Rabu, 26 Mei 2021

TAFSIR SURAT AL-BAQOROH AYAT 37

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

فَتَلَقّٰۤى اٰدَمُ مِنْ رَّبِّهٖ كَلِمٰتٍ فَتَا بَ عَلَيْهِ ۗ اِنَّهٗ هُوَ التَّوَّا بُ الرَّحِيْمُ

fa talaqqooo aadamu mir robbihii kalimaating fa taaba 'alaiih, innahuu huwat-tawwaabur-rohiim

"(Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya), yakni dengan diilhamkan-Nya kepadanya, menurut suatu qiraat 'Adama' dibaca nashab, sedangkan 'kalimatun' dibaca rafa`, sehingga arti kalimat menjadi, "maka datanglah kepada Adam kalimat dari Tuhannya", yakni yang berbunyi "

rabbanaa zhalamnaa anfusanaa", artinya "Ya Tuhan kami, kami telah berbuat aniaya kepada diri kami... dan seterusnya".

 Maka Adam pun menyampaikan doanya dengan ayat tersebut. (maka Allah menerima tobatnya), 

artinya mengampuni dosanya (Sesungguhnya Dia Maha Penerima tobat) terhadap hamba-hamba-Nya (lagi Maha Penyayang) terhadap mereka."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 37)

* Via Al-Qur'an Indonesia https://quran-id.com

Nabi Adam



Layaknya seperti manusia biasa, Nabi Adam juga selalu diberikan ujian dan cobaan dari Allah SWT.

 Hal tersebut diberikan oleh Allah SWT berkat rasa cintaNya kepada Nabi Adam dan Sitti Hawa.

Melalui ujian dan cobaan tersebut, Adam dan Hawa akan belajar untuk bisa menjadi manusia yang takwa kepada Allah SWT.

Berikut adalah doa sehari-hari Nabi Adam saat menjalani hidup di bumi.

اَللَّهُمَّ إِنَّكَ تَعْلَمُ سِرِّيْ وَعَلاَنِيَتِيْ فَاقْبَلْ مَعْذِرَتِيْ، وَتَعْلَمُ حَاجَتِيْ فَأَعْطَنِيْ سُؤْلِيْ، وَتَعْلَمُ مَا فِيْ نَفْسِيْ فَاغْفِرْلِيْ ذَنْبِيْ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ إِيْمَانًا دَائِمًا يُبَاشِرُ قَلْبِيْ، وَأَسْأَلُكَ يَقِيْنًا صَادِقًا حَتَّى أَعْلَمَ أَنَّهُ لَنْ يُصِيْبَنِيْ إِلاَّ مَا كَتَبْتَهُ عَلَيَّ، وَالرِّضَا بِمَا قَسَمْتَهُ لِيْ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ.

Allahumma innaka ta’lamu sirrii wa’alaa niyatii faqbal ma’dzirotii, wata’lamu haajatii fa a’thonii sulii, wata’lamu maa fii nafsii faghfirlii dzanbii, allahumma innii asalyka iimaanang daaimang katabtahu ‘alayya, warridhoo bimaa qosamtahulii yaa dzaljalaali wal ikroom.

Artinya: Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Tahu keadaaan batin dan zahirku, maka terimalah alasanku, dan Engkau Maha Tahu akan hajat / keperluanku maka berilah aku segala permintaanku, dan Engkau Maha Tahu akan apa yang ada dalam diriku maka ampunilah dosaku. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu iman yang langgeng yang selalu melekat pada hatiku, dan aku memohon keyakinan yang sungguh-sungguh hingga aku tahu bahwa tidak akan menimpaku kecuali apa-apa yang telah Engkau tetapkan kepadaku, dan aku memohon kerelaan atas apa yang Engkau bagikan kepadaku, wahai Yang Maha memiliki keagungan dan kemuliaan.

3. Kunci doa yang dikabulkan


Untuk semakin memperkuat doamu, memintalah kepada Allah SWT apa yang kamu hajatkan atau inginkan dengan bahasa sendiri dan dengan kalimat yang baik. Tanamkan keyakinan dalam diri bahwa Allah SWT akan mendengar dan mengabulkan doamu.

Jangan lupa juga adab berdoa, mulailah dengan membaca bismillahirrahmanirrahim dan bersalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Serahkan segala urusan kepada Allah SWT dan memintalah untuk diberikan yang terbaik.  

Tetapi ingat, jangan cuma berdoa. Lakukanlah ikhtiar atau upaya semaksimal mungkin untuk memudahkanmu mencapai tujuan.

Kalimat "Hasbiyallāhu wa ni'mal wakīl” (cukuplah Allah menjadi penolong bagiku) cukup terpuji bila seseorang mengerahkan upaya maksimal sebelum kenyataan tiba.

Adapun seseorang menjadi tercela menurut agama, kalau hanya mengandalkan kalimat tersebut tanpa didahului oleh upaya maksimal/ikhtiar.

Tiga Kunci Sukses Dunia Akhirat dalam Islam:


Ikhtiar, Doa, Tawakal Penulis: Ustadz Yachya Yusliha.

Ikhtiar, berdoa, dan tawakal adalah tiga kunci sukses dunia akhirat dalam Islam

- Terdapat tiga kunci sukses dunia akhirat dalam Islam sesuai ajaran Nabi Muhammad, yaitu ikhtiar, doa, dan tawakal. 


Ketiga hal ini mesti dikerjakan secara berurutan dan tidak dipisah menjadi bagian sendiri-sendiri. 

Tiga kunci sukses bagi seorang muslim ini didasarkan pada firman Allah dalam Surah ar-Rad:11, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu Kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” Ayat tersebut menyuratkan, pentingnya seseorang berusaha untuk membuat dirinya atau keadaan sekelilingnya lebih baik.

Bahkan, Allah akan menunggu hingga orang tersebut mau berubah, sebelum membukakan jalan ke arah yang positif.

Ikhtiar Sebagai Langkah Pertama Seorang muslim diwajibkan untuk berikhtiar jika ingin mendapatkan sesuatu.

Sebaliknya, bermalas-malasan bukanlah ciri seorang muslim. 

Dalam "Doa Menghilangkan Rasa Malas"  terdapat doa Nabi Muhammad saw. 

yang memohon perlindungan Allah untuk dihindarkan dari empat hal: 


malas, pengecut, pikun, dan pelit. Doa yang dibaca Rasulullah adalah,


 "Allâhumma innî a‘ûdzubika minal kasali wa a‘ûdzubika minal jubni wa a‘ûdzubika minal harami wa a’ûdzubika minal bukhli",


Yang artinya "Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari rasa malas, dan aku berlindung kepada-Mu dari sikap pengecut, dan aku aku berlindung kepadaMu dari pikun, dan aku berlindung kepadaMu dari sifat pelit.” 

Dalam riwayat lain, Nabi Muhammad bersabda, "Barangsiapa yang pada waktu sore merasa lelah karena pekerjaan kedua tangannya (mencari nafkah) maka pada saat itu dosanya diampuni.” (H.R. Thabrani). 

Doa Setelah Usaha Ikhtiar atau usaha mestilah mendahului dua hal lain, yaitu doa dan tawakal. 

Jika seseorang hanya berdoa, tetapi belum berusaha, ia berarti tidak sepenuhnya hendak mengubah nasib.

Sebaliknya, usaha tanpa doa berarti melupakan hakikat bahwa manusia tidak berkuasa atas apa pun, kecuali atas izin Allah.

Allah berfirman dalam Surah Al-Mukmin:60, "Wa qāla rabbukumud'ụnī astajib lakum, innallażīna yastakbirụna 'an 'ibādatī sayadkhulụna jahannama dākhirīn", 

yang bermakna, "Dan Tuhanmu berfirman, 'Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.

Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina'."

Pentingnya Tawakal Setelah berdoa, langkah berikutnya adalah tawakal, atau berserah diri kepada Allah.

Hal ini tidak terlepas dari pandangan Islam tentang kemutlakan Tuhan. 

Seorang muslim yang telah berusaha, lantas berdoa, tidak bermakna keinginannnya akan langsung terpenuhi saat itu juga. 

Jika Tuhan memiliki kehendak lain, maka keinginan orang tersebut tidak akan bermakna.


Sebaliknya, jika Tuhan sudah berkehendak, hal-hal yang awalnya sulit, akan berubah jadi mudah. 


Dalam Surah ath-Thalaq:2-3, Allah berfirman, " ...


Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan jalan keluar untuknya (atas semua urusan).


Baca Juga: Doa Nabi Muhammad Memohon Kebahagiaan dan Kebaikan dalam Hidup


Nabi Muhammad SAW selalu menjadi junjungan dan teladan umat Islam di dunia dalam berbagai hal. 

Termasuk teladan untuk mencapai kebahagiaan hidup.

 Dalam Islam, tak akan bisa bahagia bila kamu tidak mensyukuri nikmat yang diberikan Allah SWT, baik bahagia di dunia maupun akhirat. 

Karena sumber kebahagiaan sejati adalah ketenangan yang bisa dirasakan di dalam hati setiap individu. 

Kebahagiaan menjadi salah satu anugerah dari sang Ilahi yang tidak ternilai harganya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar