Kamis, 27 Mei 2021

Pengertian Rukun Iman dan Penjelasan 6 Aspeknya dalam Agama Islam

Pengertian rukun iman dan penjelasan 6 aspek rukun iman yang harus diyakini umat Islam.

Iman dalam Islam merupakan dasar atau pokok kepercayaan yang harus diyakini setiap muslim. 

Jika tak memiliki iman, maka seseorang dianggap tidak sah menganut Islam. 

Berdasarkan hadis yang diriwayatkan Umar bin Khattab RA, ketika malaikat Jibril menyaru menjadi seorang laki-laki, ia bertanya kepada Nabi Muhammad SAW: " ...

Beritahukan kepadaku tentang Iman' Rasulullah SAW menjawab 'Engkau beriman kepada Allah, kepada para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, kepada para rasul-Nya, kepada hari Kiamat dan kepada takdir yang baik maupun yang buruk.' Orang tadi [Jibril] berkata, 'Engkau benar'," (H.R. Muslim). 

Hadis di atas menjelaskan enam rukun Iman yang mesti diyakini seorang muslim sebagai berikut: 

Iman pada adanya Tuhan Allah Yang Maha Esa. 

Iman pada adanya malaikat Allah SWT. Iman pada adanya kitab-kitab Allah SWT. 

Iman pada adanya rasul-rasul Allah SWT. 

Iman pada adanya hari kiamat. Iman pada qada dan qadar, adanya takdir baik dan buruk ciptaan Allah SWT. 

Dalam buku Rukun Iman (2012), Hudarrohman menjelaskan bahwa iman menjadi sah ketika dilakukan dalam tiga hal, yaitu iman yang diyakini dalam hati, kemudian diikrarkan dengan lisan, dan diamalkan dengan anggota badan. 

Aspek-aspek rukun iman dalam Islam dijelaskan dalam uraian sebagai berikut: 

1. Iman kepada Allah SWT Iman kepada Allah SWT dilakukan dengan mempercayai dan meyakini bahwa Allah itu benar-benar ada, kendati seseorang tidak pernah melihat wujud-Nya atau mendengar suara-Nya.

Untuk beriman kepada-Nya, seorang muslim harus mengetahui sifat-sifat-Nya, baik itu sifat-sifat wajib, jaiz, atau mumkin, atau dapat juga dilakukan dengan mengenal 99 Asmaul Husna yang tertuang dalam Alquran atau hadis..

2. Iman kepada Malaikat Allah SWT Iman kepada malaikat Allah SWT dilakukan dengan mempercayai bahwa malaikat itu benar-benar ada. 

Seorang muslim mesti meyakini adanya malaikat kendati tidak pernah melihat wujudnya, mendengar suaranya, atau menyentuh zatnya. 

Baraya kultum - Percaya atau mengimani adanya malaikat merupakan salah satu rukun iman

Dalam ajaran Islam, ada ribuan malaikat yang diciptakan Allah dan diberikan tugas masing-masing. 

Namun, hanya 10 nama malaikat yang wajib diketahui.

Malaikat diciptakan Allah SWT dari nur atau cahaya. 

Manusia biasa tidak bisa melihat malaikat karena merupakan makhluk kasatmata. 

Hanya Nabi dan Rasul yang bisa melihat makhluk istimewa itu.

  • Dalam hadist, Rasulullah SAW memberikan gambaran mengenai sosok malaikat.

 عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّه عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أُذِنَ لِي أَنْ أُحَدِّثَ عَنْ مَلَكٍ مِنْ مَلَائِكَةِ اللَّهِ مِنْ حَمَلَةِ الْعَرْشِ إِنَّ مَا بَيْنَ شَحْمَةِ أُذُنِهِ إِلَى عَاتِقِهِ مَسِيرَةُ سَبْعِ مِائَةِ عَامٍ

Artinya: Dari Jabir bin Abdullah dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, beliau bersabda: "Aku telah diberi izin untuk menceritakan tentang sesosok malaikat dari malaikat Allah yang bertugas membawa Arsy.

Sesungguhnya, jarak antara ujung telinga dengan bahunya adalah perjalanan tujuh ratus tahun." (HR. Abu Daud) No. 4102. Shahih.

Malaikat merupakan makhluk yang taat dan selalu bertasbih kepada Allah SWT. Dalam Alquran, Allah berfirman:

اِنَّ الَّذِيْنَ عِنْدَ رَبِّكَ لَا يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِهٖ وَيُسَبِّحُوْنَهٗ وَلَهٗ يَسْجُدُوْنَ

Artinya: Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Rabbmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nyalah mereka bersujud." (QS. Surat Al A'raf: 206)

Berikut 10 nama malaikat dalam islam beserta tugas-tugas yang diembannya:

1. Malaikat Jibril

Malaikat Jibril bertugas menyampaikan wahyu dari Allah SWT kepada para rasul. 

Selain itu, malaikat ini juga memiliki tugas lainnya, berupa meniupkan roh pada setiap janin yang masih ada didalam kandungan.

قُلْ نَزَّلَهٗ رُوْحُ الْقُدُسِ مِنْ رَّبِّكَ بِالْحَقِّ لِيُثَبِّتَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَهُدًى وَّبُشْرٰى لِلْمُسْلِمِيْنَ

Katakanlah:"Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan al-Quran itu dari Rabbmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)." (QS. Surat An Nahl: 102).

Malaikat Jibril juga diberi tugas mengatur segala urusan. 

تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ

Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. (QS. Surat Al Qadr: 4)

2. Malaikat Mikail

Malaikat Mikail memiliki tugas utama memberikan rezeki kepada seluruh makhluk hidup yang ada di bumi. 

Selain itu, Malaikat Mikail juga mempunyai tugas untuk mengatur hujan, angin, dan juga tanaman.

Malaikat Mikail disebutkan dalam Alquran:

مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِلَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَرُسُلِهِ وَجِبْرِيلَ وَمِيكَالَ فَإِنَّ اللَّهَ عَدُوٌّ لِلْكَافِرِينَ 

Artinya: Katakanlah, "Barang siapa yang menjadi musuh Allah, ma­laikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril, dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir." (QS. Surat Al Baqarah: 98).

3. Malaikat Israfil

Malaikat Mikail mempunyai tugas utama untuk meniupkan sangkakala pada hari kiamat nanti. 

فَاِذَا نُفِخَ فِى الصُّوْرِ نَفْخَةٌ وَّاحِدَةٌۙ

Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup," (QS. Surat Al haqqah: 13)

4. Malaikat Izrail

Malaikat izrail bertugas  mencabut nyawa seluruh makhluk hidup.  

Malaikat Izrail akan datang untuk mencabut nyawa makhluk yang sudah ditakdirkan meninggal hari itu.

قُلْ يَتَوَفّٰىكُمْ مَّلَكُ الْمَوْتِ الَّذِيْ وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ اِلٰى رَبِّكُمْ تُرْجَعُوْنَ 


Katakanlah: "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kamu; kemudian hanya kepada Rabbmulah kamu akan dikembalikan." (QS. Surat As Sajdah: 11)

5. Malaikat Munkar

Malaikat Munkar bertugas mendatangi seseorang yang selalu berbuat keburukan dalam selama hidupnya. 

Diceritaka bahwa Malaikat Munkar akan datang pada manusia yang sudah dikubur, dengan wujud yang menyeramkan. 


Rasulullah SAW bersabda:

قَالَ الْبُخَارِيُّ: حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، أَخْبَرَنِي عَلْقَمَةُ بْنُ مَرْثَد قَالَ: سَمِعْتُ سَعْدَ بْنَ عُبَيْدَةَ، عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "اَلْمُسْلِمُ إِذَا سُئِلَ فِي الْقَبْرِ، شَهِدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، فَذَلِكَ قَوْلُهُ: {يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ}

Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abul Walid, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, telah menceritakan kepadaku Alqamah ibnu Marsad; ia pernah mendengar Sa'd ibnu Ubaidah menceritakan hadis dari Al-Barra ibnu Azib r.a., bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Orang muslim apabila ditanya di dalam kuburnya, ia mengemukakan persaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Yang demikian itu adalah firman-Nya, "Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat" (Ibrahim: 27).

6. Malaikat Nakir

Malaikat Nakir  memiliki tugas menanyai manusia di alam kubur. malaikat Nakir hanya mendatangi orang yang berbuat baik selama hidupnya. 

Ia juga memiliki wujud yang lebih indah untuk dipandang. Orang-orang yang didatangi oleh Malaikat Nakir ini akan masuk ke dalam surga.


قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ، عَنِ المِنْهَال بْنِ عَمْرٍو، عَنْ زَاذَانَ، عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ: خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي جِنَازَةِ رَجُلٍ مِنَ الْأَنْصَارِ، فَانْتَهَيْنَا إِلَى الْقَبْرِ وَلَمَّا يُلَحَّدْ، فَجَلَسَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَجَلَسْنَا حَوْلَهُ، كَأَنَّ عَلَى رُءُوسِنَا الطَّيْرَ، وَفِي يَدِهِ عُودٌ يَنْكت بِهِ فِي الْأَرْضِ، فَرَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ: "اسْتَعِيذُوا بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ"، مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا، ثُمَّ قَالَ: "إِنَّ الْعَبْدَ الْمُؤْمِنَ إِذَا كَانَ فِي انْقِطَاعٍ مِنَ الدُّنْيَا وَإِقْبَالٍ مِنَ الْآخِرَةِ نَزَلَ إِلَيْهِ مَلَائِكَةٌ مِنَ السَّمَاءِ، بِيضُ الْوُجُوهِ كَأَنَّ وُجُوهَهُمُ الشَّمْسُ، مَعَهُمْ كَفَنٌ مِنْ أَكْفَانِ الْجَنَّةِ وحَنُوط مِنْ حَنُوط الْجَنَّةِ، حَتَّى يَجْلِسُوا مِنْهُ مَدَّ الْبَصَرِ. ثُمَّ يَجِيءُ مَلَكُ الْمَوْتِ حَتَّى يَجْلِسَ عِنْدَ رَأْسِهِ، فَيَقُولُ: أَيَّتُهَا النَّفْسُ الطَّيِّبَةُ، اخْرُجِي إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٍ"

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, telah menceritakan kepada kami Al-A'masy, dari Al-Minhal ibnu Amr, dari Zadzan, dari Al-Barra ibnu Azib yang mengatakan, "Kami berangkat bersama Rasulullah Saw. untuk melayat jenazah seorang Ansar. Setelah kami sampai di kuburnya, si jenazah masih belum dimasukkan ke liang lahadnya. Maka Rasulullah Saw. duduk, dan kami duduk di sekitarnya, saat itu di atas kepala kami seakan-akan ada burung.

 Pada waktu itu tangan Rasulullah Saw. memegang setangkai kayu yang beliau ketuk-ketukkan ke tanah, lalu beliau mengangkat kepala dan bersabda, 'Mohonlah perlindungan kepada Allah dari azab kubur,' sebanyak dua atau tiga kali. Kemudian beliau Saw.

 bersabda: Sesungguhnya seorang hamba yang beriman apabila habis masa hidupnya di dunia ini dan akan berpulang ke alam akhirat, turunlah kepadanya malaikat dari langit yang berwajah putih, seakan-akan wajah mereka adalah matahari.


 Mereka membawa kain kafan dari kafan surga dan wewangian dari wewangian surga, lalu mereka duduk di dekatnya sejauh mata memandang. Kemudian datanglah malaikat maut yang langsung duduk di dekat kepalanya, lalu ia berkata, 'Hai jiwa yang baik, keluarlah kamu menuju kepada ampunan dan rida dari Allah.' Maka keluarlah rohnya dengan mudah seperti setetes air yang keluar dari mulut wadah minuman, lalu malaikat maut mengambilnya. 

7. Malaikat Raqib

Malaikat Raqib  mempunyai tugas utama untuk mencatat amalan kebaikan pada manusia selama masa hidupnya. 

اِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيٰنِ عَنِ الْيَمِيْنِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيْدٌ

(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. (QS. Qaf: 17).

8. Malaikat Atid

Malaikat Atid mempunyai tugas untuk mencatat amal buruk manusia. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkan manusia  melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. 

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ اِلَّا لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ

Tiada suatu ucapan pun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. (QS. Qaf: 18)

9. Malaikat Malik

Malaikat Malik bertugas menjaga neraka. Tempat ini diperuntukan bagi orang-orang yang dalam hidupnya selalu berbuat buruk dan tidak beriman kepada Allah SWT. 

وَنَادَوْا يٰمٰلِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَۗ قَالَ اِنَّكُمْ مَّاكِثُوْنَ

Mereka berseru: "Hai Malik, biarlah Rabbmu membunuh kami saja." Dia menjawab: "Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)." (QS: Az Zukhruf: 77)

10. Malaikat Ridwan

Malaikat Ridwan bertugas untuk menjaga pintu surga. Para malaikat datang kepada mereka yang beriman seraya mengucapkan salam dan menyampaikan berita gembira surga.

الَّذِيْنَ تَتَوَفّٰىهُمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ طَيِّبِيْنَ ۙيَقُوْلُوْنَ سَلٰمٌ عَلَيْكُمُ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Salaamunalaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan." (QS. An Nahl: 32).

Wallahu A'lam.


Editor : Ustadz Yachya Yusliha.




Perintah mengimani malaikat ini tertera dalam Alquran surah Al-Baqarah ayat 285: "Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya," (QS. Al-Baqarah [2]: 285). Baca juga: 10 Nama-Nama Malaikat dan Tugasnya Menurut Agama Islam

3. Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT Iman kepada kitab-kitab Allah SWT dilakukan dengan mempercayai bahwa Allah menurunkan kitab kepada utusan-Nya. 

Kitab ini merupakan pedoman, petunjuk kebenaran dan kebahagiaan, baik itu di dunia maupun akhirat. Keberadaan kitab-kitab Allah SWT ini tertera dalam Alquran surah Al-Hadid ayat 25: “Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Alkitab dan neraca [keadilan] supaya manusia dapat melaksanakan keadilan,” (QS.Al-Hadid [57]: 25). Dengan beriman kepada kitab Allah, seorang muslim membenarkan secara mutlak bahwa kitab-kitab itu merupakan firman Allah SWT.

Isinya adalah kebenaran yang wajib diikuti dan dilaksanakan.

 Dalam buku Rukun Iman (2007) yang diterbitkan Universitas Islam Madinah, disebutkan bahwa beriman kepada kitab Allah dapat dilakukan dengan dua hal, yaitu beriman secara umum dan terperinci. Pertama, beriman secara umum artinya meyakini bahwa Allah SWT menurunkan kitab-kitab kepada rasul-Nya. Jumlahnya, tiada yang tahu kecuali Allah SWT sendiri. Kedua, beriman secara terperinci artinya mengimani kitab-kitab yang disebutkan Allah SWT secara spesifik dalam Alquran, seperti Taurat, Injil, Zabur, Alquran, serta Suhuf Ibrahim dan Musa. 

4. Iman kepada Rasul-rasul Allah SWT Iman kepada rasul-rasul Allah SWT dilakukan dengan mempercayai bahwa Allah benar-benar menurunkan rasul-Nya kepada suatu masyarakat tertentu untuk menyampaikan ajaran-Nya. 

Siapa saja yang mengikuti rasul-rasul itu akan memperoleh hidayah dan petunjuk. Sebaliknya, yang mengingkari Rasul-Nya akan tersesat.

Keberadaan rasul Allah SWT ini tertera dalam Alquran surah Al-Hajj ayat 75: “Allah memilih utusan-utusan-Nya dari malaikat dan dari manusia, sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat,” (QS.Al-Haj [22]:75).

 Tugas Rasul-Rasul Allah SWT sebagai Penyampai Wahyu kepada Manusia 

5. Iman kepada Hari Kiamat Iman kepada hari kiamat dilakukan dengan mempercayai bahwa suatu hari kehidupan di semesta akan musnah. 

Selepas itu, manusia akan dibangkitkan dari kubur, dikumpulkan di padang mahsyar, dan diputuskan ke surga atau neraka. 

Dalam surah Al-Infithar ayat 14 dan 15, Allah SWT berfirman:

 “Dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka. 

Mereka masuk ke dalamnya pada hari pembalasan [hari kiamat],” (QS. Al-Infithar [82]:14-15). 

6. Iman kepada Qada dan Qadar Iman kepada qada dan qadar dilakukan dengan mempercayai bahwa Allah SWT telah menetapkan takdir manusia, baik itu yang buruk maupun yang baik. Pertama, qada merupakan takdir atau ketetapan yang tertulis di lauh al-mahfuz sejak zaman azali. 

Takdir dan ketetapan ini sudah diatur oleh Allah SWT bahkan sebelum Dia menciptakan semesta berdasarkan firman-Nya dalam surah Al-Hadid ayat 22: “Tiadalah sesuatu bencana yang menimpa bumi dan pada dirimu sekalian, melainkan sudah tersurat dalam kitab [lauh al-mahfuz] dahulu sebelum kejadiannya,” (QS. Al-Hadid [57]: 22). Artinya, qada merupakan ketetapan Allah SWT terhadap segala sesuatu sebelum sesuatu itu terjadi. 

Hal ini juga tergambar dalam sabda Nabi Muhammad SAW: "Allah SWT telah menetapkan takdir untuk setiap makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi," (H.R. Muslim). Kedua, qadar adalah realisasi dari qada itu sendiri. Artinya, adalah ketetapan atau keputusan Allah SWT yang memiliki sifat Maha Kuasa (qudrah dan qadirun) atas segala ciptaan-Nya, baik berupa takdir yang baik, maupun takdir yang buruk. 

Jika qada itu ketetapan yang belum terjadi, maka qadar adalah terwujudnya ketetapan yang sudah ditentukan sebelumnya itu. Dilansir dari NU Online, karena qada dan qadar adalah perkara gaib, keduanya tidak bisa menjadi alasan seorang muslim bersikap pasif dan pasrah dengan takdirnya. Dengan beriman kepada qada dan qadar, seorang muslim tetap harus berikhtiar, berusaha, dan mengupayakan potensinya agar dapat terwujud, serta produktif di kehidupan sehari-hari.

Baca selengkapnya di artikel "Pengertian Rukun Iman dan Penjelasan 6 Aspeknya dalam Agama Islam", https://tirto.id/gays.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar