya : “Bukanlah orang yang terbaik di antara kamu adalah orang yang meninggalkan              kepentingan dunia untuk kepentingan akhirat, dan juga bukan orang yang    meninggalkan akhirat untuk kepentingak dunia. Maka yang terbaik dia antara kamu adalh orang yang mampu memadukan di antara keduanya. Sesungguhnya        kehidupan dunia mengantarkan kamu kepada kehidupan akhirat dan     janganlah      kamu menjadi beban orang lain.” (HR. Ibnu ‘Asakir dari Anas, dalam     kitab        tafsir Al-Kasysyaf jilid 4 hal. 1670)

اَلْمُؤْ مِنُ اْلقَوِيُّ خَيْرٌوَاَحَبُّ اِلَى اللهِ مِنَ اْلمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ وَفِى كُلٍّ خَيْ6. 6ر.ٌ

اِحْرِصْ عَلَى مَايَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِا للهِ وَلَاتَعْجِرْ ( رواه عن ابى هريرة )

Artinya : “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah, sedangkan pada masing masing ada kebaikannya. Bersmangatlah kamu untuk mencapai suatu yang bermanfaat bagimu. Mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu menjadi beban orang lain. (HR. Muslim dari Abu Hurairah No. 4816)

Kamis, 20 Desember 2018

Khutbah jum'at renungan tahun baru

Renungan Pergantian Tahun

 

Khutbah Pertama:

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَاهَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ﴾[آل عمران:102].

﴿يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَتَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا﴾[النساء:1].

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا﴾[الأحزاب:70-71].

أما بعد:

Kaum muslimin rahimakumullah,

Sesungguhnya seorang mukmin yang mendapatkan taufiq adalah seorang yang menjadikan perubahan kondisi-kondisi sebagai kesempatan untuk ingat, merenungkan, dan mengambil pelajaran. Maka iapun menghisab dirinya, ia memperbaiki kondisinya dan meluruskan arah perjalanannya. Maka binasanya hati seseorang tatkala lalai untuk menghisab dirinya dan serta mengikuti hawa nafsunya.

Sementara kita berpisah dari tahun dan menyambut tahun yang baru –semoga Allah menjadikannya sebagai tahun yang berkah dan kebahagaiaan bagi kita-, maka wajib bagi kita untuk menghisab diri kita, sebagaimana Khalifah Umar –semoga Allah meridhoinya- berkata :

حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا، وَزِنُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُوزَنُوا، فَإِنَّهُ أَهْوَنُ فِي الْحِسَابِ غَدًا أَنْ تُحَاسِبُوا أَنْفُسَكُمُ الْيَوْمَ

“Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab, timbanglah diri kalian sebelum (amal) kalian ditimbang, karena lebih ringan bagi kalian tatkala kalian dihisab kelak, jika kalian menghisab diri kalian sekarang.”

Seorang mukmin mengetahui bahwasanya kehidupan dunia ini diciptakan untuk diisi dengan ketaatan kepada Allah, mentauhidkanNya, dan untuk mewujudkan peribadatan kepadanya. Allah berfirman

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ (٥٦)

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyaat: 56).

Dari Ibnu Umar –semoga Allah meridoinya- ia berkata : “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang pundakku lalu berkata:

كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ السَّبِيْلِ

“Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau musafir yang numpang lewat”

Ibnu Umar berkata:

إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الصَّبَاحَ وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ

“Jika telah sore maka janganlah engkau menunggu pagi, dan jika telah pagi maka janganlah engkau menunggu sore, manfaatkanlah masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu, dan manfaatkan kehidupanmu sebelum tiba kematianmu.” (HR. Al-Bukhari).

Maka wajib bagi kita dengan bertambahnya umur bertambah pula ketaatan dan perbuatan kebajikan, hendaknya kita mengisi tahun-tahun untuk mendekatkan diri kepada sang Pencipta sedekat-dekatnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

خَيْرُكُمْ مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُه

“Sebaik-baik kalian adalah yang panjang umurnya dan baik amalannya” (HR Ahmad dan At-Tirmidzi dan ia berkata : “Hadits Hasan”, dan dishahihkan oleh Al-Hakim)

Diantara kezaliman yang sangat jelas serta kerugian yang nyata adalah Allah telah menganugerahi kepada anda usia lantas anda tenggelam dalam kemaksiatan dan tetap berada pada apa yang tidak diridhoi Allah. Allah berfirman:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. At-Taubah: 36).

Dan diantara kerugian yang besar adalah telah berlalu tahun dan telah datang tahun yang baru sementara seorang muslim menyiakan-nyiakannya, melalaikannya… Allah berfirman :

أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ

“Dan Apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan?” (QS. Faathir: 37).

Ibnu Abbas berkata:

أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ سِتِّيْنَ سَنَةً

“Bukankah Kami telah memanjangkan umurmu 60 tahun?”

Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَعْذَرَ اللهُ إِلَى الرَّجُلَ، أَخَّرَهُ إِلَى السِتِّيْنَ مِنْ عُمْرِهِ

“Allah memberi kesempatan kepada sang lelaki, Allah telah mengakhirkan umurnya hingga 60 tahun.”

Kemenangan hanyalah pada melakukan kebajikan dan bersegera malakukan amal sholeh. Allah berfirman:

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (١٣٣)

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali ‘Imran: 133).

Wahai saudaraku jadilah engkau berbekal dengan ketaatan kepada Penciptamu, berbahagialah dengan bertakwa kepada Robmu, niscaya engkau akan meraih keberuntungan yang besar, mendapatkan kebaikan yang banyak. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

“Manfaatkanlah 5 perkara sebelum 5 perkara, masa mudamu sebelum masa tuamu, kesehatanmu sebelum sakitmu, kecukupanmu sebelum engkau miskin, waktu luangmu sebelum kesibukanmu, kehidupanmu sebelum kematianmu.” (HR. Al-Haakim dan dishahihkan oleh Ibnu Hajar)

فَمَا بَعْدَ الدُّنْيَا مِنْ مُسْتَعْتَبٍ وَلَا بَعْدَ الدُنْيَا دَارٌ إِلَّا الجَنَّةُ وَالنَّارُ

“Maka tidak ada setelah dunia yang dimaafkan, dan tidak ada setelah dunia tempat kecuali surga dan neraka.”

Maka umurmu wahai saudaraku sesama muslim adalah amanah, engkau tunaikan tatkala engkau taat kepada sang Pencipta dan engkau mengikuti perintah-perintahNya serta menjauh dari larangan-laranganNya, engkau mengisi kehidupan ini dengan apa yang diinginkan oleh tujuan-tujuan agama ini, berupa manfaat dunia dan kemaslahatan akhirat. Allah berfirman:

وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ

Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya”. (QS. At-Taubah: 105).

Dan dalam hadits:

لَا تَزُولُ قَدَمَا الْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسِ خِصَالٍ، وَعَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ، عَنْ شَبَابِهِ فِيمَا أَبْلَاهُ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ؟ وَأَيْنَ أَنْفَقَهُ؟ وَعَنْ عِلْمِهِ مَاذَا عَمِلَ فِيهِ

“Tidak akan bergeser dua kaki seorang hamba hingga ia ditanya tentang 5 perkara, tentang umurnya kemana ia habiskan?, tentang masa mudanya kemana ia habiskan?, tentang hartanya dari mana ia mendapatkannya dan kemana ia gunakan?, tentang ilmunya apa yang ia telah amalkan?” (HR. At-Tirmidzi, dan ada syawahidnya menjadi hadits hasan).

أَقُوْلُ هَذَا القَوْلِ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ لَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.

Khutbah Kedua:

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ وَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمَيْنَ وَأَشْهَدُ أَلَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .

أَمَّابَعْدُ:

Telah berlalu tahun…dan kondisi seorang muslim tidaklah menyenangkan…peristiwa-peristiwa yang menyedihkan…, pertumpahan darah…, terlanggarnya kehormatan…, pengrusakan harta benda…yang menyedihkan, lisan tak mampu untuk mengungkapkan tragedi-tragedi yang terjadi, hanya kepada Allah tempat mengeluhkan segalanya…, tiada perubahan, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah.

Yang wajib bagi kaum muslimin untuk kembali kepada apa yang ditunjukkan oleh pokok-pokok Syari’at, berupa kesatuan barisan, persatuan jamaah, dan menjaga tujuan-tujuan primer agama ini, seperti menjaga agama, darah, harta, akal, dan harga diri, sesungguhnya Allah tidak suka dengan pengrusakan. Allah telah memerintahkan hamba-hambaNya untuk perbaikan dalam kehidupan dunia ini, untuk merealisasikan keamanan dan ketenteraman, agar orang-orang bisa hidup dengan tenang dan tenteram, mereka menyembah Rob mereka, dan menunaikan kewajiban-kewajiban mereka, serta mengisi kehidupan mereka dengan semua perkara yang bermanfaat dan berguna.

وَلا تُفْسِدُوا فِي الأرْضِ بَعْدَ إِصْلاحِهَا

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya.” (QS. Al-A’raf: 56).

Wahai hamba-hamba Allah, sesungguhnya bulan Muharrom adalah termasuk bulan-bulan harom, dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamtelah bersabda :

أفضلُ الصيامِ بَعْدَ رمضانَ شهرُ اللهِ المُحرَّم، وأفضل الصلاةِ بعد الفريضةِ صلاة الليلِ

“Sebaik-baik puasa setelah bulan Romadhon adalah puasa di bulan Muharram, dan sholat terbaik setelah sholat wajib adalah sholat malam.” (HR. Muslim).

Dan disunnahkan untuk berpuasa pada tanggal 10 Muharrom, dan sunnah adalah menggabungkan puasa tanggal 9 Muharrom bersama 10 Muharrom. Dan hendaknya kalian berbekal dengan amal sholeh, serta berlomba dalam melakukan ketaatan yang beraneka ragam, dan dalam hadits qudsi :

يَا عِبَادِي إِنَّمَا هِيَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيهَا لَكُمْ ثُمَّ أُوَفِّيكُمْ إِيَّاهَا فَمَنْ وَجَدَ خَيْرًا فَلْيَحْمَدْ اللَّهَ وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلَا يَلُومَنَّ إِلَّا نَفْسَهُ

“Wahai hambaKu, itu hanyalah amalan-amalan (kalian) yang Aku kumpulkan (catat) bagi kalian lalu Aku penuhi balasannya, maka barangsiapa yang mendapati kebaikan hendaknya ia memuji Allah, dan barangsiapa yang mendapati selain kebaikan maka janganlah ia mencela kecuali dirinya sendiri.” (HR. Muslim).

Saudara-saudaraku se Islam, termasuk amalan yang terbaik dan tersuci adalah bersholawat kepada Nabi yang termulia, Allahumma shalli ‘alaa Muhammad…

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ .وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الأَئِمَّةِ المَهْدِيِيْنَ أَبِيْ بَكْرِ الصِّدِّيْقِ ، وَعُمَرَ الفَارُوْقِ ، وَعُثْمَانَ ذِيْ النُوْرَيْنِ، وَأَبِي الحَسَنَيْنِ عَلِي، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ التَابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنِّكَ وَكَرَمِكَ وَإِحْسَانِكَ يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِيْنَ .

Ya Allah perbaikilah keadaan kami dan keadaan kaum muslimin, Ya Allah hilangkanlah kesedihan… hilangkanlah penderitaan…, Ya Allah selamatkanlah hamba-hambaMu dari segala fitnah dan bencana…

Ya Allah hancurkanlah musuh-musuhMu sesungguhnya mereka tidak akan melemahkanMu, wahai Yang Maha Agung, Ya Allah jagalah saudara-saudara kami di manapun mereka berada, Ya Allah jadilah Engkau sebagai penolong bagi mereka wahai Yang Maha Perkasa dan Maha Kuat, Ya Allah berilah taufiqMu kepada pelayan dua kota suci, arahkanlah ia kepada perkara yang Engkau cintai dan ridhoi, Ya Allah tolonglah agama ini dengannya, dan tinggikanlah kaum muslimin dengannya…. Ya Allah ampunilah kaum muslimin dan muslimat, baik yang hidup di antara mereka maupun yang telah meninggal, Ya Allah berikanlah kebaikan dunia kepada kami dan juga kebaikan akhirat serta jagalah kami dari adzab neraka.

لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ اَللَّهُمَّ صَلِّى وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.

Jumat, 30 November 2018

Hak muslim dengan muslim yang lainnya





Hadits Tentang Hak Seorang Muslim Atas Muslim Lainnya

Artinya:

Dari Abu Hurairah r a. berkata Bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada enam perkara: Apabila engkau berjumpa dengannya, sampaikanlah salam; apabila ia mengundangmu, maka penuhilah undangannya; apabila ia minta nasihat, berilah ia nasihat; apabila ia bersin dan mengucapkan “al-Hamdulillah”, ‘ maka jawablah dengan “Yarhamukallah”, apabila ia sakit, maka jenguklah; dan apabila ia mati, antarkanjenazahnya.” (HR. Muslim)

Penjelasan:

islam selalu mengajurkan kepada kehormatan, kemuliaan dan kedamaian kepada umatnya dan selalu mengadakan hubungan antara yang satu dengan lainnya untuk mewujudkan kasih sayang diantara mereka. Untuk menjalin hubungan antar mereka terdapat enam hal yang merupakan hak atas setiap pribadi muslim yang berpengaruh dalam kehidupan bermasyarakat, antara lain:

Memulai ucapan ”salam” bila berjumpa;2.Memberi nasihat, apabila diminta baik tentang urusan duniawi maupun ukhrowi;Memenuhi undangan baik secara individu maupun jama’ahSaling mendoakan apabila bersin;Mengunjungi saudaranya apabila sakit; danMengurusi dan mengantarkan jenazah saudaranya.

Kesimpulan:

Orang yang bersin disunnahkan mengucapkan Alhamdulillah, bagi yang mendengar diperintahkanmembaca Yarhamukallah, lalu orang yang bersin tadi mengucapkan Yahdikumullah.Menjawab salam hukumnya fardhu ‘ain.Anjuran untuk menjenguk orang sakit.Mengantar jenazah adalah fardhu kifayahWajib memenuhi undanganDisunnahkan menjawab orang bersin yang membaca Alhamdulillah dengan yarhamukallah.

YD1JNI

Bacaan Dzikir Setelah Sholat Fardhu Sesuai Sunnah



Tuntunan Sholat – Setelah selesai sholat, hendaknya membaca wirid atau bacaan dzikir setelah sholat sesuai yang diajarkan oleh para ulama’ salafus shalih. Sebab, dalam bacaan dzikir tersebut terkandung berbagai macam keutamaan yang sangat agung, baik untuk kepentingan dunia maupun akhirat.

Bacaan dzikir setelah sholat adalah kumpulan dari bermacam-macam kalimat thayyibah dan doa. Di dalamnya terdapat bacaan istighfar, bacaan tahlil, kalimat tauhid, puji-pujian kepada Allah, surat alfatihah, ayat kursi, bacaan tasbih, bacaan tahmid, bacaan takbir, dll.

Bacaan dzikir sesudah sholat itu mengandung faedah dan keutamaan yang dapat menghapus dosa kita, memudahkan urusan dunia serta persoalan hidup dan dan tabungan pahala untuk kepentingan akhirat kita.

Baca:

Tuntunan Sholat Lengkap Shalat Sunnah Rawatib

Bacaan Dzikir Setelah Sholat Fardhu

Sebagaimana yang telah disebutkan diatas, bacaan dzikir setelah sholat ini berupa kumpulan beberapa kalimat thayyibah dan doa. Yang mana kumpulan itu mengandung komposisi yang tepat untuk berdzikir atau mengingat kepada Allah.

Bacaan dzikir setelah sholat ini berupa kumpulan dari bacaan istighfar, tahlil, kalimat tauhid, doa selamat, surat alfatihah, ayat kursi, bacaan tasbih, tahmid, takbir, dll.

Lebih jelasnya, berikut adalah urut-urutan dzikir sesudah sholat:

Membaca istighfar 3 kaliMembaca kalimat tauhid 3 kaliMembaca doa selamat 3 kaliMembaca surat alfatihah 1 kaliMembaca ayat kursi 1 kaliMembaca tasbih 33 kaliMembaca tahmid 33 kaliMembaca takbir 33 kaliMembaca kalimat tauhid yang disambung dengan bacaan hauqolahDoa setelah sholat

BACA: Bacaan Dzikir Sehari-hari untuk Meminta Hajat, Menolak Bala’ dan Mendulang Pahala

1. Membaca Istighfar

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِـيْمِ الَّذِيْ لَااِلَهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ ×٣

Bacaan istighfar latin dan Artinya:

Astaghfirullaahal ‘adziim alladzii laaailaaha illaa huwal hayyul qoyyuum wa atuubu ilaih.

“Aku memohon ampun kepada Allah yang maha agung , tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah , dzat yang maha hidup kekal abadi dan terus menerus mengurus makhluknya tiada henti. Dan aku bertaubat kepada-Nya.”

BACA: Keutamaan Bacaan Istighfar yang Sangat Dahsyat

2. Membaca Dzikir Kalimat Tauhid

لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ

Bacaan kalimat tauhid latin:

Laaailaaha illallaah wahdahu laa syariikalah lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘alaa kulli syain qodiir.

Arti kalimat tauhid:

Tiada Tuhan yang haq disembah kecuali Allah semata, tiada sekutu baginya. Hanya milikinya segala kerajaan dan hanya milikinya segala puji, Dialah Dzat yang kuasa atas segala sesuatu.

3. Membaca Doa Selamat

اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلَامُ، وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلَامُ فَحَيِّنَارَبَّنَا بِالسَّلَامِ وَاَدْخِلْنَا الْـجَنَّةَ دَارَ السَّلَامِ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَا ذَاالْـجَلَالِ وَاْلإِكْرَام.

Doa selamat latin:

“Allaahumma antas salaam waminkas salaam wa ilaika ya’uudus salaam fahayyinaa robbanaa bis salaam wa adkhilnal jannata daaros salaam tabaarokta robbanaa wa ta’aalaita yaa dzal jalaali wal ikroom.

Arti doa selamat:

Ya Allah, engkaulah Dzat yang memberi keselamatan (kesejahteraan), hanya darimu lah keselamatan (kesejahteraan) dan kepadamua lah segala keselamatan (kesejahteraan) itu kembali. Maka hidupkanlah kami Ya Allah dengan selamat (sejahtera), masukkan kami ke dalam surga rumah keselamatan (kesejahteraan), Engkaulah Dzat yang berkah wahai Tuhan kami dan maha luhur Engkau, Ya Tuhan kami yang Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan.

4. Membaca Surat Al fatihah

Bacaan al fatihah latin:

Bismillaahir rohmaanir rohiim [1] Alhamdulillaahirobbi ‘aalamiin [2] Arrohmaanir rohiim [3] Maaliki yaumiddiin [4] Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin [5] Ihdinas shirootol mustaqiim [6] Shirootolladziina an’amta ‘alaihim ghoiril maghdluubi ‘alaihim waladlaaalliin [7] Aaamiin

Arti surat al fatihah:

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih (maha pengasih di dunia & akhirat) lagi maha penyayang (maha penyayang hanya di akhirat) [1] Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam [2] Dzat yang maha pengasih (di dunia & akhirat) lagi maha penyayang (di akhirat) [3] Dzat yang merajai hari akhir (hari kiamat) [4] Hanya kepada-Mu lah kami menyembah dan hanya kepada-Mu lah kami meminta pertolongan [5] Tunjukkanlah kami jalan yang lurus (shirotol mustaqim) [6] Yaitu jalannya orang-orang yang Engkau beri ni’mat bukan jalannya orang-orang yang Engkau benci (ghadab) dan bukan pula jalannya orang-orang yang tersesat [7]

5. Membaca Ayat Kursi

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَّلَانَوْمٌ، لَهُ مَافِي السَّمَاوَاتِ وَمَافِي اْلأَرْضِ مَن ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَابَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَاخَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيْطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَآءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ وَلَا يَـؤدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ.

Bacaan ayat kursi latin:

Allaahu laaailaha illaa huwal hayyul qayyuum, laa ta’ khudzuhu sinatuw walaa naum, lahu maa fis samaawaati wa maa fil ardl, mandzalladzii yasyfa’u ‘indahuu illaa bi idznih, ya’lamu maa baina aidiihim wa maa kholfahum, walaa yuhiithuuna bisyaim min ‘ilmihii illa bimaa syaaa’, wasi’a kursiyyuhus samaawaati wal ardl, walaa yauduhuu hifdzuhumaa wahuwal ‘aliyyul ‘adziim.

Arti ayat kursi:

Allah, tiada Tuhan yang haq disembah melainkan IA (Allah) Dzat yang hidup kekal abadi serta terus menerus dalam mengurus makhluknya. Tidak pula mengantuk ataupun tidur, milik-Nya lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tiada orang yang mampu memberi syafaat di sisi-Nya kecuali atas izin-Nya. Allah mengetahui apa yang ada di hadapan mereka (yang nampak) dan apa yang ada di belakang (yang tersembunyi) mereka. Dan mereka tidak diliputi sesuatu (tidak tau apa-apa) dari Ilmu Allah melainkan dengan sesuatu yang dikehendaki-Nya. Luas kursi Allah meliputi langit dan bumi, dan Allah tidak merasa berat menjaga keduanya, dan Dia lah Dzat yang maha luhur dan maha agung.

6. Membaca Tasbih, Tahmid dan Takbir 33 X

إِلَهَنَا رَبَّنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا سُبْحَانَ اللهِ
(33x) سُبْحَانَ اللهِ

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ دَائِمًا أَبَدًا اَلْحَمْدُ ِللهِ
(33x) اَلْحَمْدُ ِللهِ

اْلحَمْدُ ِللهِ عَلىَ كُلِّ حَالٍ وَفِي كُلِّ حَالٍ وَنِعْمَةِ
(33x) اللهُ أَكْبَرُ

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَاْلحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ اْلمُلْكُ وَلَهُ اْلحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ

Latin:

Ilahanaa robbanaa anta maulanaa Subhanallah

Subhanallah 33 x
Subhanallah wa bihamdih daiman abadan Alhamdulillah

Alhamdulillah 33 x
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin ‘ala kulli haalin wani’mah

Allahu akbar 33 x

Allaahu akbaru kabiirow wal hamdulillaahi katsiirow wasubhanallaahi bukrotaw wa ashiilaa, Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu yuhyii wa yumiitu wahuwa ‘alaa kulli syain qodiir. Walaa haula walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘adziim.

Yd1jni

Kamis, 29 November 2018

Khutbah Jum'at Basa Sunda: Ujian Ti Gusti Allah

KHUTBAH JUM'AT

Khutbah Jum'at Basa Sunda: Ujian Ti Gusti Allah


إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ

، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

والصَّلاةُ والسَّلامُ عَلى حَبِيبِنا و شَفِيْعِنا مُحمَّدٍ سَيِّدِ المُرْسلين و إمامِ المهتَدين و قائِدِ المجاهدين وعلى آله وصحبه أجمعين

أما بعد

فياأيها المسلمون أوصيكم وإياي بتقوى الله عز وجل والتَّمَسُّكِ بهذا الدِّين تَمَسُّكًا قَوِيًّا

فقال الله تعالى في كتابه الكريم

أعوذ بالله من الشيطان الرجيم

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًاوَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا


Sadaya Puji kaagungan Alloh Rabbul Izzati. Hayu urang manjatkeun syukur ka mantena. Sabab kalayan qudrat sareng iradatna, alhamdulillah urang sadayana masih dipaparinan umur dugika dinten iyeu, nyaeta dinten Jum'at anu pinuh ku kamuliaan.

Shalawat sinareng salam mugia salamina tetep dilimpahkeun ka jungjunan urang sadaya, Kanjeng Nabi Muhammad SAW, Oge ka sadaya kulawargina, para Sahabatna, sareng ka sadaya pengikutna dugikeun ka akhir zaman.

Henteu aya anu langkung pantes dina kasempatan Jum'at ieu kecuali urang saling nasehatkeun dina wasiat taqwa, khususna kanggo diri simkuring pribadi sareng umumna kasadaya jama'ah, hayu urang sami-sami Taqwa ka Alloh SWT, kalayan kataqwaan anu sabener-benerna. Nyaeta kujalan, ngalaksanakeun naon rupi anu diparentahkeun ku Alloh SWT, sareng nebihan sagala rupi anu dilarang-Na.

Para Hadirin Sidang Jumat Rahimakumullah 

Satiap jalmi tangtosna pasti ngagaduhan kahayang, ngagaduhan cita-cita jeung rencana. Nanging henteu satiap kahayang, satiap cita-cita, jeung henteu satiap rencana urang tiasa kahontal ku urang.
Terkadang urang mikahayang hiji perkara anu menurut urang sae, tapi ternyata anu datangna perkara anu lain, anu ku urang teu dipikaresep.

Lebah dieu urang ditungtut kudu sadar bahwa eta mangrupikeun salah sahiji ujian ti Allah SWT. Jeung urang kedah uninga, bahwa henteu satiap anu dipikahayang ku urang selalu sae dina pandangan Alloh SWT, mungkin wae bakal ngajadikeun kacilakaan atawa ngajadikeun kamadlorotan ka diri urang.

Mungkin wae perkara anu datang ka urang bari henteu dipikaresep, eta leuwih hade keur urang mungguh Alloh. Allah langkung uninga kana naon anu dibutuhkeun ku urang dina satiap waktu, nyaeta anu ku Alloh dipasihkeun ka urang.

QS Al-Baqoroh; 216

وَعَسَىٰ أَن تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَن تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللَّـهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

Jadi dimana hiji waktu urang ngusahakeun hiji perkara, terus dibarengan ku ngadoa ka Alloh, bari dibarengan ku kayakinan yen Alloh bakal ngabulkeun kana doa urang, tapi anu datang ternyata henteu sesuai jeung anu dipenta ku urang. Eta lain harti Alloh henteu ngabulkeun, tapi Alloh ningali kana naon anu sabenerna dibutuhkeun ku urang.

Contona lamun urang nyaah ka anak, sagala anu diusahakeun ku urang eta pasti keur kapentingan anak, sedengkeun anak the umurna karek 5 taun, lamun eta anak menta duit keur jajan 10,000 pasti moal dibere sanajan aya. Tapi dimana eta anak geus manjing umur 17 taun, tong boro 10,000, menta 100,000 ge dibikeun. eta sababna urang sebagai kolot ngabogaan alesan anu teu kudu dibejakeun ka anak.

Nyakitu deui Alloh oge ngagaduhan rahasia anu urang henteu apal, naon sababna Alloh henteu masihan naon anu dipenta ku urang.

أَلاَيَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِير

Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui ? dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?” (QS. Al Mulk: 14)

Tapi terkadang urang sebagai manusa sok berburuk sangka ka Alloh, naha beut kiyeu, naha beut kitu ?, menta senang malah susah, menta naek gajih malah dipecat, menta naek jabatan malah turun, menta kakayaan malah jadi miskin. Eta mangrupakeun salah sahiji ujian kaimanan keur satiap jalma,

QS. Al ankabut; 2

أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?

Jadi dimana hiji jalma menta kebaikan keur dirina, terkadang eta jalma sok diuji heula ku Alloh, nyakitu deui dimana hiji jalma dek ditingkatkeun darajatna ku Alloh, maka eta jalma bakal diuji heula ku mangrupa-rupa bentuk ujian. naha eta jalma the bakal tetep kuat dina iman ka Alloh, atawa bakal melemah, naha tetep bakal menta ka Alloh atawa bakal putus asa jeung euren ngadoana ?

Maka sing saha jalma anu lulus tina ujian, eta jalma bakal ditingkatkeun darajatna Henteu saeutik jalma anu tadina rajin sholat, leket ka masjid, rajin ibadah, tiba-tiba jadi ngedul, ninggalkeun sholat jeung ninggalkneun ibadah. Eta tandana jalma henteu lulus tina ujian. Maka dimana henteu lulus tina ujian, moal naek kelas, nyakitu deui darajatna tetep didinya. Dawuhan Rasululloh

إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَاوَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ

Sesungguhnya besarnya pahala tergantung dengan besarnya ujian. sesungguhnya, apabila Allah mencintai suatu kaum, maka Dia mengujinya. Siapa yang ridha dengan ujian itu, maka ia akan mendapatkan keridhaan-Nya. Siapa yang membenci ujian itu, maka ia akan mendapatkan kemurkaan-Nya. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Para Hadirin Sidang Jumat Rahimakumullah Ari ujian Alloh the sanes ngan saukur musibah wungkul tapi seueur pisan bentukna, tiasa wae gering ku panyakit, kasusahan, kacilakaan, Kamiskinan, pangkat, jabatan, kapingpinan, kakuasaan, popularitas, bahkan kakayaan jeung kasenangan oge mangrupikeun ujian, Abdurrahman bin Auf kantos ngagambarkeun beuratna ujian anu ngajadikeun seueur jalmi henteu lulus tina eta ujian,

ابْتُلِينَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِالضَّرَّاءِ فَصَبَرْنَا ثُمَّ ابْتُلِينَا بِالسَّرَّاءِ بَعْدَهُ فَلَمْ نَصْبِرْ

Kami diuji dengan kesusahan-kesusahan (ketika) bersama Rasulullah SAW dan kami dapat bersabar. Kemudian kami diuji dengan kesenangan-kesenangan setelah beliau wafat, dan kami pun tidak dapat bersabar. (HR. Tirmidzi)

Dumasar eta hadits, tiasa ku urang kauninga, bahwa ternyata kakayaan jeung kasenangan teh sanes ukuran hiji jalma dimuliakeun ku Alloh, tapi mangrupikeun ujian keur eta jalma. Naha eta jalma teh tambah getol ibadahna atanapi jadi ngedul ? Henteu sauetik jalma anu nalika diuji ku kamiskinan, eta jalma bisa sabar.

Tapi sawaktu dibere kakayaan jeung kasenangan, eta jalma poho ka Alloh. Singkatna naon wae anu perkara menimpa ka jalma muslim, dipikaresep atawa teu dipikaresep, senang atawa susah, boh kakayaan atawa kamiskinan, eta sadayana mangrupikeun ujian ti Alloh. jeung aya anu lulus aya nu henteu.

Para Hadirin Sidang Jumat Rahimakumullah

Selain sebagai ujian dimana urang ditimpa kasusahan jeung kasulitan bertubi-tubi, bari terus-terusan dina waktu anu panjang, urang oge perlu muhasabah, ngaji kana diri bilih aya hiji dosa anu ngajadikeun doa-doa urang henteu diijabah ku Alloh, diantawisna 10 dosa besar anu ngajadikeun jalma susah;

1. Dosa Syirik, nyaeta menyekutukan Alloh
2. Ninggalkeun kawajiban Shalat
3. Durhaka ka indung bapa
4. Zina
5. Rizqi anu Haram atanapi Nuang katuangan anu diharamkeun
6. Mabok atanapi minum khamar / minuman keras
7. Megatkeun Silaturrahim, diantawisna goreng jeung dulur, goreng jeung tatangga jeung sajabina.
8. Bohong atanapi kasaksian palsu atanapi Sumpah Palsu atanapi janji palsu sapertos Nadzar anu teu dilaksanakeun sareng sajabina
9. Kikir atanapi pelit, tara ngaluarkeun zakat jeung sedekah
10. Ghibah atanapi ngomongkeun kagorengan batur

Tah eta rupina 10 dosa besar anu ku urang kudu dijadikeun muhasabah dina diri urang. Terkadang jalmi terhindar tina sebagian dosa anu tadi, tapi henteu terhindar tinu lainna, sahingga eta jalma doana henteu ditarima ku Alloh. Maka eta jalma kudu tobat ka Alloh ku Taubatan nasuha, nyaeta tobat anu bener-bener kaduhung jeung moal ngalakukeun deui eta dosa.

Tapi lamun urang henteu rumasa ngalakukeun 10 dosa besar anu tadi, tapi urang masih keneh aya dina kasusahan, eta hartosna urang keur diuji. Maka kudu dihadapi kalayan sabar jeung pasrah diri.

QS Al-baqoroh; 45

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'

فَمَا يَبْرَحُ الْبَلاَءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِى عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ

Ujian itu akan selalu menimpa seorang hamba sampai Allah membiarkannya berjalan di atas bumi dengan tidak memiliki dosa. (HR. Tirmidzi dan An-Nasai)

Mudah-mudahan urang salamina terhindar tina rupi-rupi dosa besar anu ngajadikeun hirup urang aya dina kasusahan, jeung doa urang henteu ditarima ku Alloh, jeung mudah-mudahan urang dipaparinan kakiatan sareng kasabaran dina narima ujian ti Alloh SW. Aamiin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْانِ الْعَظِيْمِ , وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ

أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ وسَلّمْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِسَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَاإِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ المُؤْمِنِيْنَ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنْ المُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ. اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلا تَدَعْ فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْمًا. اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَ كُلاًّ مِنَّا لِسَانًا صَادِقًا ذَاكِرًا، وَقَلْبًا خَاشِعًا مُنِيْبًا، وَعَمَلاً صَالِحًا زَاكِيًا، وَعِلْمًا نَافِعًا رَافِعًا، وَإِيْمَانًا رَاسِخًا ثَابِتًا، وَيَقِيْنًا صَادِقًا خَالِصًا، وَرِزْقًا حَلاَلاًَ طَيِّبًا وَاسِعًا، يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِاْلإِيمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاَّ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَحِيمٌ رَبَّنَا لا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْراً كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلا تُحَمِّلْنَا مَا لا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

Rabu, 28 November 2018

Ketentuan sholat jum'at

DUNIA ISLAMKU

Kumpulan artikel Pendidikan Agama Islam

 

Ketentuan-Ketentuan Shalat Jumat, Syarat Wajib, Syarat Sah, Khutbah Jumat, dan Halangan Shalat Jumat

1.   Syarat Wajib Shalat Jumat

Shalat Jumat dilaksanakan dengan syarat-syarat sebagai berikut:

a.   Islam.

b.   Ballig (dewasa), anak-anak tidak diwajibkan.

c.   Berakal, orang gila tidak wajib.

d.   Laki-laki, perempuan tidak diwajibkan.

e.   Sehat, orang yang sedang sakit atau berhalangan tidak diwajibkan.

f.    Menetap (bermukim), orang yang sedang dalam perjalanan (musafir) tidak wajib.

2.   Syarat Sah Mendirikan Shalat Jumat

Shalat Jumat dianggap sah apabila memenuhi  syarat sebagai berikut:

a.  Dilaksanakan di tempat yang telah dijadikan tempat bermukim oleh penduduknya, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Oleh karena itu, tidak sah mendirikan salat Jumat di ladang-ladang yang penduduknya hanya singgah di sana untuk sementara waktu saja.

b.  Dilaksanakan secara berjamaah. Tidak sah hukumnya apabila salat Jumat dilaksanakan sendiri-sendiri. Para ulama berbeda pendapat tentang jumlah orang untuk dapat mendirikan salat Jumat. Sebagian ulama mengatakan minimal 40 orang dan ada yang mengatakan minimal 2 orang.

c. Dilaksanakan pada waktu Zuhur. Hal ini sesuai dengan hadis Nabi: Dari Anas bin Malik,”Sesungguhnya Rasulullah saw. salat Jumat ketika matahari telah tergelincir.”(H.R. Bukhari)    

d.   Salat Jumat dilaksanakan dengan didahului dua khotbah.

3.   Khotbah Jumat

Khotbah Jumat merupakan nasihat dan tuntunan ibadah yang disampaikan oleh khatib kepada jamaah salat Jumat. Perhatikan rukun dan syarat khotbah Jumat ini:

a.   Rukun khotbah Jumat

1)   Mengucapkan puji-pujian kepada Allah Swt.

2)   Membaca ¡alawat atas Rasulullah saw.

3)   Mengucapkan dua kalimat syahadat.

4)   Berwasiat (bernasihat).

5)   Membaca ayat al-Qur'an pada salah satu dua khotbah.

6)   Berdoa untuk semua umat Islam pada khotbah yang kedua.

b.   Syarat Khotbah Jumat

1)   Khotbah Jumat dilaksanakan tepat siang hari saat matahari tinggi dan mulai bergerak condong ke arah Barat.

2)   Khotbah Jumat dilaksanakan dengan berdiri jika mampu.

3)   Khatib hendaklah duduk di antara dua khotbah.

4)   Khotbah disampaikan dengan suara yang keras dan jelas.

5)   Khotbah dilaksanakan secara berturut-turut jarak antara keduanya.

6)   Khatib suci dari hadas dan najis.

7)   Khatib menutup aurat.

c.   Sunah Khotbah Jumat

1)   Khotbah dilaksanakan di atas mimbar atau tempat yang tinggi.

2)   Khotbah disampaikan dengan kalimah yang fasih, terang, dan mudah dipahami.

3)   Khatib menghadap ke jamaah salat Jumat.

4)   Khatib membaca ¡alawat atau yang lainnya di antara dua khotbah.

5)   Khatib menertibkan tiga rukun, yaitu dimulai dengan puji-pujian, salawat Nabi, dan berwasiat.

6)   Jamaah salat Jumat hendaklah diam, tenang dan memperhatikan khotbah Jumat.

7)   Khatib hendaklah memberi salam.

8)   Khatib hendaklah duduk di kursi mimbar sesudah memberi salam dan  mendengarkan azan.

d.   Sunah yang Berkaitan dengan Salat Jumat

1)   Mandi terlebih dahulu sebelum pergi ke masjid.

2)   Memakai pakaian yang bagus dan disunahkan berwarna putih.

3)   Memakai wangi-wangian.

4)   Memotong kuku, menggunting kumis, dan menyisir rambut.

5)   Menyegerakan pergi ke masjid untuk melaksanakan salat Jumat.

6)   Melaksanakan salat tahiyatul masjid (Salat untuk menghormati masjid)

7)   Membaca al-Qur'an atau Zikir sebelum khotbah Jumat.

8)   Memperbanyak doa dan Salawat atas Nabi Muhammad saw.

e.   Adab Melaksanakan Salat Jumat

1)  Meluruskan Saf (barisan Salat). Saf di depan yang masih kosong segera diisi. Salah satu kesempurnaan salat berjamaah adalah Saf-nya lurus dan rapat.

2)   Ketika khatib sedang berkhotbah, tidak boleh berbicara satu kata pun. Berkata-kata saat khotbah berlangsung menjadikan salat Jumat sia-sia.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda yang artinya: “Jika engkau berkata pada sahabatmu pada hari Jumat, ‘diamlah, dan khatib sedang berkhotbah! ”Sungguh engkau telah berkata sia-sia.” (H.R. Bukhari Muslim).

Hadis lain yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abbas. Ia berkata bahwa Rasulullah bersabda yang artinya: “Barang siapa yang berbicara pada saat imam khotbah Jumat, maka ia seperti keledai yang memikul kitab, sedangkan yang mengingatkan orang untuk diam, maka tidak sempurna £alat Jumatnya.” (H.R. Ahmad). 


f.    Hikmah Salat Jumat

1)   Memuliakan hari Jumat.

2)  Menguatkan tali silaturrahmi. Kita bisa mengetahui kondisi jamaah yang lainnya. Misalnya, jika kita melihat ada jamaah sedang dilanda kesusahan hidup, kita bisa membantu mereka. Atau, jika ada yang jarang ke masjid karena sakit, kita bisa menjenguk mereka. Bahkan, jika kita melihat ada yang bermaksiat, kita bisa langsung menasihatinya. Dari sini umat Islam bisa mewujudkan semangat tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa sekaligus saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran dengan amar ma'ruf dan nahi munkar.

3)   Berkumpulnya umat Islam dalam masjid merupakan salah satu cara untuk mencari barakah Allah Swt.

4)  Dengan sering berjamaah di masjid, bisa menambah semangat bekerja kita karena terbiasa melihat orang-orang yang semangat beribadah di masjid.

5)   Melipat gandakan pahala kebaikan.

6)   Membiasakan diri untuk disiplin terhadap waktu.

4.   Halangan Shalat Jumat

Hal-hal yang dapat dijadikan alasan untuk boleh tidak shalat Jumat adalah sebagai berikut:

a.  Sakit. Orang yang sakit diperbolehkan tidak melaksanakan salat Jumat, tetapi harus melaksanakan salat Zuhur.

b.   Hujan lebat, angin kencang, dan bencana alam yang menyulitkan untuk melaksanakan salat Jumat.

c.   Musafir, yaitu seseorang yang sedang melaksanakan perjalanan jauh.

d.   Perjalanan menuju tempat melaksanakan shalat Jumat tidak aman.

Semoga bermanfaat YD1JNI

Enam Syarat Sah Pelaksanaan Shalat Jumat


Enam Syarat Sah Pelaksanaan Shalat Jumat



Seperti ibadah-ibadah lainnya, shalat Jumat memiliki beberapa ketentuan atau syarat keabsahan yang harus dipenuhi.

Sekiranya tidak terpenuhi, maka shalat Jumat dihukumi tidak sah.

Berikut ini adalah syarat-syarat sah pelaksanaan shalat Jumat:

Pertama, shalat Jumat dan kedua kutbahnya dilakukan di waktu zhuhur. Hal ini berdasarkan hadits:

أَنَّ النَّبِيَّكَانَ يُصَلِّي الْجُمُعَةَ حِيْنَ تَمِيْلُ الشَّمْسُ

“Sesungguhnya Nabi Saw melakukan shalat Jumat saat matahari condong ke barat (waktu zhuhur)”. (HR.al-Bukhari dari sahabat Anas).

Maka tidak sah melakukan shalat Jumat atau khutbahnya di luar waktu zhuhur. Bila waktu Ashar telah tiba dan jamaah belum bertakbiratul ihram, maka mereka wajib bertakbiratul ihram dengan niat zhuhur. Apabila di tengah-tengah melakukan shalat Jumat, waktu zhuhur habis, maka wajib menyempurnakan Jumat menjadi zhuhur tanpa perlu memperbaharui niat.

Syekh Habib Muhammad bin Ahmad al-Syathiri mengatakan:

فَلَوْضَاقَ الْوَقْتُ أَحْرَمُوْا بِالظُّهْرِ وَلَوْ خَرَجَ الْوَقْتُ وَهُمْ فِيْهَا أَتَمُّوْا ظُهْراً وُجُوْباً بِلَا تَجْدِيْدِ نِيَّةٍ

“Apabila waktu zhuhur menyempit, maka wajib melakukan takbiratul ihram dengan niat zhuhur. Apabila waktu zhuhur keluar sementara jamaah berada di dalam ritual shalat Jumat, maka mereka wajib menyempurnakannya menjadi shalat zhuhur tanpa mengulangi niat”. (Syekh Habib Muhammad bin Ahmad al-Syathiri, Syarh al-Yaqut al-Nafis, hal.236)

Kedua, dilaksanakan di area pemukiman warga.

Shalat Jumat wajib dilakukan di tempat pemukiman warga, sekiranya tidak diperbolehkan melakukan rukhsah shalat jama’ qashar di dalamnya bagi musafir. Tempat pelaksanaan Jumat tidak disyaratkan berupa bangunan, atau masjid. Boleh dilakukan di lapangan dengan catatan masih dalam batas pemukiman warga.

Syekh Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali mengatakan:

وَلَا يُشْتَرَطُ أَنْ يُعْقَدَ الْجُمُعَةُ فِي رُكْنٍ أَوْ مَسْجِدٍ بَلْ يَجُوْزُ فِي الصَّحْرَاءِ إِذَا كاَنَ مَعْدُوْداً مِنْ خِطَّةِ الْبَلَدِ فَإِنْ بَعُدَ عَنِ الْبَلَدِ بِحَيْثُ يَتَرَخَّصُ الْمُسَافِرُ إِذَا انْتَهَى إِلَيْهِ لَمْ تَنْعَقِدْ اَلْجُمُعَةُفِيْهَا

“Jumat tidak disyaratkan dilakukan di surau atau masjid, bahkan boleh di tanah lapang apabila masih tergolong bagian daerah pemukiman warga. Bila jauh dari daerah pemukiman warga, sekira musafir dapat mengambil rukhshah di tempat tersebut, maka Jumat tidak sah dilaksanakan di tempat tersebut”. (al-Ghazali, al-Wasith, juz.2, hal.263, [Kairo: Dar al-Salam], cetakan ketiga tahun 2012).

(Baca juga: Shalat Jumat di Perkantoran)


Ketiga, rakaat pertama Jumat harus dilasanakan secaraberjamaah.

Minimal pelaksanaan jamaah shalat Jumat adalah dalam rakaat pertama, sehingga apabila dalam rakaat kedua jamaah Jumat niat mufaraqah (berpisah dari Imam) dan menyempurnakan Jumatnya sendiri-sendiri, maka shalat Jumat dinyatakan sah.

Keempat, jamaah shalat Jumat adalah orang-orang yang wajib menjalankan Jumat.

Jamaah Jumat yang mengesahkan Jumat adalah penduduk yang bermukim di daerah tempat pelaksanaan Jumat. Sementara jumlah standart jamaah Jumat adalah 40 orang menghitung Imam menurut pendapat kuat dalam madzhab Syafi’i. Menurut pendapat lain cukup dilakukan 12 orang, versi lain ada yang mencukupkan 4 orang.

Al-Jamal al-Habsyi sebagaimana dikutip Syekh Abu Bakr bin Syatha mengatakan:

قَالَ الْجَمَلُ الْحَبْشِيُّ فَاِذَا عَلِمَ الْعَامِيُّ أَنْ يُقَلِّدَ بِقَلْبِهِ مَنْ يَقُوْلُ مِنْ أَصْحَابِ الشَّافِعِيِّ بِإِقَامَتِهَا بِأَرْبَعَةٍ أَوْ بِاثْنَيْ عَشَرَ فَلَا بَأْسَ بِذَلِكَ إِذْ لَا عُسْرَ فِيْهِ

“Berkata Syekh al-Jamal al-Habsyi; Bila orang awam mengetahui di dalam hatinya bertaklid kepada ulama dari ashab Syafi’i yang mencukupkan pelaksanaan Jumat dengan 4 atau 12 orang, maka hal tersebut tidak masalah, karena tidak ada kesulitan dalam hal tersebut”. (Syekh Abu Bakr bin Syatha, Jam’u al-Risalatain, hal.18).

Tidak termasuk jamaah yang mengesahkan Jumat yaitu orang yang tidak bermukim di daerah pelaksanaan Jumat, musafir dan perempuan, meskipun mereka sah melakukan Jumat.

Kelima, tidak didahului atau berbarengan dengan Jumat lain dalam satu desa

Dalam satu daerah, shalat Jumat hanya boleh dilakukan satu kali. Oleh karenanya, bila terdapat dua Jumatan dalam satu desa, maka yang sah adalah Jumatan yang pertama kali melakukan takbiratul ihram, sedangkan Jumatan kedua tidak sah. Dan apabila takbiratul ihramnya bersamaan, maka kedua Jumatan tersebut tidak sah.

Hal ini bila tidak ada kebutuhan yang menuntut untuk dilaksanakan dua kali. Bila terdapat hajat, seperti kedua tempat pelaksanaan terlampau jauh, sulitnya mengumpulkan jamaah Jumat dalam satu tempat karena kapasitas tempat tidak memadai, ketegangan antar kelompok dan lain sebagainya, maka kedua Jumatan tersebut sah, baik yang pertama maupun yang terakhir.

Syekh Abu Bakr bin Syatha’ mengatakan:

وَالْحَاصِلُ أَنَّ عُسْرَ اجْتِمَاعِهِمْ اَلْمُجَوِّزَ لِلتَّعَدُّدِ إِمَّا لِضَيْقِ الْمَكَانِ اَوْ لِقِتَالٍ بَيْنَهُمْ اَوْ لِبُعْدِ أَطْرَافِ الْمَحَلِّ بِالشَّرْطِ

“Kesimpulannya, sulitnya mengumpulkan jamaah Jumat yang memperbolehkan berbilangannya pelaksanaan Jumat adakalanya karena faktor sempitnya tempat, pertikaian di antara penduduk daerah atau jauhnya tempat sesuai dengan syaratnya”. (Syekh Abu Bakr bin Syatha, Jam’u al-Risalatain, hal.4).

(Baca: Dua Shalat Jumat dalam Satu Komplek)


Keenam, didahului kedua khutbah.

Sebelum shalat Jumat dilakukan, terlebih dahulu harus dilaksanakan dua khutbah. Hal ini berdasarkan hadits Nabi:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَخْطُبُ قَائِمًا ثُمَّ يَجْلِسُ ثُمَّ يَقُومُ فَيَخْطُبُ قَائِمًا

“Rasulullah Saw berkhutbah dengan berdiri kemudian duduk, kemudian berdiri lagi melanjutkan khutbahnya”. (HR. Muslim).

(Baca: Kenapa Khutbah Jumat Didahulukan Dibanding Shalatnya?)

Demikianlah syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam menjalankan shalat Jumat. Semoga bermanfaat. (M. Mubasysyarum Bih)

( Semoga bermanfaat yd1jni )