Jumat, 30 Oktober 2020

Matan riyaadhus shoolihiin baab anjuran membaca ayat ayat dan surat khushush tertentu



Assalamu alaikum...
متن رياض الصالحين باب الحث على سور وآيات مخصوصة رقم الباب ١٨٣
Matan riyaadhus shoolihiin baab anjuran membaca ayat ayat dan surat khushush tertentu, no baab 183

رقم الحديث ١٠١٧
No hadits 1017
وعن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه،
Dari Abii saiid al khudriy رضي الله عنه،
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال في (قل هو الله أحد) : 
Bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم berbicara mengenai fahala dalam Suurah (قل هو الله أحد Qul Huwallahu Ahad) :
والذي نفسي بيده إنها لتعدل ثلث القرآن 
Demi Allah yang jiwaku berada di tanganNya, sungguh bahwa suurah Al ikhlash sebanding dengan sepertiga Al Quraan
وفي رواية أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال لأصحابه :
Dalam riwayat lain dikatakan bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah mengatakan pada para sahabatnya :
أيعجر أحدكم أن يقرأ بثلث القرآن في ليلة ؟
Apakah sanggup salah seorang diantara kalian membaca sepertiga Al Quraan dalam semalam ?
فشق ذلك عليهم وقالوا :
Kemdian para sahabat berkata :
أينا تطيق ذلك يا رسول الله؟
Siapakah diantara kami yang sanggup membaca sepertiga Al Quraan dalam semalam wahai, Rasul Allah?
فقال : ( قل هو الله أحد الله الصمد ) ثلث القرآن.
Nabi menjawab : (قل هو الله أحد الله الصمد QUL HUWALLAHU AHAD ALLAHUSH SHOMAD) adalah setara sepertiga Al Quraan.
(( رواه البخاري ))
(( Riwayat Al Bukhoorii ))

رقم الحديث ١٠١٩
No hadits 1019
عن أبي هريرة رضي الله عنه ، أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال في (قل هو الله أحد) :
Dari Abii Huroiroh رضي الله عنه ، bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم berkata mengenai membaca Suurah (قل هو الله أحد QUL HUWALLAHU AHAD) :
إنها تعدل ثلث القرآن
Membacanya (Al Ikhlash) sebanding dengan membaca sepertiga Al Quraan.
((رواه مسلم))
((Riwayat Muslim))

صدق رسوله الكريم والله سبحانه وتعالى أعلم به منا

*كن سلفيا على الجادة*

YANG BENAR ITU BENAR YANG SALAH ITU SALAH




Sebuah doa yang cukup masyhur dikalangan kaum Muslimin, terutama dikalangan para siswa, karena doa tersebut biasanya diucapkan setelah pelajaran baca Al Qur’an di TPA (tempat pendidikan Al Qur’an), yakni doa :

اللهم أرنا الحق حقاً وارزقنا اتباعه وأرنا الباطل باطلاً وارزقنا اجتنابه

Ya Allah, tampakkanlah kepada kami yang benar itu sebuah kebenaran dan berikan rizki kepada kami untuk mengikutinya. Tampakkanlah kepada kami yang batil itu sebuah kebatilan dan berikan rizki kepada kami agar menjauhinya.

Pertama : kita akan bahas terlebih dahulu takhrij dari doa tersebut. Wallahu A’lam, saya belum menemukan doa ini termaktub dalam kitab-kitab hadits yang popular, hanyalah saya menemukannya dalam kitab karya Imam Umar bin Ahmad bin Utsman yang lebih dikenal dengan nama Ibnu Syahiin (w. 385 H) yang berjudul Syarhu Madzaahib Ahli Sunnah (1/35 nomor 38-cet. Muasasah Qurthubah) dimana beliau berkata :

وَمِنْ أَدْعِيَةِ مَنْ تَقَدَّمَ: اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَأَلْهِمْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا، وَأَلْهِمْنَا اجْتِنَابَهُ

Diantara doa kaum terdahulu adalah : Ya Allah, tampakkanlah kepada kami yang benar itu sebuah kebenaran dan berikan petunjuk kepada kami untuk mengikutinya. Tampakkanlah kepada kami yang batil itu sebuah kebatilan dan berikan petunjuk kepada kami agar menjauhinya.

Namun Imam ibnu Syahiin tidak menyebutkan sanad sehingga diketahui siapa yang mengatakannya.

Kemudian saya dapati doa ini disebutkan oleh Imam al-Ghozali dalam kitabnya Ihyaa Ulumuddin melalui kitab Takhrij hadits Ihya Ulumuddin cetakan Daarul ‘Ishomah yang mengumpulkan tulisan 3 ulama yang mentakhrij hadits-hadits Ihyaa Ulumuddin yaitu al-Hafidz al-‘Iroqiy (w. 806 H), Imam as-Subki (w. 771 H) dan asy-Syaikh az-Zubaidiy (w. 1205 H). Imam ghozali membawakannya dengan lafadz :

اللهم أرني الحق حقاً فأتبعه وأرني المنكر منكراً وارزقني اجتنابه

Ya Allah, tampakkanlah kepadaku yang benar itu sebuah kebenaran (dan berikan petunjuk kepadaku) untuk mengikutinya. Tampakkanlah kepadaku yang mungkar itu sebuah kemungkaran dan berikan petunjuk kepadaku agar menjauhinya….

Al-Hafidz al-‘Iroqiy mengomentarinya (no. 2171) :

قال العراقي: لم أقف لأوّله على أصل

aku tidak mendapatkan penggalan kalimat yang awal (hadits diatas-pent.) asal hadits ini.

Penilaian senada juga disampaikan Imam as-Subki bahwa beliu tidak menemukan sanadnya.

Saya mencoba mencari lagi penilaian ulama kita terhadap status riwayat doa diatas, lalu saya dapati jawaban asy-Syaikh DR. Muhammad bin Abdullah al-Qonaash, dosen universitas al-Qoshim yang ditanya tentang riwayat doa diatas, beliau menjawab :

هذا دعاء مأثور عن عمر -رضي الله عنه-، ذكره البهوتي في كتابه شرح منتهى الإرادات
(3/497)، وعزاه إلى عمر رضي الله عنه، و ذكره ابن كثير في تفسيره عند قوله تعالى: “كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ وَأَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ وَمَا اخْتَلَفَ فِيهِ إِلَّا الَّذِينَ أُوتُوهُ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ بَغْياً بَيْنَهُمْ فَهَدَى اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَاللَّهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ” [البقرة:213]، قال: وفي الدعاء المأثور: “اللهم أرنا الحق حقاً، وارزقنا اتباعه، وأرنا الباطل باطلاً، وارزقنا اجتنابه، ولا تجعله ملتبساً علينا فنضل، واجعلنا للمتقين إماما ” ابن كثير (1/ 444)،

Doa ini ma’tsur dari Umar Rodhiyallahu ‘anhu, disebutkan oleh al-Buhutiy dalam kitabnya Syarah Muntaha al-Iroodaat, lalu menyandarkannya kepada Umar Rodhiyallahu ‘anhu. Disebutkan juga oleh Ibnu Katsir ketika menafsirkan surat Al Baqoroh ayat 213, kemudian beliau berkata dan terdapa doa yang ma’tsur : ad-Doa. (http://forum.mejliss.com/2011/09/14/doua-allah-fait-nous-voir-la-v-rit-en-tant-que-v-rit-important).

Kesimpulannya, doa tersebut tidak diriwayatkan dengan sanad sehingga bisa diketahui siapa yang mengucapkan dan shahih tidaknya, namun minimalnya doa tersebut masyhur dikalangan ulama mutaqodimin. Dan saya melihat banyak ulama kontemporer yang menggunakan doa ini dalam karya-karya mereka, sebut saja misalnya Imam Al-Albani, beliau berdoa dengan doa ini di akhir muqodimah kitab Adabuz Zifaf. Lalu Imam bin Baz juga banyak berdoa dalam majmu fatawanya, begitu juga Imam Ibnu Utsaimin dalam Liqoo’aatil Baabil Maftuuh.

Yang kedua : doa ini mengandung makna yang sangat bermanfaat dan mendalam, saya akan mengambil intisari dari makna doa ini berdasarkan penjelasan asy-Syaikh Abu Umar yang bisa dibaca di http://ar.islamway.net/article/16119/قف-وتأمل-مع-هذا-الدعاء-المجمل dan tambahan dari saya.

Dalam kehidupan ini pasti terdapat perkara yang hak dan yang batil, dan sesunggunya kedua perkara ini sangat jelas. Kemudian ternyata masing-masing memiliki pendukung, yang tentu saja seharusnya seorang mukmin menjadi pendukung kebenaran, sebagaimana Firmannya :
ذَلِكَ بِأَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا اتَّبَعُوا الْبَاطِلَ وَأَنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّبَعُوا الْحَقَّ مِنْ رَبِّهِمْ كَذَلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ لِلنَّاسِ أَمْثَالَهُمْ

Yang demikian adalah karena sesungguhnya orang-orang kafir mengikuti yang bathil dan sesungguhnya orang-orang mukmin mengikuti yang haq dari Tuhan mereka. Demikianlah Allah membuat untuk manusia perbandingan-perbandingan bagi mereka (QS. Muhammad : 3).

Kebenaran yang dapat menghasilkan keselematan adalah ketika Allah Subhanahu wa Ta’alaa menampakan sesuatu yang hak itu sebagai sebuah kebenaran, karena betapa banyak kaum sebelum kita yang mendapatkan kebenaran, namun mereka malah berpaling, sebagaimana Firman-Nya :
وَلَمَّا جَاءَهُمُ الْحَقُّ قَالُوا هَذَا سِحْرٌ وَإِنَّا بِهِ كَافِرُونَ

Dan tatkala kebenaran (Al Quran) itu datang kepada mereka, mereka berkata: “Ini adalah sihir dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengingkarinya.” (QS. Az Zukhruf : 30).

Alangkah indah dan lezatnya seseorang yang Allah tampakkan kebenaran itu sebagai sebuah kebenaran lalu diberikan taufik untuk mengikuti kebenaran tersebut. Sebagaimana teladan para salaf kita dari kalangan sahabat Rodhiyallahu ‘anhum ajma’in, ketika mereka diseru untuk beriman, maka mereka pun beriman, sebagaimana Firman-Nya :
رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَانِ أَنْ آَمِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآَمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ

Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): “Berimanlah kamu kepada Tuhanmu”, maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti (QS. Ali Imroon : 193).

Setan kadang menghiasi kebatilan dengan keindahan, sehingga orang yang tidak waspada akan tertipu dengannya, sebagaimana Firman-Nya :
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا

Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia) (QS. Al An’aam : 112).

Pada akhirnya kebenaranlah yang akan menang dan kebatilan akan lenyap, sebagaimana Firman-Nya :
وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا

Dan katakanlah: “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap (QS. Al Israa’ : 81).

Alangkah indah dan bahagianya seseorang yang diperlihatkan oleh bahwa yang batil itu adalah sebuah kebatilan, lalu ia diberi taufik untuk meninggalkan kebatilan tersebut. Allah Subhanahu wa Ta’alaa dalam Kitab-Nya menyebutkan kisah pemuda ashabul kahfi yang telah ditampakkan oleh Allah kebatilan kaumnya yang mengerjakan kesyrikan, lalu para pemuda tadi meninggalkan kaumnya untuk menyelamatkan agamanya, Allah berfirman :
وَإِذِ اعْتَزَلْتُمُوهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ فَأْوُوا إِلَى الْكَهْفِ يَنْشُرْ لَكُمْ رَبُّكُمْ مِنْ رَحْمَتِهِ وَيُهَيِّئْ لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مِرفَقًا

Dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusan kamu (QS. Al Kahfi : 16).

 

DO'ANYA UNTUK USTADZ YACHYA YUSLIHA

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


_Bismillahirrahmanirrahi_

_*Ya Allah Ya Robb*_
_Dengan penuh khusyu dan penuh pengharapan D'oa terus kami panjatkan untuk Bapak Yacha Yusliha sekeluarga * smoga ketulusan doa² kami ini Engkau ijabah,_

*_Yaa Allah.. Yaa Salaam.._*
_Anugrahkan Beliau dan keluarganya kesehatan jasmani dan rohaninya, kesuksesan dan kesejahteraan dalam kehidupannya, jauhkan dari segala keburukan penyakit yang berbahaya, berikan ketabahan dan kesabaran disaat mendapat ujian dariMu, jauhkan dari kesulitan apapun, mudahkan distiap iktiar dan urusannya_

*_Yaa Allah.. Yaa Fattaah.._*
_Limpahkanlah selalu Rahmat-Mu untuk Beliau skluarga, balaslah kebaikannya dengan karunia nikmatMu yg penuh barokah, angkat derajatnya, mulyakan kehidupannya serta masukkanlah Beliau kedalam barisan orang² yang bertaqwa dan beruntung_

_*Ya Robb Yang Maha pemberi Rejeki*_
_*Jadikanlah hari Jumat ini penuh dgn keberkahanMu melalui Amal sholeh hamba² Mu untuk memenuhi kebutuhan Santunan kami di tgl 15 dan 19 November nanti*, Aamiin Yaa robbalalamaiin_

*Mba Marmi*
*Yayasan Sentuhan Qolbu*

Kamis, 29 Oktober 2020

Pesan Rasulullah SAW sebelum wafat, ummati, ummati, ummati

PESAN RASULULLAH SAW SEBELUM WAFAT

Sebelum malaikat Izrail diperintah Allah SWT untuk mencabut nyawa Nabi Muhammad, Allah berpesan kepada malaikat Jibril



“Hai Jibril, jika kekasih-Ku menolaknya, laranglah Izrail melakukan tugasnya!” Sungguh berharganya manusia yang satu ini yang tidak lain adalah Nabi Muhammad SAW. 

Di rumah Nabi Muhammad SAW, Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam.

“Bolehkah saya masuk?” tanyanya. 

Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk sambil berkata, “Maafkanlah, ayahku sedang demam” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. 

Kemudian Fatimah kembali menemani Nabi Muhammad SAW yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, “Siapakah itu wahai anakku?”. 

“Tak tahulah ayahku, sepertinya orang baru, karena baru sekali ini aku melihatnya” tutur Fatimah lembut. 

Lalu, Rasulullah menatap puterinya dengan pandangan yang menggetarkan. 

Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.

“Ketahuilah wahai anakku, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. 

Dialah malaikatul maut” kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakan tangisnya.


Malaikat maut pun datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut bersama menyertainya. 

Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah SWT dan penghulu dunia ini.

“Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?

” Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.

 “Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. 

Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu” kata malaikat Jibril. 

Tapi itu ternyata tidak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.


“Engkau tidak senang mendengar khabar ini?

” Tanya malaikat ibril lagi.

“Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?”

 “Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar bahwa Allah berfirman kepadaku :

 Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya” kata malaikat Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya malaikat Izrail melakukan tugasnya.

Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.

“Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.

” Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. 

“Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?”

Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.

“Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal” kata Jibril. 

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.

 “Ya Allah, dahsyat sekali maut ini, TIMPAKAN SAJA SEMUA SIKSA MAUT INI KEPADAKU, JANGAN PADA UMATKU”

Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. 

Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali mendekatkan telinganya. 

“Uushiikum bis-shalaati, wamaa malakat aimaanukum (peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu)”. 

Di luar, pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. 

Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

 “Ummatii, ummatii, ummatiii! (Umatku, umatku, umatku)”. 

Dan, berakhirlah hidup manusia yang paling mulia yang memberi sinaran itu.


Menurut jumhur ulama sebagian Sakitnya Sakarotulmaut Seluruh umat Nabi muhammad sudah dilimpahkan kepada Sayyidina muhammad….

Betapa mendalam cinta Rasulullah kepada kita ummatnya, bahkan diakhir kehidupannya hanya kita yang ada dalam fikirannya. 

Sakitnya sakaratul maut itu tetapi sedikit sekali kita mengingatnya bahkan untuk sekedar menyebut Mengagungkan Pangilan Nabinya.


Allahumma sholli ‘alaa Sayyidina Muhammad wa ‘ala ali Sayyidina Muhammad….

Mudah2an kita termasuk ummatnya yg nanti di hari kiamat akan mendapatkan syafaat baginda Rosulullah SAW.

Aamiin.

Yang like, komentar dan share status ini, Semoga kelak akan berkumpul bersama Rasulullah dan mendapatkan aliran syafa’at dari Baginda kita, Rasulullah Muhammad SAW.
Amiin…

Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad…… 

SETIAP KEJADIAN PASTI ADA SEBABNYA.



Kehidupan kita tak lepas dari berbagai peristiwa, tantangan, rintangan, kesempatan, dan berbagai pengalaman yang bisa dijadikan pelajaran seumur hidup untuk berperilaku lebih baik dari hari ke hari. 

Benar kata orang pengalaman adalah guru terbaik dalam hidup.

Dengan belajar dari pengalaman, kita menjadi pribadi yang semakin dewasa setiap harinya.

Beberapa fase kehidupan mungkin terasa berat dan menyakitkan bagi beberapa orang. 

Terlebih yang tidak cukup bersyukur akan hidupnya jelas menganggap setiap peristiwa yang menyakitkan sebagai kutukan. 

Bila Anda tipe orang yang seperti itu, mungkin Anda akan membutuhkan kata-kata berikut untuk dijadikan bahan introspeksi. 

Meyakinkan diri sendiri mungkin menjadi hal yang berat. 

Namun, belajar dari kata-kata mutiara berikut mungkin bisa membantu Anda lebih menerima hidup apa adanya dan mau belajar serta memperbaharui hidup dengan pola pikir dan perilaku yang semakin baik.


1. “Hidup itu sederhana, kitalah yang membuatnya sulit.” (Confucius)
Hidup Sederhana

Tak Perlu Pusing Memikirkan, Jalani Saja Dulu 

Hidup itu sederhana saat menjalaninya dengan kegembiraan dan kebahagiaan.

Kita menjalani hidup tanpa turut campur dalam urusan kehidupan orang lain. 

Sesederhana itulah sebenarnya hidup. 

Sayangnya, terkadang kita melibatkan diri dalam hal yang sesungguhnya bukan menjadi bagian dari hidup kita. 

Itulah sebabnya hidup terasa begitu berat dan rumit.

Kebiasaan menggosip, mencemooh, dan mengolok-olok tak jarang kita lakukan. 

Kebiasaan-kebiasaan itulah yang tanpa disadari menjadikan kita dijauhi banyak orang. 

Tak ada yang mau membantu saat susah atau tak ada yang mau menemani sehingga kita merasa kesepian.

 Inilah yang membuat kita terkadang merasa sulitnya menjalani hidup.

2. “Hal yang paling penting adalah menikmati hidupmu, menjadi bahagia, apa pun yang terjadi.”

 (Audrey Hepburn)
Karena hidup bukan ditentukan orang lain, Anda harus bisa membuat jalan hidup sendiri. 

Anda yang berhak memutuskan apa yang terbaik. 

Menjalani hidup yang Anda miliki sebaiknya disertai kebahagiaan yang bisa didapatkan dari diri sendiri, keluarga, rekan, dan lingkungan sekitar. 

Tidak ada alasan untuk tidak bahagia, bukan?

3. “Hidup itu bukan soal menemukan diri Anda sendiri.

 Hidup adalah tentang menciptakan diri sendiri.” (George Bernard Shaw)

Terkadang kita terjebak pada satu frasa yang salah dalam hidup. 

Dalam kehidupan, kita pasti mengalami fase mencari jati diri.

 Sebenarnya, tidak ada jati diri yang hilang. 

Jati diri ada karena dibentuk, bukan dicari lalu didapatkan. 

Seperti apa diri mereka tergantung dari bagaimana memilih hal-hal apa saja yang berpengaruh dalam kehidupan dan diri mereka.

4. “Hidup adalah mimpi bagi mereka yang bijaksana, permainan bagi mereka yang bodoh, komedi bagi mereka yang kaya, dan tragedi bagi mereka yang miskin.” (Sholem Aleichem)

Hidup bisa jadi suatu hal yang sangat menyenangkan atau bahkan sangat menyedihkan. 

Hal ini terjadi karena perbedaan sudut pandang yang dipengaruhi latar belakang setiap orang. 

Untuk tetap bahagia menjalani hidup, Anda harus memiliki sudut pandang yang positif, yang menganggap hidup patut disyukuri dan dinikmati dengan segala kebahagiaan. 

Bukan hanya diisi dengan kemurungan dan duka yang seharusnya tidak berlarut-larut.

5. “Kenyataannya, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi besok.

Hidup adalah pengendara yang gila dan tidak ada yang menjaminnya.” (Eminem)

Anda tidak bisa meramalkan masa depan sekalipun cuma satu detik ke depan. 

Anda bisa saja berencana untuk menghabiskan waktu dengan siapa dan seperti apa. 

Namun, Anda tidak bisa menjamin secara pasti bisa melakukan hal tersebut. 

Tidak ada yang bisa menjamin Anda akan hidup lama. 

Maka dari itu, nikmati kehidupan yang Anda miliki. 

Bersyukurlah dan berbahagialah dengan segala kepunyaan yang akan membawa Anda pada hakikat kehidupan yang sesungguhnya.

6. “Tujuan hidup kita adalah menjadi bahagia.” (Dalai Lama)
Hidup Bahagia 
 
Kebahagiaan Buat Hati Jadi Tenteram 

Siapa pun berkeinginan agar hidupnya menjadi bahagia. 

Karena itu, janganlah berlarut-larut dalam kesedihan. 

Janganlah terus meringkuk dalam keterpurukan. 

Bangkitlah dan raihlah kebahagiaan yang jadi tujuan dari hidup. 

Mulailah dari hal-hal kecil yang bisa bikin kita bahagia. 

Tak perlu muluk menggapai yang tinggi untuk bahagia. 

Kalau yang kecil saja sudah bisa buat kita bahagia, hal yang besar dapat dimiliki demi kebahagiaan yang lebih besar lagi.

7. “Hidup yang baik adalah hidup yang diinspirasi cinta dan dipandu ilmu pengetahuan.” (Bertrand Russell)

Beberapa orang menganggap cinta sebagai hal yang imajiner. 

Nyatanya, hal imajiner ini justru membawa Anda pada kehidupan yang baik. 

Dengan hal imajiner ini, Anda bisa merasakan simpati dan empati.

 Anda bisa merasa diri sebagai manusia dan dengan cinta, Anda bisa bahagia. 

Hidup bersama cinta dipandu dengan ilmu pengetahuan akan membuat hidup Anda seimbang.

 Sebab pengetahuan yang Anda punya menghindarkan diri Anda dari irasionalitas yang timbul akibat cinta yang berlebihan.

8. “Hidup adalah serangkaian perubahan yang alami dan spontan. 

Jangan tolak mereka karena itu hanya menimbulkan penyesalan dan duka. 

Biarkan realita menjadi realita. Biarkan sesuatu mengalir dengan alami ke mana pun mereka suka.” (Lao Tzu)

Membiarkan sesuatu hal mengalir secara alami sama seperti halnya dengan menerima kenyataan hidup yang Anda hadapi tanpa harus menyangkalnya. 

Setiap masalah pasti akan mendewasakan Anda. 

Anda tidak perlu marah dan menolak hal-hal yang terjadi pada Anda, sekalipun hal itu sangat menyakitkan bagi Anda. 

Di balik setiap peristiwa yang terjadi pada Anda, ada hal-hal yang baru bisa Anda mengerti ketika Anda sudah bisa merelakan kenyataan sebagai sebuah kenyataan, bukan lagi sebagai mimpi.

9. “Anda di sini hanya untuk persinggahan yang singkat. 

Jangan terburu, jangan khawatir. Yakinlah bahwa Anda menghirup wangi bunga sepanjang perjalanan.” (Walter Hagen)

Kehidupan hanyalah sementara. Suatu saat kita semua pasti akan kembali kepada pencipta. 

Jangan menjalani hidup tanpa arti.

 Setidaknya, kita nanti bisa kembali dengan membawa kenangan baik dan tidak terlupakan. 

Anda tidak harus menjadi orang yang kaya untuk bisa membuat kenangan yang baik. Anda bisa berbagi kepada mereka yang membutuhkan.

Anda juga tidak harus bekerja setiap hari sampai larut malam hingga mengorbankan jam istirahat. 

Cukup kerjakan semampunya dan sewajarnya tanpa harus kehilangan momen berarti bersama keluarga. 

Cintai hidup Anda, tetapi jangan terlalu mencintai apa yang ada dalam hidup. 

Sebab Anda tidak pernah tahu kapan mereka akan berhenti mencintai.

10. “Hidup adalah cermin dan akan merefleksikan kembali kepada para pemikir mengenai apa yang mereka pikirkan.”

Hidup terjadi dari apa yang kita pikirkan. 

Ketika kita berpikir bahagia, hidup kita akan membahagiakan. Ketika kita berpikir hidup tidak ada artinya, kenyataannya akan seperti itu. 

Hidup layaknya sebuah cermin dan diri kita adalah pikiran kita sendiri. 

Untuk membuatnya tampak menarik dan menyenangkan, yang ada di dalam pikiran kita pun harus diselaraskan. 

Tidak ada orang yang bahagia ketika dalam pikirannya penuh dengan duka dan sifat-sifat negatif. 

Kebahagiaan hanya datang pada mereka yang yakin bahwa hidup adalah berkat yang harus disyukuri.

11. “Saya memiliki filosofi yang sederhana: isi apa yang kosong, kosongkan apa yang terlalu penuh, garuk mana yang gatal.” 

AMALAN-AMALAN UTAMA DI HARI JUM'AT

1. Membaca Surat Al-Kahfi

Dalam hadits dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu dise

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيقِ

“Barangsiapa yang membaca surah Al-Kahfi pada malam Jumat, dia akan disinari cahaya antara dia dan Kabah.” (HR. Ad-Darimi).

Juga dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ

“Barangsiapa yang membaca surah Al-Kahfi pada hari Jumat, dia akan disinari cahaya di antara dua Jumat.” (HR. Al-Baihaqi dalam Al-Kubra, 3:249).

2. Bersih-bersih diri pada hari Jumat seperti memotong kuku, memotong rambut, dan bersiwak.

Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, “Imam Syafii dan para ulama mazhab Syafiiyah rahimahumullah menegaskan dianjurkannya memotong kuku dan mencukur rambut-rambut di badan (kumis dan bulu kemaluan) pada hari Jumat.” (Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab, 1:287).

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah pernah memberikan keterangan, “Imam Ahmad bin Hanbal pernah ditanya tentang memotong kuku. Beliau menjawab, ‘Dianjurkan untuk dilakukan di hari Jumat, sebelum matahari tergelincir.

 3. Bershalawat pada Nabi shallallahu alaihi wa sallam.

Dari Abu Umamah Al-Bahily radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَكْثِرُوا عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ فَإِنَّ صَلاَةَ أُمَّتِى تُعْرَضُ عَلَىَّ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ ، فَمَنْ كَانَ أَكْثَرَهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً كَانَ أَقْرَبَهُمْ مِنِّى مَنْزِلَةً

“Perbanyaklah shalawat kepadaku pada setiap Jum’at. Karena shalawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap Jum’at. Barangsiapa yang banyak bershalawat kepadaku, dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti.” (HR. Al-Baihaqi 3:249 dalam Sunan Al-Kubra. Hadits ini hasan ligoirihi –yaitu hasan dilihat dari jalur lainnya-).

4. Berdoa Di Hari Jum'at.

Bersabda Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam:

فِيهَا سَاعَةٌ لاَ يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ ، وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْألُ اللهَ شَيْئاً ، إِلاَّ أعْطَاهُ إيّاهُ

“Di dalamnya terdapat satu waktu yang tidaklah seorang hamba yang muslim tepat pada saat itu berdiri shalat meminta sesuatu kepada Allah, melainkan Allah pasti memberikan kepadanya.” Beliau pun mengisyaratkan dengan tangannya untuk menggambarkan sedikitnya (sebentarnya) waktu tersebut.” (HR. Bukhari, no. 935 dan Muslim, no. 852)

Salah satu waktu mustajab untuk berdoa adalah ba’da ashar di hari Jumat. 

Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam:

يَوْمُ الْجُمُعَةِ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً لاَ يُوجَدُ فِيهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللهَ شَيْئًا إِلاَّ آتَاهُ إِيَّاهُ فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ

‘Pada hari Jum’at terdapat dua belas jam (pada siang hari), di antara waktu itu ada waktu yang tidak ada seorang hamba muslim pun memohon sesuatu kepada Allah melainkan Dia akan mengabulkan permintaannya. Oleh karena itu, carilah ia di akhir waktu setelah ‘Ashar.’[HR. Abu Dawud]

Iman Ahmad rahimahullah menjelaskan bahwa waktu mustajab itu adalah ba’da ashar, beliau berkata,

قال الإمام أحمد : أكثر الأحاديث في الساعة التي تُرجى فيها إجابة الدعوة : أنها بعد صلاة العصر ، وتُرجى بعد زوال الشمس . ونقله عنه الترمذي

“Kebanyakan hadits mengenai waktu yang diharapkan terkabulnya doa adalah ba’da ashar dan setelah matahari bergeser (waktu shalat jumat).” [Lihat Fatwa Sual Wal Jawab no.112165]

Semoga Bermanfaat


 

MENEGAKKAN SYARIAH SECARA KAFFAH WUJUD CINTA KEPADA NABI SAW. YANG HAKIKI

BULETIN DAKWAH KAFFAH - EDISI 

6 Rabiul Awwal 1442 H/23 Oktober 2020 M

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh_

Salah satu nikmat terbesar yang Allah SWT anugerahkan kepada kita adalah nikmat iman dan Islam. Tanpa nikmat ini, semua bentuk kenikmatan lainnya tak ada artinya. Apalagi di akhirat kelak. Tentu nikmat iman ini harus disyukuri. Caranya, iman harus terus dipertahankan dan dipupuk hingga mencapai keimanan sempurna dan paripurna. Dengan itulah kelezatan iman akan dirasakan di dunia dan di akhirat kelak.

Banyak petunjuk Rasulullah saw. kepada kita agar kita bisa merasakan kelezatan iman. Di antaranya adalah dengan mencintai Allah SWT dan Rasulullah saw. di atas kecintaan kepada segala makhluk; di atas kecintaan pada apa saja selain Allah SWT dan Rasul-Nya. 

Bagaimana wujud cinta tersebut, simak selengkapnya pada buletin Kaffah edisi 164, dengan tema : *MENEGAKKAN SYARIAH SECARA KAFFAH WUJUD CINTA KEPADA NABI SAW. YANG HAKIKI*, yang bisa Anda dapatkan dalam berbagai format : 

*==========*
1️⃣  Format *Teks* , klik link dibawah ini : 
🧾 Layanan Bot Kaffah : https://kaffah.press/teks
🧾 Layanan Web Kaffah : https://krm.li/164-teks
*==========*
2️⃣  Format *PDF* , klik link dibawah ini : 
📜 Layanan Bot Kaffah : https://kaffah.press/pdf
📜 Layanan Web Kaffah : https://krm.li/164-pdf
*==========*
3️⃣  Format *Cetak* , klik link dibawah ini : 
📠 Layanan Bot Kaffah : https://kaffah.press/print
📠 Layanan Web Kaffah : https://krm.li/164-print
*==========*
4️⃣  Format *Audio Reading* , klik link dibawah ini : 
🎧 Layanan Bot Kaffah : https://kaffah.press/audio
🎧 Layanan Web Kaffah : https://krm.li/164-audio
Buletin Dakwah Kaffah, terbit setiap hari *Jumat* pukul *13:00* WIB. 
Raih amal jariyah dengan *menyebarkan* informasi ini kepada saudara, rekan kerja, dan kerabat anda.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Rabu, 28 Oktober 2020

MEMPERINGATI KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW

Kita sudah masuk dibulan Maulid, biar tambah kecintaan kita kepada Kanjeng Nabi Muhammad yuk baca sebentar.

1 cerita dimana di ujung hidup seorang Manusia.....yg sangat mencintai kita semua :

Allahumma Sholli'alaa Sayyidina Muhammad Saw..
😭😭😭😭😭😭😭
Cerita yang tak pernah ada bosannya. 

Mohon dibaca yaa... !
Sangat Mengharukan...
😭😭😭😭😭

Assalamu'Alaikum Wr. Wb...

Kisah ini terjadi pada diri Rasulullah SAW sebelum wafat.

Rasulullah SAW telah jatuh sakit agak lama, sehingga keadaan beliau sangat lemah.

Pada suatu hari, Rasulullah SAW meminta Bilal memanggil semua Sahabat datang ke Masjid.

Tidak lama kemudian, penuhlah Masjid dgn para Sahabat.

Semuanya merasa rindu setelah agak lama tidak mendapat Taushiyah dari Rasulullah SAW.

Beliau duduk dengan lemah di atas mimbar. Wajahnya terlihat pucat,
menahan sakit yg tengah dideritanya.

Kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Wahai sahabat2ku semua.

Aku ingin bertanya, apakah telah aku sampaikan semua kepadamu,
bahwa sesungguhnya Allah SWT itu adalah satu2nya Tuhan yg layak disembah?"

Semua Sahabat menjawab dengan suara bersemangat,
"Benar wahai Rasulullah,
Engkau telah sampaikan kepada kami bahwa sesungguhnya Allah SWT adalah satu2nya Tuhan yang layak disembah."

Kemudian Rasulullah SAW bersabda:

"Persaksikanlah ya Allah. Sesungguhnya aku telah menyampaikan amanah ini kepada mereka."

Kemudian Rasulullah SAW bersabda lagi,
dan setiap apa yang Rasulullah sabdakan selalu dibenarkan oleh para sahabat.

Akhirnya sampailah pada satu pertanyaan yg menjadikan para Sahabat sedih dan terharu. 

Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya,
aku akan pergi menemui Allah SWT,
Dan sebelum aku pergi,
aku ingin menyelesaikan segala urusan dengan manusia.

Maka aku ingin bertanya kepada kalian semua.
Adakah aku berhutang kepada kalian ?..
Aku ingin menyelesaikan hutang tersebut.

Karena aku tidak mau bertemu dengan Allah SWT dalam keadaan berhutang dengan manusia."

Ketika itu semua para Sahabat diam,
dan dalam hati masing2 berkata "Mana ada Rasullullah SAW berhutang dengan kita? Kamilah yang banyak berhutang kepada Rasulullah".

Rasulullah SAW mengulangi pertanyaan itu sebanyak 3 kali.

Tiba2 bangun seorang lelaki yg bernama UKASYAH,
seorang sahabat, mantan preman sebelum masuk Islam, dan
dia berkata:

"Ya Rasulullah...
Aku ingin sampaikan masalah ini.

Seandainya ini dianggap hutang,
Maka aku minta engkau selesaikan. 

Seandainya bukan hutang, maka tidak perlulah engkau berbuat apa2".

Rasulullah SAW berkata: "Sampaikanlah wahai Ukasyah".

Maka Ukasyah pun mulai bercerita:

"Aku masih ingat ketika perang Uhud dulu, suatu ketika engkau menunggang kuda, lalu engkau pukulkan cemeti ke belakang kuda.

Tetapi cemeti tersebut tidak kena pada belakang kuda,
Tapi justeru terkena pada dadaku,
Karena ketika itu aku berdiri dibelakang kuda yang engkau tunggangi wahai Rasulullah".

Mendengar itu,
Rasulullah SAW berkata: 

"Sesungguhnya itu adalah hutang wahai Ukasyah.

Kalau dulu aku pukul engkau,
Maka hari ini aku akan terima hal yang sama."

Dengan suara yang agak tinggi,
Ukasyah berkata: "Kalau begitu aku ingin segera melakukannya wahai Rasulullah."

Ukasyah se-akan2 tidak merasa bersalah mengatakan demikian. 

Sedangkan ketika itu sebagian sahabat berteriak marah kepada Ukasyah. 

"Sungguh engkau tidak berperasaan Ukasyah. 

Bukankah Baginda sedang sakit..!!?

Ukasyah tidak menghiraukan semua itu.

Rasulullah SAW meminta Bilal mengambil cambuk di rumah Fatimah, anaknya.

Bilal meminta cambuk itu dari Fatimah,

Kemudian Fatimah bertanya: "Untuk apa Rasulullah meminta cambuk ini wahai Bilal?"

Bilal menjawab dengan nada sedih: "Cambuk ini akan digunakan Ukasyah untuk memukul Rasulullah."

Terperanjat dan menangislah Fatimah, seraya berkata:

"Kenapa Ukasyah hendak memukul Ayahku Rasulullah?
Ayahku sedang sakit,
kalau mau memukul,
pukullah aku anaknya".

Bilal menjawab: "Sesungguhnya ini adalah urusan antara mereka berdua".

Bilal membawa cambuk tersebut ke Masjid lalu diberikannya kepada Ukasyah.

Setelah mengambil cambuk itu,
Ukasyah menuju ke hadapan Rasulullah. 

Tiba2, Abu Bakar berdiri menghalangi Ukasyah sambil
berkata: "Ukasyah... kalau kamu hendak memukul,
pukullah aku..!!
Aku adalah orang yang pertama beriman dengan apa yang Rasulullah SAW sampaikan.

Akulah sahabatnya di kala suka dan duka.

Kalau engkau hendak memukul,
maka pukullah aku".

Rasulullah SAW bersabda: "Duduklah wahai Abu Bakar.

Ini urusan antara aku dengan Ukasyah".

Ukasyah menuju ke hadapan Rasulullah SAW. 

Kemudian Umar bin Khattab berdiri menghalangi Ukasyah sambil berkata:

"Ukasyah...
kalau engkau mau mukul, pukullah aku.

Dulu memang aku tidak suka mendengar nama Muhammad,
bahkan aku pernah berniat untuk menyakitinya.

Itu dulu. 
Sekarang, tidak boleh ada seorang pun yg boleh menyakiti Rasulullah Muhammad SAW.

Kalau engkau berani menyakiti Rasulullah,
maka langkahi dulu mayatku..!!"

Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW:

"Duduklah wahai Umar. Ini urusan antara aku dengan Ukasyah".

Ukasyah menuju ke hadapan Rasulullah, dan tiba2 berdirilah Ali bin Abu Talib, sepupu sekaligus menantu Rasulullah SAW.

Dia menghalangi Ukasyah sambil berkata: "Ukasyah, pukullah aku saja.

Darah yang sama mengalir pada tubuhku ini wahai Ukasyah".

Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW:

"Duduklah wahai Ali,
ini urusan antara aku dengan Ukasyah".

Ukasyah semakin dekat dengan Rasulullah SAW. 

Tiba2 tanpa disangka, bangkitlah kedua cucu kesayangan Rasulullah SAW yaitu Hasan dan Husen. 

Mereka berdua memegangi tangan Ukasyah sambil memohon...

"Wahai Paman,
pukullah kami Paman, Kakek kami sedang sakit,
Pukullah kami saja wahai Paman,,
sesungguhnya kami ini Cucu kesayangan Rasulullah SAW.

Dengan memukul kami, sesungguhnya itu sama dengan menyakiti Kakek kami,, wahai Paman."

Lalu Rasulullah SAW berkata: "Wahai Cucu2 kesayanganku, duduklah kalian.

Ini urusan kakek dengan Paman Ukasyah".

Begitu sampai di tangga mimbar,
dengan lantang Ukasyah berkata:

"Bagaimana aku mau memukul engkau ya Rasulullah. Engkau duduk di atas dan aku di bawah. 

Kalau engkau mau aku pukul, maka turunlah ke bawah sini..!!"

Rasulullah SAW memang manusia terbaik. 

Kekasih Allah itu meminta beberapa sahabat memapahnya ke bawah. 

Rasulullah SAW didudukkan pada sebuah kursi,
lalu dengan suara tegas Ukasyah berkata lagi:

"Dulu waktu engkau memukul aku, aku tidak memakai baju,
Ya Rasulullah."

Para sahabat sangat geram mendengar perkataan Ukasyah.

Tanpa ber-lama2 dalam keadaan lemah, Rasulullah SAW membuka bajunya. 

Kemudian terlihatlah tubuh Rasulullah yg sangat indah; sedang beberapa batu terikat di perut Rasulullah, pertanda Rasulullah sedang menahan lapar...

Kemudian Rasulullah SAW berkata:

"Wahai Ukasyah,
Segeralah dan janganlah kamu ber-lebih2an.

Nanti Allah SWT akan murka padamu."

Ukasyah langsung menghambur menuju Rasulullah SAW,, Cambuk di tangannya ia buang jauh2. 

Kemudian ia peluk tubuh Rasulullah SAW se-erat2nya,, sambil menangis sejadi-jadi2nya...

Ukasyah berkata:
"Ya Rasulullah, Ampuni aku,
Maafkan aku;
Mana ada manusia yg sanggup menyakiti engkau ya Rasulullah. 

Sengaja aku melakukannya, agar aku dapat merapatkan tubuhku dengan tubuhmu...
Karena Engkau pernah mengatakan "Barang siapa yang kulitnya pernah bersentuhan denganku, maka diharamkan api neraka atasnya."

Seumur hidupku aku ber-cita2 dapat memelukmu.

Karena sesungguhnya aku tahu bahwa tubuhmu tidak akan dimakan oleh api neraka. 

Dan sungguh aku takut dengan api neraka.

Maafkan aku ya Rasulullah..."

Rasulullah SAW dengan senyum berkata:

"Wahai sahabat2ku semua, kalau kalian ingin melihat Ahli Syurga, maka lihatlah Ukasyah..!!"

Semua sahabat menitikkan air mata.

Kemudian para sahabat bergantian memeluk Rasulullah SAW.

SEMOGA dengan membaca ini, bila ada air mata, ini membuktikan Kecintaan kita kepada Kekasih Allah SWT...

*Allahumma'sholli 'alaa Sayyidina Muhammad.* 
*Allahumma sholli 'alayhi wassalam...*

Semoga Allah SWT selalu meridhai kita semua. Aamiin...

Ayo kita posting di WA tentang Keagungan Rasulullah SAW...

Jangan sampai kisah  ini kalah populer dibanding berita2 yang ada saat ini..!!
                                                                                    Seluruh dunia mencintai Nabi SAW.

Kami ingin mengajak 500.000.000 Sholawat kepada Sahabat yang mencintai Rasulullah Muhammad SAW.

Dengan ribuan orang berdzikir,, Semoga Negara2 Islam diselamatkan Allah SWT. 

Hanya dengan membaca dan menyebarkan kepada rekan2 kita...

KITA SEMUA UMAT
RASULULLAH SAW..!!!

   *ALLAHUMMA SHALLI'ALA SAYYIDINA MUHAMMAD,*
*WA'ALA AALI SAYYIDINA MUHAMMAD*

Kirim kepada semua teman Muslim dan INSYA ALLAH dalam beberapa menit nanti ramailah orang bersama-sama membaca Keindahan dan Keagungan Kepribadian Rasulullah SAW, Sang Manusia Agung Kekasih Allah SWT.


Tolonglah,, walaupun anda tak mau membacanya secara tuntas,, hanya menghantarnya kepada rekan2 yang lain... sudah cukup..!!

Selesai membacanya, kirimkanlah kepada teman2 kita yang lainnya.

 Dalam beberapa menit, berjuta orang akan membacanya..!! Anda tak akan rugi apa2 pun; biarkan Cerita Haru tentang Manusia Agung Kekasih Allah SWT ini senantiasa berjalan..!!!
اللّٰهم صَلِّ عَلَی سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَی آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدﷺ❤

Selasa, 27 Oktober 2020

SALING MENGHARGAI DENGAN SESAMA

saling menghargai membuat seseorang memahami arti keberagaman. Sebagai makhluk sosial, setiap manusia pasti membutuhkan orang lain dan lingkungan sosial untuk bersosialisasi dan berinteraksi.

Saat berinteraksi tersebut, perlunya menjunjung tinggi sikap saling menghargai. Dengan saling menghargai menjadikan kehidupan bermasyarakat minim konflik atau perpecahan.

Beragam cara bisa dilakukan untuk memupuk sikap saling menghargai, seperti memiliki pandangan terbuka, bersikap ramah, murah senyum, dan suka menolong tanpa membedakan agama, ras, suku, dan budaya.

Jadi, sebisa mungkin sebagai manusia memberikan atau menawarkan bantuan kepada sesama tanpa harus diminta. Dengan belajar saling menghargai, kita bisa mengerti dan memahami makna keberagaman.

Itulah mengapa, belajarlah saling menghargai agar terhindar dari caci maki dan kebencian. Sikap saling menghargai tersebut bisa kamu lakukan terhadap orang sekitar, mulai keluarga hingga lingkungan masyarakat yang lebih luas.

Selain melalui aksi nyata, kita bisa menebarkan sikap saling menghargai melalui kata-kata. Banyak kata-kata saling menghargai yang bisa kamu gelorakan melalui media sosial.


INDAHNYA SILATURAHMI

Silaturahmi adalah hal yang sangat penting salah satu buktinya adalah banyak tradisi pada masyarakat daerah yang berhubungan dengan silaturahmi, selain itu dalam ajaran islam kita juga dianjurkan untuk bersilaturahmi, sebagai buktinya tertera dalam surat an nisa' ayat 1 yang mengandung arti "dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. 

Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu".

Namun pada kenyataanya di era zaman sekarang ini banyak masyarakat yang mulai melunturkan tradisi bersilaturahmi dengan alasan kesibukan atau sekarang sudah ada cara praktis berkomunikasi dengan melakukan video call atau sejenisnya.

Padahal banyak sekali manfaat dari silaturahmi salah satunya adalah mempererat hubungan persaudaraan, memiliki banyak teman, selain itu kita juga akan memperoleh banyak pahala. 

Oleh karena itu sebagai seorang yang beriman hendaknya kita mempererat tali silaturahmi baik itu dengan keluarga, teman, ataupun tetangga.

Foto istimewa : Ais ajj


PENGERTIAN HAK DAN KEWAJIBAN

Pengertian Hak dan Kewajiban bagi Warga Negara beserta Contohnya :

Pengertian hak adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh setiap manusia.

Pengertian hak adalah segala sesuatu yang mutlak menjadi milik seseorang untuk menerima atau melakukan yang seharusnya diterima atau dilakukan oleh suatu pihak dan tidak dapat dituntut secara paksa.

Sedangkan menurut KBBI, pengertian hak merupakan sesuatu hal yang benar, kewenangan, dan kekuasaan seseorang untuk berbuat sesuatu yang telah diatur oleh undang-undang maupun peraturan.

Sehingga, secara prinsip hak bisa dibedakan menjadi beberapa jenis. 

Diantaranya: Hak absolut, hak individual atau hak sosial, hak legal dan moral, hak positif dan negatif, serta hak khusus dan umum.

Nah, supaya kamu lebih paham dengan pengertian hak, langsung saja simak ulasan berikut ini yang telah dilansir dari berbagai sumber.


Menurut kodratnya, pasti manusia memiliki hak dan kewajiban atas sesuatu dalam menjalani kehidupan sosialnya dengan manusia lain.

Sebab, pengertian hak dan kewajiban ialah memberikan keleluasaan kepada individu dalam melaksanakannya, sementara kewajiban merupakan pembatasan dan beban. 

sehingga dalam dua kata tersebut yang lebih menonjol dalam hubungan hukum, yaitu hak.

Adapun pengertian hak dan kewajiban menurut para ahli adalah sebagai berikut:

1. Prof. Dr. Notonegoro mengatakan :
Hak merupakan melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan oleh pihak tertentu dan tidak bisa dilakukan oleh pihat lain manapun juga yang dituntut secara paksa olehnya.

Sedangkan pengertian kewajiban adalah memberikan sesuatu yang diberikan oleh pihak tertentu, namun tidak ada pihak lain manapun yang dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan.

2. Srijanti mengatakan :
Menurut Srijanti, pengertian hak ialah unsur normatif yang berfungsi sebagai pedoman melindungi kebebasan, serta menjamin adanya peluang bagi manusia dalam menjaga harkat dan martabatnya.

Semoga bermanfaat buat yang baca artikel ini :

CUKUPLAH ALLAH SEBAGAI PENOLONG

Agungnya Kalimat “Hasbunallahu Wa Ni’mal Wakiil”


Sahabat Yachya Yusliha :
Segala puji bagi Allah, sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah, amma ba’du:

“Hasbunallah wani’mal wakiil” (Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah sebaik-baik Sandaran), suatu kalimat yang agung, mengandung makna-makna yang tinggi, indah kandungannya, memberi pengaruh yang kuat. Al-Hasiib adalah Dzat Yang menghitung nafas-nafasmu, yang dengan karuniaNya Ia menjauhkan keburukan darimu, Yang diharapkan kebaikannya, dan cukup dengan karuniaNya, dengan anugerahNya Ia menghilangkan keburukan.

Al-Hasiib adalah Dzat yang jika engkau mengangkat hajatmu kepadaNya maka Iapun memenuhinya, jika ia menghukum dengan suatu keputusan maka ia menetapkannya dan menjalankannya.

وَكَفَى بِاللَّهِ حَسِيبًا

Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat perhitungan (QS Al-Ahzaab : 39)

Maknanya adalah yang mengetahui bagian-bagian dan ukuran-ukuran yang para hamba mengetahuinya semisal ukuran-ukuran tersebut dengan cara menghitung, adapun Allah mengetahuinya tanpa menghitung.

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

Dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. (QS At-Tholaq : 3)

Yaitu Allah akan mencukupkan urusan agama dan dunianya, Yang menghilangkan kesedihan dan kegelisahannya, dan seluruh kecukupan diperoleh maka tidaklah diperoleh kecuali dengan Allah, atau dengan sebagian makhlukNya, dan seluruh kecukupan yang diperoleh dengan (sebab) makhlukNya maka sesungguhnya diperoleh denganNya

وَنِعْمَ الْوَكِيلُ

“Dan Allah adalah Sebaik-baik Sandaran”. (QS Ali ‘Imron : 163)

Yaitu, sebaik-baik tempat bersandar kepadanya dalam memperoleh kenikmatan dan untuk menolak kemudhorotan dan bencana.

Al-Wakiil adalah Yang mengurus seluruh alam, dalam penciptaan, pengaturan, pemberian petunjuk dan taqdirnya. Al-Wakiil adalah yang dengan kebaikanNya mengatur segela urusan hambaNya, maka Ia tidak akan meninggalkan hambaNya, tidak membiarkannya, tidak menyerahkan hambaNya kepada yang lain, dan diantaranya adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam

اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلاَ تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ

“Ya Robku, hanya kepada rahmatMu-lah ku berharap, maka janganlah Engkau serahkan diriku kepada diriku meski hanya sekejap mata”

Yaitu janganlah Engkau serahkan aku kepada diriku dan memalingkan aku kepada diriku, karena barang siapa yang bertawakkal kepada dirinya maka ia telah binasa.

“Hasbunallah wani’mal wakiil” (Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah sebaik-baik Sandaran) yaitu Allah cukup bagi orang yang bertawakkal kepadaNya, yang berlindung kepadaNya, Dialah yang menghilangkan ketakutan dari seorang yang sedang takut, Dia melindungi orang yang meminta perlindungan, Dialah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Barangsiapa yang berloyal kepadaNya, meminta pertolonganNya, bertawakal kepadaNya, serta menyerahkan segala urusannya kepadaNya, maka Allah akan melindunginya dengan penjagaanNya dan naunganNya. Barangsiapa yang takut kepadaNya dan bertakwal kepadaNya maka Allah akan menjadikannya aman dari segala yang ia takutkan dan kawatirkan. Serta Allah akan mendatangkan baginya seluruh kemanfaatan yang ia butuhkan.

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (٢) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. (QS At-Tholaq : 2-3)

Maka janganlah merasa lambat akan datangnya pertolongan Allah, rizkiNya dan kesembuhan dariNya, karena

إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا (٣)

Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (QS At-Tholaq : 3), tidak akan dipercepat dan tidak pula terlambat.

Allah berfirman :

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ حَسْبُكَ اللَّهُ وَمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ (٦٤)

Hai Nabi, cukuplah Allah (menjadi Pelindung) bagimu dan bagi orang-orang mukmin yang mengikutimu. (QS Al-Anfaal : 64)

Yaitu Allah akan melindungimu dan melindungi para pengikutmu.

أَلَيْسَ اللَّهُ بِكَافٍ عَبْدَهُ

Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya. (QS Az-Zumar : 36)

Dan rahasia datangnya perlindungan Allah adalah mewujudkan peribadatan, maka semakin bertambah penghambaan (peribadatan) seorang hamba kepada Allah maka semakin bertambah pula perlindungan Allah Azza wa Jalla. Maka tambahlah penghambaanmu niscaya Allah Azza wa Jalla menambah penjagaan dan perlindunganNya bagimu.

“Hasbullah wa ni’mal wakiil” adalah tempat perlindungan seorang hamba tatkala dalam kondisi krisis yang parah, dalam kondisi yang sangat genting. Perkataan ini lebih kuat daripada kekuatan materi dan sebab-sebab duniawi. Perkataan ini adalah tempat bertumpu seorang muslim tatkala hartanya direbut, tatkala ia tak mampu untuk meraih haknya, tatkala sedikit pendukungnya, perkataan ini adalah penghiburnya tatkala musibah menerpa, bentengnya tatkala genting, yaitu tatkala ia mengucapkan perkataan ini dengan keyakinan yang kuat, karena ia meyakini bahwasanya “Laa haula wa laa quwwat illa billah” (Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah).

Maka jika seorang hamba ditimpa kesulitan, diliputi oleh musibah lalu ia berkata “Hasbiyallahu wa ni’mal wakiil” (cukuplah Allah penolongku dan sebaik-baik sandaran) maka hatinya akan terkosongkan dari segala sesuatu kecuali Allah semata. Maka hal ini akan menjadikan seorang yang tertimpa musibah dan ujjian akan merasa dalam relung hatinya adanya keyakinan bahwasanya segala perkara di tangan Allah.

(Maha suci Allah pemilik segala kekuasaan, maha suci Allah pemilik kesombongan, maha suci Allah yang Maha hidup dan tidak akan mati). Maka akan ringan baginya kesedihan bagaimanapun beratnya, akan ringan penderitaan bagaimanapun puncaknya, karenanya penyeru dari keluarga Fir’aun berkata :

وَأُفَوِّضُ أَمْرِي إِلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ 

Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya”. (QS Al-Mukmin : 44)

Nabi Ya’qub ‘alaihis salaam berkata :

إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ

“Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku” (QS Yusuf : 86)

“Hasbunallahu wani’mal wakiil” adalah doa permintaan, obat bagi segala yang menggelisahkan seorang muslim baik perkara dunia maupun akhirat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

من قال في كل يوم حين ي وحين يمسي : حسبي الله لا إله إلا هو ؛ عليه توكلت ، وهو رب العرش العظيم ؛ سبع مرات ؛ كفاه الله ما أهمه من أمر الدنيا والآخرة

“Barangsiapa yang setiap hari tatkala pagi dan petang mengucapkan “Hasbiyallahu laa ilaaha illah Huwa ‘alaihi tawkkaltu wa huwa Robbul ‘Arsyil ‘Adhiim” (artinya : Cukuplah Allah bagiku tiada sesembahan kecuali Dia, kepadaNya-lah aku bertawakkal, dan Dia adalah Penguasa ‘Arsy yang agung) sebanyak 7 kali, maka Allah akan memenuhi apa yang menggelisahkannya dari perkara dunia dan akhirat”

“Hasbiyallahu wa ni’mal wakiil” diucapkan oleh Ibrahim ‘alaihis salaam tatkala dilemparkan di api, maka jadilah api tersebut dingin dan membawa keselamatan. Diucapkan pula oleh Rasul kita yang mulia shallallahu ‘alaihi wasallam tatkala mereka berkata kepadanya :

إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ

“Sesungguhnya orang-orang (yaitu kafir Quraisy) telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka” (QS Ali Imron : 173)

Justru semakin menambah keimanan mereka (Nabi dan para sahabat),

فَانْقَلَبُوا بِنِعْمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ لَمْ يَمْسَسْهُمْ سُوءٌ وَاتَّبَعُوا رِضْوَانَ اللَّهِ وَاللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَظِيمٍ

Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. dan Allah mempunyai karunia yang besar” (QS Ali Imron : 174)

Tatkala mereka menyerahkan urusan mereka kepada Allah dan menyandarkan hati mereka kepadaNya, maka Allah memberikan kepada mereka balasan berupa empat perkara, (1) kenikmatan, (2) karunia, (3) dihindarkan dari keburukan, (4) dan mengikuti keridhoan Allah, maka mereka ridho kepada Allah dan Allahpun ridho kepada mereka.

Yang dimaksud dengan menyerahkan urusan kepada Allah subhanahu yaitu setelah berusaha dan berikhiyar, maka tidaklah mereka mencari kesembuhan kecuali dariNya, tidaklah mereka mencari kecukupan kecuali dariNya, tidaklah mereka kemuliaan kecuali darinya, maka seluruh perkara bergantung kepada Allah, mengharap dariNya.

Dan inilah doa yang dengan doa tersebut Allah menjaga kehormatan Aisyah –semoga Allah meridoinya-, tatkala ia naik tunggangannya ia berkata, “Hasbiyallahu wa ni’mal wakiil” (cukuplah Allah bagiku dan sebaik-baik Sandaran). Lalu turulah ayat-ayat yang menjelaskan sucinya Aisyah dari tuduhan keji.

“Hasbunallahu wani’mal wakiil” adalah doanya orang-orang yang kuat, dan bukan doanya orang-orang yang lemah, doanya orang-orang yang kuat hati mereka, tidak terpengaruh oleh dugaan-dugaan, tidak diganggu oleh kejadian-kejadian, tidak terkontaminasi oleh kelemahan dan ketakutan, karena mereka mengetahui bahwasanya Allah telah menjamin orang yang bertawakal kepadanya dengan jaminan penjagaan yang sempurna. Maka ia yakin kepada Allah, tenang percaya dengan janji Allah, maka sirnalah kesedihannya, hilanglah kegelisahannya, kesulitan pun berganti menjadi kemudahan, kesedihan menjadi kegembiraan, dan ketakutan menjadi ketenteraman.

“Hasbunallahu wani’mal wakiil” adalah senjata seorang dai yang menyeru kepada jalan Allah. Seorang mukmin yang benar tegar tidak tergoyahkan oleh goncangan-goncangan, ia tetap melangkah, memurnikan tawakalnya, dan baginya ganjaran yang besar. Allah berfirman :

فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ

Jika mereka berpaling (dari keimanan), Maka Katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy yang agung”. (QS At-Taubah : 129)

Mereka yang menyampaikan agama Allah, mereka mengetahui bahwasanya Allah adalah penolong mereka, maka merekapun takut kepada Allah dan tidak peduli dengan orang-orang yang menghalangi, mereka yakin bahwasanya mereka di atas kebenaran, bahwasanya agama mereka benar, mereka menempuh jalannya para nabi dengan penuh kelembutan dan hikmah.

“Hasbunallah wani’mal wakiil” adalah doa rido terhadap taqdir Allah. Allah berfirman :

وَمِنْهُمْ مَنْ يَلْمِزُكَ فِي الصَّدَقَاتِ فَإِنْ أُعْطُوا مِنْهَا رَضُوا وَإِنْ لَمْ يُعْطَوْا مِنْهَا إِذَا هُمْ يَسْخَطُونَ (٥٨)وَلَوْ أَنَّهُمْ رَضُوا مَا آتَاهُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ سَيُؤْتِينَا اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَرَسُولُهُ إِنَّا إِلَى اللَّهِ رَاغِبُونَ (٥٩)

Dan di antara mereka ada orang yang mencelamu tentang (distribusi) zakat; jika mereka diberi sebahagian dari padanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebahagian dari padanya, dengan serta merta mereka menjadi marah. Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan RasulNya kepada mereka, dan berkata: “Cukuplah Allah bagi Kami, Allah akan memberikan sebagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, Sesungguhnya Kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah,” (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka). (QS At-Taubah : 58-59)

Seandainya seorang muslim menerima keputusan Allah, rido dengan hikmahNya maka lebih baik dan agung baginya. Ini merupakan adab jiwa, adab lisan, dan adab iman. Ridho dengan pembagian Allah, rido dengan sikap pasrah dan menerima, bukan ridho terpaksa. Maka cukupkanlah diri dengan Allah, niscaya Allah akan mencukupkan untuk hambaNya. Dan mencukupkan diri dengan Allah merupakan sikap seorang muslim tatkala miskin dan tatkala memberi, tatkala menolak dan tatkala mengambil, dalam kondisi senang dan susah.

“Hasbiyallahu wa ni’mal wakiil”, merupakan washiat Nabi kita yang mulia shallallahu ‘alaihi wasallam kepada umatnya tatkala dalam kondisi berat, beliau bersabda :

كَيْفَ أُنْعَمُ وَصَاحِبُ الْقَرْنِ قَدِ الْتَقَمَ الْقَرْنَ وَاسْتَمَعَ الإِذْنَ مَتَى يُؤْمَرُ بِالنَّفْخِ فَيَنْفُخُ فَكَأَنَّ ذَلِكَ ثَقُلَ عَلَى أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَهُمْ قُوْلُوا حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ عَلَى اللهِ تَوَكَّلْنَا

“Bagaimana aku tenteram sementara malaikat Israfil telah menempel pada sangkakala dan menanti izin kapan ia diperintahkan untuk meniup, maka diapun meniup”.

Maka hal ini memberatkan para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka Nabi berkata kepada mereka :”Ucapkanlah : “Hasbunallahu wani’mal wakiil, ‘alallahi tawakalnaa” (cukuplah Allah bagi kami dan Dia sebaik-baik bersandar, hanya kepadaNyalah kami menyerahkan urusan kami)

Barangsiapa yang Allah cukup baginya maka pikirannya tidak tersibukan dengan makar (rencana jahat) yang disiapkan oleh para pemakar, tidak menggelisahkannya perkumpulan orang-orang yang selalu menanti-nanti keburukan menimpa kaum muslimin, tidak juga rencana jahat ahli kufur dan orang sesat dan penipu atau orang yang menampakkan perkara yang bertentangan dengan batinnya. Karenanya Allah menenangkan NabiNya dan menurunkan firmanNya kepada Nabi :

وَإِنْ يُرِيدُوا أَنْ يَخْدَعُوكَ فَإِنَّ حَسْبَكَ اللَّهُ

Dan jika mereka bermaksud menipumu, maka Sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi pelindungmu). (QS Al-Anfaal : 62)

Yazid bin Hakiim pernah berkata :

ماَ هِبْتُ أحداً قط هَيْبَتِي رجلاً ظلمتُه وأنا أعلم أنه لا ناصر له إلا الله، ويقول : حسبي الله، الله بيني وبينك

“Tidaklah aku takut kepada seorangpun sebagaimana ketakutanku kepada seseorang yang aku menzoliminya, dan aku tahu bahwasanya tidak ada penolong baginya kecuali Allah. Ia berkata, “Hasbiyallahu” (cukuplah Allah penolongku), ia berkata :”Antara aku dan engkau ada Allah”

“Hasbiyallahu wa ni’mal wakiil” membuahkan kepercayaan kepada Allah subhaanahu, dan bersandar kepadaNya, merasa Allah selalu bersamanya dalam setiap waktu dan setiap kondisi.

Jika seorang hamba telah mengetahui bahwasanya Allah yang mencukupkan rizkinya, mata pencahariannya, penjagaan dan perhatinan, pertolongan dan kejayaan, maka ia hanya akan mencukupkan dengan pertolongan Allah dari pertolongan selainNya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

وَمَنِ اسْتَكْفَى كَفَاهُ اللهُ

“Barangsiapa yang mencari kecukupan (dari Allah) maka Allah mencukupkannya”

“Hasbiyallahu wani’mal wakiil” membuahkan penyerahan seorang hamba dirinya kepada Allah, berbaik sangka kepadaNya subhaanahu, karena Allah tersifatkan dengan kekuatan yang sempurna, ilmu dan hikmah yang sempurna, dan Allah tidaklah mentakdirkan bagi hamba kecuali yang membawa kemaslahatan bagi sang hamba baik di dunia maupun akhirat. Allah berfirman :

وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا

Dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (QS An-Nisaa’ : 32)

Juga membuahkan pemantapan tauhid dan tawakkal kepada Pencipta. Allah berfirman :

فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ

Maka sembahlah Dia, dan bertawakkallah kepada-Nya. (QS Huud : 1230)

Allah berfiman :

رَبُّ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ لا إِلَهَ إِلا هُوَ فَاتَّخِذْهُ وَكِيلا

(Dia-lah) Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Maka ambillah Dia sebagai Pelindung. (QS Al-Muzammil : 9)

Allah juga berfirman :

أَلا تَتَّخِذُوا مِنْ دُونِي وَكِيلا

“Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku, (QS Al-Isroo’ : 2



Baca lebih banyak di: https://firanda.com/1349-agungnya-kalimat-hasbunallahu-wa-ni-mal-wakiil.html

JANGAN TERLALU BANYAK BICARA

Jangan Terlalu Banyak Bicara, Ini 4 Bukti Ilmiahnya

Mengurangi bicara dan lebih banyak diam ternyata memberi manfaat positif bagi manusia.


Pola hidup manusia beriman - Kehidupan manusia dipenuhi dengan kebisingan, baik dari suara sesama manusia yang sedang berkomunikasi, musik, mobil, keramaian, dan masih banyak lagi. Manusia telah terbiasa dengan suara-suara yang mengelilinginya hingga kadang tak lagi sadar akan keberadaan suara-suara tersebut.

Ternyata manusia membutuhkan keheningan dalam hidup. 

Bunyi yang didengar manusia terlalu banyak hingga dapat dianggap sebagai polusi akustik. 

Mengurangi kadar bunyi yang didengar dalam satu hari dapat memberikan ketenangan bagi otak. 

Simak 4 alasan ilmiah yang membuktikan bahwa manusia butuh lebih sering 'puasa' dari kebisingan sehari-hari.

1. Keheningan meningkatkan regenerasi sel-sel otak

Sebuah penelitian untuk mengetahui pengaruh bunyi dilakukan pada seekor tikus di tahun 2013. 

Tikus yang diberikan waktu tenang tanpa bunyi apapun selama 2 jam per hari memiliki sel-sel baru di hippocampus, area di otak yang bertanggung jawab akan kemampuan belajar, ingatan, dan emosi.

2. Keheningan membuat manusia lebih kreatif

Saat manusia beristirahat, otak tetap bekerja dan memproses segala informasi yang telah diterima di hari tersebut. 

Saat proses ini berjalan dengan baik tanpa adanya gangguan bunyi atau interupsi lainnya, otak mengintegrasi emosi dan ingatan yang meningkatkan imajinasi dan meningkatkan perkembangan otak.

Keheningan menghasilkan otak yang lebih kreatif dan terbuka akan banyak hal di dunia.

3. Keheningan membantu mengurasi stres dan ketegangan

Telah terbukti bahwa kebisingan konstan memengaruhi otak manusia dan dapat menyebabkan peningkatan kadar hormon stres. 

Keheningan, sebaliknya, memiliki efek sebaliknya. 

Tanpa kebisingan, ketegangan pada otak dan tubuh akan terangkat. 

Para peneliti memantau perubahan tekanan darah dan sirkulasi dan menemukan kesimpulan bahwa lebih baik menghabiskan waktu 2 menit tanpa bunyi apapun daripada mendengarkan musik santai.

4. Keheningan mengisi ulang sumber daya mental manusia

Kebisingan seringkali menjadi pengganggu dalam proses memecahkan masalah baik saat belajar maupun bekerja. 

Bunyi-bunyian yang terlalu banyak dapat mengurangi motivasi, konsentrasi dan justru meningkatkan jumlah kesalahan. 

Penelitian menemukan bahwa anak-anak yang tinggal atau bersekolah di daerah dekat jalan raya yang sibuk memiliki nilai yang lebih rendah dalam bidang membaca dan bahasa dibandingkan anak-anak yang tinggal atau bersekolah di daerah yang lebih tenang.

Namun tak perlu khawatir, otak dapat mengembalikan hal-hal yang hilang akibat polusi akustik jika mendapatkan waktu tenang tanpa kebisingan yang cukup dalam sehari.

Senin, 26 Oktober 2020

YA ALLAH PERLIHATKANLAH YANG BENAR ITU BENAR

YA ALLAH TAMPAKKANLAH KEBENARAN ITU SEBAGAI SEBUAH KEBENARAN DAN BERIKAN PETUNJUK AGAR DAPAT MENGIKUTINYA


 

Sebuah doa yang cukup masyhur dikalangan kaum Muslimin, terutama dikalangan para siswa, karena doa tersebut biasanya diucapkan setelah pelajaran baca Al Qur’an di TPA (tempat pendidikan Al Qur’an), yakni doa :

اللهم أرنا الحق حقاً وارزقنا اتباعه وأرنا الباطل باطلاً وارزقنا اجتنابه

Ya Allah, tampakkanlah kepada kami yang benar itu sebuah kebenaran dan berikan rizki kepada kami untuk mengikutinya. Tampakkanlah kepada kami yang batil itu sebuah kebatilan dan berikan rizki kepada kami agar menjauhinya.

Pertama : kita akan bahas terlebih dahulu takhrij dari doa tersebut. Wallahu A’lam, saya belum menemukan doa ini termaktub dalam kitab-kitab hadits yang popular, hanyalah saya menemukannya dalam kitab karya Imam Umar bin Ahmad bin Utsman yang lebih dikenal dengan nama Ibnu Syahiin (w. 385 H) yang berjudul Syarhu Madzaahib Ahli Sunnah (1/35 nomor 38-cet. Muasasah Qurthubah) dimana beliau berkata :

وَمِنْ أَدْعِيَةِ مَنْ تَقَدَّمَ: اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَأَلْهِمْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا، وَأَلْهِمْنَا اجْتِنَابَهُ

Diantara doa kaum terdahulu adalah : Ya Allah, tampakkanlah kepada kami yang benar itu sebuah kebenaran dan berikan petunjuk kepada kami untuk mengikutinya. Tampakkanlah kepada kami yang batil itu sebuah kebatilan dan berikan petunjuk kepada kami agar menjauhinya.

Namun Imam ibnu Syahiin tidak menyebutkan sanad sehingga diketahui siapa yang mengatakannya.

Kemudian saya dapati doa ini disebutkan oleh Imam al-Ghozali dalam kitabnya Ihyaa Ulumuddin melalui kitab Takhrij hadits Ihya Ulumuddin cetakan Daarul ‘Ishomah yang mengumpulkan tulisan 3 ulama yang mentakhrij hadits-hadits Ihyaa Ulumuddin yaitu al-Hafidz al-‘Iroqiy (w. 806 H), Imam as-Subki (w. 771 H) dan asy-Syaikh az-Zubaidiy (w. 1205 H). Imam ghozali membawakannya dengan lafadz :

اللهم أرني الحق حقاً فأتبعه وأرني المنكر منكراً وارزقني اجتنابه

Ya Allah, tampakkanlah kepadaku yang benar itu sebuah kebenaran (dan berikan petunjuk kepadaku) untuk mengikutinya. Tampakkanlah kepadaku yang mungkar itu sebuah kemungkaran dan berikan petunjuk kepadaku agar menjauhinya….

Al-Hafidz al-‘Iroqiy mengomentarinya (no. 2171) :

قال العراقي: لم أقف لأوّله على أصل

aku tidak mendapatkan penggalan kalimat yang awal (hadits diatas-pent.) asal hadits ini.

Penilaian senada juga disampaikan Imam as-Subki bahwa beliu tidak menemukan sanadnya.

Saya mencoba mencari lagi penilaian ulama kita terhadap status riwayat doa diatas, lalu saya dapati jawaban asy-Syaikh DR. Muhammad bin Abdullah al-Qonaash, dosen universitas al-Qoshim yang ditanya tentang riwayat doa diatas, beliau menjawab :

هذا دعاء مأثور عن عمر -رضي الله عنه-، ذكره البهوتي في كتابه شرح منتهى الإرادات
(3/497)، وعزاه إلى عمر رضي الله عنه، و ذكره ابن كثير في تفسيره عند قوله تعالى: “كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ وَأَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ وَمَا اخْتَلَفَ فِيهِ إِلَّا الَّذِينَ أُوتُوهُ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ بَغْياً بَيْنَهُمْ فَهَدَى اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَاللَّهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ” [البقرة:213]، قال: وفي الدعاء المأثور: “اللهم أرنا الحق حقاً، وارزقنا اتباعه، وأرنا الباطل باطلاً، وارزقنا اجتنابه، ولا تجعله ملتبساً علينا فنضل، واجعلنا للمتقين إماما ” ابن كثير (1/ 444)،

Doa ini ma’tsur dari Umar Rodhiyallahu ‘anhu, disebutkan oleh al-Buhutiy dalam kitabnya Syarah Muntaha al-Iroodaat, lalu menyandarkannya kepada Umar Rodhiyallahu ‘anhu. Disebutkan juga oleh Ibnu Katsir ketika menafsirkan surat Al Baqoroh ayat 213, kemudian beliau berkata dan terdapa doa yang ma’tsur : ad-Doa. (http://forum.mejliss.com/2011/09/14/doua-allah-fait-nous-voir-la-v-rit-en-tant-que-v-rit-important).

Kesimpulannya, doa tersebut tidak diriwayatkan dengan sanad sehingga bisa diketahui siapa yang mengucapkan dan shahih tidaknya, namun minimalnya doa tersebut masyhur dikalangan ulama mutaqodimin. Dan saya melihat banyak ulama kontemporer yang menggunakan doa ini dalam karya-karya mereka, sebut saja misalnya Imam Al-Albani, beliau berdoa dengan doa ini di akhir muqodimah kitab Adabuz Zifaf. Lalu Imam bin Baz juga banyak berdoa dalam majmu fatawanya, begitu juga Imam Ibnu Utsaimin dalam Liqoo’aatil Baabil Maftuuh.

Yang kedua : doa ini mengandung makna yang sangat bermanfaat dan mendalam, saya akan mengambil intisari dari makna doa ini berdasarkan penjelasan asy-Syaikh Abu Umar yang bisa dibaca di http://ar.islamway.net/article/16119/قف-وتأمل-مع-هذا-الدعاء-المجمل dan tambahan dari saya.

Dalam kehidupan ini pasti terdapat perkara yang hak dan yang batil, dan sesunggunya kedua perkara ini sangat jelas. Kemudian ternyata masing-masing memiliki pendukung, yang tentu saja seharusnya seorang mukmin menjadi pendukung kebenaran, sebagaimana Firmannya :
ذَلِكَ بِأَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا اتَّبَعُوا الْبَاطِلَ وَأَنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّبَعُوا الْحَقَّ مِنْ رَبِّهِمْ كَذَلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ لِلنَّاسِ أَمْثَالَهُمْ

Yang demikian adalah karena sesungguhnya orang-orang kafir mengikuti yang bathil dan sesungguhnya orang-orang mukmin mengikuti yang haq dari Tuhan mereka. Demikianlah Allah membuat untuk manusia perbandingan-perbandingan bagi mereka (QS. Muhammad : 3).

Kebenaran yang dapat menghasilkan keselematan adalah ketika Allah Subhanahu wa Ta’alaa menampakan sesuatu yang hak itu sebagai sebuah kebenaran, karena betapa banyak kaum sebelum kita yang mendapatkan kebenaran, namun mereka malah berpaling, sebagaimana Firman-Nya :
وَلَمَّا جَاءَهُمُ الْحَقُّ قَالُوا هَذَا سِحْرٌ وَإِنَّا بِهِ كَافِرُونَ

Dan tatkala kebenaran (Al Quran) itu datang kepada mereka, mereka berkata: “Ini adalah sihir dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengingkarinya.” (QS. Az Zukhruf : 30).

Alangkah indah dan lezatnya seseorang yang Allah tampakkan kebenaran itu sebagai sebuah kebenaran lalu diberikan taufik untuk mengikuti kebenaran tersebut. Sebagaimana teladan para salaf kita dari kalangan sahabat Rodhiyallahu ‘anhum ajma’in, ketika mereka diseru untuk beriman, maka mereka pun beriman, sebagaimana Firman-Nya :
رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَانِ أَنْ آَمِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآَمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ

Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): “Berimanlah kamu kepada Tuhanmu”, maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti (QS. Ali Imroon : 193).

Setan kadang menghiasi kebatilan dengan keindahan, sehingga orang yang tidak waspada akan tertipu dengannya, sebagaimana Firman-Nya :
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا

Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia) (QS. Al An’aam : 112).

Pada akhirnya kebenaranlah yang akan menang dan kebatilan akan lenyap, sebagaimana Firman-Nya :
وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا

Dan katakanlah: “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap (QS. Al Israa’ : 81).

Alangkah indah dan bahagianya seseorang yang diperlihatkan oleh bahwa yang batil itu adalah sebuah kebatilan, lalu ia diberi taufik untuk meninggalkan kebatilan tersebut. Allah Subhanahu wa Ta’alaa dalam Kitab-Nya menyebutkan kisah pemuda ashabul kahfi yang telah ditampakkan oleh Allah kebatilan kaumnya yang mengerjakan kesyrikan, lalu para pemuda tadi meninggalkan kaumnya untuk menyelamatkan agamanya, Allah berfirman :
وَإِذِ اعْتَزَلْتُمُوهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ فَأْوُوا إِلَى الْكَهْفِ يَنْشُرْ لَكُمْ رَبُّكُمْ مِنْ رَحْمَتِهِ وَيُهَيِّئْ لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مِرفَقًا

Dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusan kamu (QS. Al Kahfi : 16).

 

MASALAH HATI DALAM ISLAM

5 Penyakit Hati yang Harus Diwaspadai Menurut Ajaran Islam


Image
Ilustrasi Orang Sombong

POLA HIDUP MANUSIA BERIMAN - Hati adalah tempat lahirnya perasaan manusia, hati juga yang berperan menentukan sifat baik dan buruknya manusia. Menjaga kesucian dan kebersihan hati sangatlah penting berdasarkan sabda Rasulullah saw,

“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati,” (HR. Bukhari).

Dalam bahasa Arab hati dikenal dengan qalbu, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut heart. Penyakit hati yang dimaksudkan pada pembahasan ini bukanlah merupakan penyakit fisik, melainkan penyakit yang berupa perasaan-perasaan tertentu yang ada dalam hati. Penyakit inilah yang akan memengaruhi akhlak dan perbuatan seseorang.

Di masa kecilnya Rasulullah mengalami peristiwa penyucian hati yang dilakukan oleh malaikat Jibril. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya menyucikan hati untuk memperoleh budi pekerti yang mulia seperti yang terdapat pada diri Rasulullah.

Berikut ini lima penyakit hati yang harus kita waspadai dan kita dihilangkan karena termasuk akhlak tercela.

1. Sombong

Sikap sombong adalah penyakit hati yang sangat dibenci oleh Allah Swt. Sifat sombong dan membesarkan diri (takabur) inilah yang menjadi penyebab kafirnya Iblis kepada Allah. Karena kesombongannya, Iblis menolak untuk sujud kepada Adam as. Iblis menganggap bahwa dirinya lebih baik karena tercipta dari api, sedangkan Adam tercipta dari tanah.

Manusia tidak berhak untuk sombong karena punya banyak keterbatasan, sedangkan berbagai kelebihan yang dimiliki pun berasal dari Allah. Dia memerintahkan kita untuk menjauhi sifat sombong sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Isra ayat 37 yang artinya,

“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.”

2. Ujub

Ujub merupakan penyakit hati yang akan membawa seseorang kepada kesombongan. Ujub artinya takjub kepada diri sendiri dan merasa bangga dengan sesuatu yang dimiliki.

Rasulullah bersabda, “Tiga hal yang membawa pada jurang kebinasaan: (1) tamak lagi kikir, (2) mengikuti hawa nafsu (yang selalu mengajak pada kejelekan), dan ujub (takjub pada diri sendiri).” (HR. Abdur Razaq)

3. Hasad

Hasad atau iri dan dengki adalah perasaan tidak suka yang timbul pada hati seseorang apabila melihat atau mendengar kebahagiaan yang dirasakan orang lain. Penyakit hasad ini harus segera dihilangkan karena segala yang diperoleh masing-masing orang sudah ditentukan kadar dan ukurannya oleh Allah Swt. Penyakit hasad dapat mengikis pahala amal saleh sebagaimana hadis Nabi saw berikut,

“Waspadalah terhadap hasud (iri dan dengki), sesungguhnya hasud mengikis pahala-pahala sebagaimana api memakan kayu”. (HR. Abu Dawud)

4. Bakhil atau kikir

Sifat bakhil ini menyebabkan seseorang merasa kekurangan dan takut akan kehabisan harta, sehingga tidak mau memberikan sedikit hartanya kepada orang yang membutuhkan. Sebagaimana firman Allah dalam surah Ali 'Imran ayat 180 yang artinya,

“Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

5. Riya

Riya merupakan penyakit hati yang dilarang karena dapat menghilangkan pahala amal saleh yang dilakukan. Karena riya menghilangkan rasa tulus ikhlas beribadah dan beramal hanya untuk Allah dari dalam hati. Orang yang memiliki penyakit riya ini hanya akan berbuat baik apabila dilihat oleh orang lain dengan tujuan untuk mendapatkan sanjungan.

Allah Swt berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 264 yang artinya,

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”

Itulah penyakit yang harus dihilangkan dari hati setiap muslim. Semoga kita selalu diberi ilham dan ditunjukkan jalan yang lurus oleh Allah, sehingga terhindar dari penyakit hati dan akhlak tercela.[]


MAKNA SABAR DALAM ISLAM


 
Sabar : Pengertian dalam Islam dan Dalilnya.


 
Sabar : Pengertian dalam Islam dan Dalilnya – Sabar merupakan kata yang sering kali diucapkan oleh lisan. Orang yang memiliki sifat sabar akan memperoleh ketenangan, ketentraman dan kelapangan hati. Sabar memang bukanlah suatu perkara mudah yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, namun tidak pula mustahil seseorang memiliki sifat penyabar.

Islam memandang sifat sabar ini sebagai salah sifat terpuji yang harus dimiliki oleh orang-orang yang beriman kepada Allah SWT. Orang yang tidak sabar tidak bisa dikatakan sebagai orang yang beriman. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan dibahas tentang pengertian sabar dalam Islam dan dalil-dalil yang berkaitan dengan sabar.


 
Daftar Isi [sembunyikan]

Sabar : Pengertian dalam Islam dan Dalilnya
Pengertian Sabar Dalam Islam
Dalil Tentang Sabar
Share this:
Related posts:
Sabar : Pengertian dalam Islam dan Dalilnya
Mari kita bahas pengertian sabar terlebih dahulu dengan seksama.

Pengertian Sabar Dalam Islam
Kata sabar berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata sobaro yasbiru, yang artinya menahan. Sedangkan secara istilah, sabar adalah menahan diri dari segala macam bentuk kesulitan, kesedihan atau menahan diri dalam menghadapi segala sesuatu yang tidak disukai dan dibenci.

Adapun sabar secara lebih luas adalah menahanan diri agar tidak mudah marah, berkeluh kesah, benci, dendam, tidak mudah putus asa, melatih diri dalam ketaatan dan membentengi diri agar tidak melakukan perbuatan keji dan maksiat.


 
Dalam Islam, ada tiga bentuk sabar yakni sabar dalam ketaatan, sabar dalam menghadapi musibah, dan sabar dalam menjauhi perbuatan maksiat.

Sabar dalam ketaatan


 
Dalam menjalankan ketaatan dan perintah Allah SWT akan terasa berat sehingga membutuhkan kesabaran yang tinggi. Seperti contoh sabar dalam menahan diri dari sifat malas agar tetap istiqomah dalam menjalankan kewajiban sholat tepat pada waktunya, menjalankan sholat selalu berjamaah, sabar menjalankan puasa dengan menjaga lisan, hati dan pikiran, sabar dalam menuntut ilmu dan lain sebagainya.

Baca Juga: √ Sifat Wajib dan Mustahil Bagi Nabi & Rasul Beserta Artinya
Sabar dalam menghadapi cobaan dan musibah

Orang yang beriman hendaknya bersabar atas segala ujian, cobaan dan musibah yang datang kepadanya. Percaya bahwa Allah tidak akan menguji hamba-Nya diluar batas kemampuannya. Ketika mendapatkan cobaan, maka bersabar dan ikhlas dengan apa yang terjadi. Karena sesungguhnya Allah itu bersama dengan orang-orang sabar.

Sabar dalam kemaksiatan

Segala sesuatu yang haram dan dilarang Allah SWT hendaknya dijauhi. Segala bentuk maksiat itu menyenangkan, tetapi Allah melarangnya sehingga orang-orang beriman diharuskan untuk menjaga dan menahan diri dari segala bentuk maksiat dan hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT.

 

Dalil Tentang Sabar
Berikut ini ada beberapa ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan sabar, diantaranya yaitu:

surat-al-baqarah-ayat-153
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar“. (QS. Al-Baqarah: 153)

surat-al-baqarah-ayat-177
Artinya: “Dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa“. (QS. Al-Baqarah: 177)


 
thoha-ayat-132
Artinya: “Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa”. (QS. Thoha: 132)

surat-az-zumar-ayat-10
Artinya: “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas“. (QS. Az-Zumar: 10)

Adapun hadits tentang sabar diantaranya sebagai berikut:

hadits-sabaar
Artinya: “Barangsiapa yang sabar akan disabarkan Allah, dan tidak ada pemberian Allah yang paling luas dan lebih baik daripada kesabaran“. (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, at-Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Malik dan Ad-Darimi)

Baca Juga: Akhlakul Karimah : Pengertian dan Jenis Akhlak
hadits-sabar
Artinya: “Sangat menakjubkan semua urusan orang yang beriman, sesungguhnya segala urusannya itu sangat baik baginya, dan hal itu tidak dimiliki oleh seorangpun, kecuali orang yang beriman. Apabila ia mendapatkan kesenangan ia bersyukur, maka yang demikian itu sangat baik dan apabila ia tertimpa kesusahan ia sabar, maka yang demikian itu sangat baik baginya“. (HR. Muslim)

sabar
Artinya: “Sabar itu ada tiga yaitu sabar dalam musibah, sabar dalam taat, dan sabar dalam menjauhi maksiat. Barangsiapa bersabar dalam musibah sehingga dikembalikannya dalam keadaan baik atas apa yang menimpa dirinya (ia ridho atas bala’ yang diberikan-Nya), maka Allah akan menulis baginya 300 derajat yang tiap-tiap derajat jaraknya antara langit dengan bumi. Dan barangsiapa bersabar dalam melaksanakan taat, maka Allah akan menuliskannya 600 derajat, tiap dua derajat jaraknya antara langit dunia dengan Sidratul Muntaha. Dan barangsiapa yang bersabar dalam menjauhi maksiat, maka Allah tulis baginya 900 derajat yang jarak dua derajatnya seperti ‘Arasy dua kali“. (HR. Abu Dunya dan Abu Syaikh)

Itulah penjelasan singkat tentang Sabar : Pengertian dalam Islam dan Dalilnya (Qur’an dan Hadits), semoga bermanfaat dan memberikan pengetahuan baru bagi yang belum mengetahuinya. Terimakasih.

4.7 / 5 ( 239 votes )
 
Share this:
FacebookTweetWhatsApp
Related posts:
Qiyas : Pengertian, Rukun, Dalil, Unsur, Syarat Dan Pembagiannya
Qiyas : Pengertian, Rukun, Dalil, Unsur, Syarat Dan Pembagiannya

Adab Adalah : Arti, Faktor Yang Mempengaruhi dan Contohnya
Adab Adalah : Arti, Faktor Yang Mempengaruhi dan Contohnya

Perbedaan Kitab dan Suhuf : Pengertian, Jenis dan Penjelasannya
Perbedaan Kitab dan Suhuf : Pengertian, Jenis dan Penjelasannya

Posted in AgamaTagged arti sabar dan ikhlas, ayat alquran tentang sabar, ayat qur'an tentang sabar, definisi sabar menurut para ulama, hadist tentang sabar, jelaskan pengertian sabar, macam macam sabar dalam islam, macam macam sabar dan contohnya, makna sabar dalam kehidupan, manfaat sabar, pembagian sabar, pengertian sabar, pengertian sabar beserta dalilnya, pengertian sabar dan contohnya, pengertian sabar menurut para ahli, pengertian sabar secara bahasa, pengertian sabar secara istilah, sabar dalam islam, sabar dalam islam hadits