Kamis, 13 Mei 2021

PEMAHAMAN MAKNA IBADAH DAN PENDIDIKAN


Ramadhan harus menjadikan Kita manusia yang suci dari dosa. Olehnya itu, kita tidak boleh membiarkan berlalu begitu saja tanpa memperbanyak ibadah, zikir dan istigfhar kepada Allah Swt.

PEMAHAMAN MAKNA IBADAH DAN PENDIDIKAN


الحمد لله, الحمد لله الذى افتتح أشهر الحجّ بشهر شوّال. وجعله متجر ا لنيل الفضائل وا لإ فضال. فسبحان الّذى انفرد بصفات الكمال. احمده سبحانه وتعالى حمدا كثيرا مباركا كما يحبّ ويرضى غير مستغنى عنه فى حال من ا لأ حوال. واشكره وأياده على شاكره دوال. واشهد انّ لا اله ا لاّ الله وحده لا شر يك له الكبير المتعال. وأشهد انّ محمّدا عـبده ورســوله الصّــادق الــمقال. اللّهــمّ صلّى وســلّم على عبدك ورسولك سيّدنا محمّد وعلى اله وصحبه خير صُحب وال. (امّا بعد) فيا ايّهاالنّاس. إتّقو الله تعالى واحذرو المعاصى فإنّها موجيبات للخسر ان .

HADIRIN SIDANG JUM’AH RAHIMAKUMULLOH

Marilah kita mantapkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Alloh SWT. Azza Wa Jalla Dzikruhu.

Taqwa dalam banyak definisi berarti melaksanakan segala perintah Alloh dan menjauhi larangan-Nya dengan niatan Lillahi Ta’alaa hanya karena Alloh semata.

Taqwa juga dapat berarti berlindung pada ta’at Alloh dari hukuman-Nya. 

Taqwa adalah menjaga diri dari apa saja yang mengandung hukuman Alloh. Taqwa ialah menghindari segala sesuatu yang dapat menjauhkan diri kita dari Alloh sang pencipta. 

Taqwa adalah menjaga tata krama Syari’at. 

Taqwa pada stata ketaatan berarti IKHLAS dan pada maksiat berarti sama sekali tidak melakukannya.

HADIRIN SIDANG JUM’AH YANG DIMULIAKAN ALLOH...

Hamdan Wa Syukron Wa Ni’matan, patutlah kita syukuri bahwa kita semua telah melewati bulan suci Ramadhan, bulan yang penuh berkah, maghfiroh dan rahmad, dalam arti kita telah lulus dari ujian yang kemarin dengan ikhlas menjalankan perintah Allah berpuasa dan njungkung ngibadah semata-mata karena Allah di bulan Ramadhan, patut pulalah kita bergembira, karena di samping telah berhasil menabung pahala, dosa-dosa kitapun yang telah lewat di ampuni oleh Allah SWT. 

sebagaimana hal ini dijamin oleh Rasulullah SAW. sendiri di dalam sabdanya :

من صـــام رمضــان ايمــانا واحتســابا غفـر له ماتقدّم من ذنــبه

Artinya : “Barang siapa menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan semata-mata karena Allah dan mengharap ganjaran dari pada-Nya, maka diampunilah dosa-dosanya yang telah lewat.”

HADIRIN SIDANG JUM’AH YANG BERBAHAGIA .......

Lalu pertanyaan yang kemudian muncul adalah :

Bagaimana kita menyikapi hari demi hari kita, setelah kita kembali pada fitrah kesucian ......?

 Dalam hal ini ada beberapa pesan dan himbauan dari para aliem ulama generasi yang teridentifisir sebagai salaafunassholih :

PERTAMA :

ولا تبطل ماأسلفتــم فى شهررمــضان من صــالح ا لأعــمال

Artinya : “Janganlah kalian porak porandakan segala pahala kebaikan yang telah terkumpulkan di bulan Ramadhan dari beberapa amalan sholih.”

واعلــموا أنّ الحســنات يذهبن السّيّئــآت. فكــذالك السّيّــئآت يبطلن صـــــــالح ا لأعـــــــمال

Artinya : “Ketahuilah bahwa segala kebaikan (pahala) dapat menghnguskan segala keburukan (Dosa), namun juga sebaliknya, segala kejelakanpun dapat menghancurkan amal-amal kebajikan”. Oleh karenanya :

أ لا وانّ علامة قبول الحسنة عمل الحسنة بعد هاعلى التّوال وانّ علامة ردّها ان تتبع بقبيــح ا لأ فعــال

Artinya : “Ingatlah bahwa tanda diterimanya amal kebaikan adalah melakukan amalan sholeh setelahnya secara berkesinambungan.

 Adapun tanda ditolaknya amal ibadah adalah mengiringi amalan kebajikan itu dengan prilaku keji dan mungkar”.

HADIRIN SIDANG JUM’AH ROHIMAKUMULLOH...

KE DUA : Marilah kita kembali mempertajam pemahaman kita terhadap apa sebenarnya tugas kita hidup di dunia sebagai KHALIFATULLAH, paling tidak dapat kita rumuskan bahwa; ada dua tugas utama manusia, yakni “IBADATULLAH” (pengabdian dalam bentuk ibadah kepada Alloh SWT) dan “IMARATIL ARD” (membangun dan meramaikan bumi). 

Dari dua tugas tersebut kita dituntut untuk mampu menyeimbangkan implementasinya atau perwujudan pelaksanaan dua tugas tersebut.

 Sebagaimana firman Alloh Ta’alaa :

وابتغ فيما أتك الله الدّ ار ا لأخرة ولا تنس نصيبك من الدّنيا واحسن كما أحسن الله اليك ولا تبغ الفساد فى ا لأ رض. انّ الله لايحبّ المفســــدين

Artinya : “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Alloh Ta’alaa kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu (kenikmatan) duniawi, dan berbuat baiklah kepada orang lain, sebagimana Alloh telah berbuat baik kepadamu. 

Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di atas bumi. 

Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.,

Dengan demikian; kesejahteraan, ketenteraman, serta kebahagian hidup baik di dunia maupun di akhirat kelak (makna yang terkandung di dalam do’a yang senantiasa kita mohonkan : Sa’aadatu Al-Daroini) merupakan cita-cita dan tujuan hidup semua manusia, sebagimana esensi makna dari (Q.S. Al-Qishas : 77)

ربّنا اتنا فى الدّنيا حســنة. وفى ا لأ خرة حســنة وقنا عذاب النّار

Namun bila kemudian kita lakukan kajian lebih lanjut secara komprehensif (utuh dan menyeluruh), maka kita akan dapat menyimpulkan bahawa; “Kita semua seharusnya memiliki intensitas/tingkat perhatian yang lebih tinggi, prioritas penekanan yang lebih besar, terhadap upaya terwujudnya suatu kebagiaan yang kekal dan abadi, yakni kebahagiaan kehidupan akhirat kelak, sekalipun dalam ukuran yang lazim, kita tidak akan cukup bahagai hidup di dunia karena qodho’ dan Kodar fitrah kemanusiaan yang bernama “kemiskinan” dan lain-lain, selalu kita jumpai di tengah-tengah kehidupan masyarakat. 

Sebagaimana hal ini ditegaskan oleh Allah Ta’ala dalam beberapa firmannya yang antara lain menyebutkan :

وا لأ خرة خير لمن اتّــقى

“ Sesungguhnya akherat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa”.

وا لأ خرة خير وأبــقى

“Dan sesungguhnya akherat itu lebih baik dan lebih kekal”.

HADIRIN SIDANG JUM’AH YANG DIMULYAKAN ALLAH........

KE TIGA ; disamping upaya maksimal kita dalam rangka untuk mengumpulkan pahala kebajikan dengan melakukan amalan-amalan sholeh baik dalam dimensi ritual maupun sosialnya, demi kebahagiaan akherat kelak terus menerus secara dinamis dan istiqomah kita usahakan, semasa kita masih hidup di dunia, maka ; “Tidaklah kita juga mengusahakan, agar kita mendapatkan kiriman ganjaran (pahala) sekalipun kita nantinya telah mati meninggalkan dunia fana ini ..... ? dimana hal itu berarti batas akhir, dan terputusnya segala amal anak Adam . ...... ? Rasulullah Saw memberikan jalan untuk upaya tersebut, sebagaimana dalam sabdanya :

إذا مات ابن أدم انقطع عمله ا لاّ من ثلاث صدقة جارية او عـلم ينتفع به او ولد صـالح يدعوله . (رواه مسلم)

Artinya : Apabila anak Adam telah pergi ke alam baqa, maka terputuslah semua amalnya, kecuali tiga perkara yakni : Yang pertama shodaqoh jariyah, yaitu kesediaan diri seorang muslim untuk menginfakkan atau mensedekahkan sebagaian harta bendanya dijalan Allah, utamanya dalam rangka membangun berbagai sarana umum yang dapat memfasilitasi kaum Muslimin dalam memenuhi kebutuhan hidup dan tanggung jawab ibadahnya kepada Allah Swt. 

Yang ke dua Ilmu yang dapat diambil manfaatnya.

 Dalam hal ini perlu diingat bahwa proses pewarisan keilmuan yang ‘Amaliyyah dari seorang guru pendidik kepada murid peserta didiknya, tentunya membutuhkan suatu kelembagaan yang mapan dan representatif baik berupa madrasah-madrasah, majlis-majlis ta’lim, jam’iyah-jam’iyah, kursus-kursus, bimbinganp-bimbingan, organisasi-organisasi kemasyarakatan dan lembaga-lembaga pembelajaran dan pendidikan yang lainnya baik yang bersifat formal, non formal, dan ekstrakurikuler. 

Ke tiga adalah anak yang sholeh dan akrom yang mau dan bersedia untuk mendo’akan kedua orang tuanya, atau dalam arti lain; shaleh bisa diinterprestasikan membangun kepribadian / karakter dan peradaban yang secara potensial ia mampu berperan aktif, berdaya guna dan terampil dalam kancah kehidupan selama berinteraksi dengan sesama manusia.

 Sedangkan Akrom merupakan pencapaian tingkat kelebihan dan relevansi hubungan antara makhluk terhadap kholiknya, untuk kemudian mencapai kebahagiaan di akherat. 

Untuk memperoleh pilar yang ke tiga ini, yakni (anak yang sholeh dan akrom) melihat begitu pesatnya perkembangan sains dan teknologi maka orang tua harus membekali putra putrinya dan mendidik mereka melalui tiga hal ; yaitu :

1. Anak harus disekolahkan

2. Anak harus terus mengaji

3. Orang tua harus sanggup mengontrol kedisiplinan putra putrinya terhadap dua aktifitas di atas melalui sejauhmana putra putri kita telah melaksanakan kewajiban dasar agamanya yakni Sholat Lima Waktu secara dinamis dan kontinyu

Dengan tiga upaya di atas insyaallah putra-putri kita akan menjadi tunas-tunas bangsa yang sholihin, sholihat .........

 Demikianlah khutbah Jum’at yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan kita semua senantiasa mendapatkan limpahan taufiq, hidayah serta inayah Allah Swt sehingga mampu mencapai ridlo-Nya , dan mendapatkan syafa’atul Udzma dari rasulillah Saw. Amin.....Amin...........Amin ......... Ya Yobbal ‘Alamin

إنّ أحسن المواعظ الشّافية كلام من لا يخفى عليه خافية. والله سبحانه يقول وبقول يهتدى المهتدون. واذا قر ئ القر آن فاستمعوا له وانصتوا لعلّكم تر حمون . اعوذ بالله من الشّيطان الرّجيم. بسم الله الرّحمن الرّحيم. يآايّها الّذين آمنوا اتّقو الله والتنظر نفس ماقدّمت لغد. واتّقو الله انّ الله خبير بما تعلمون.بارك الله لى ولكم فى القر آن العظيم. ونفعنــى وا ياّكـــم بما فــيه من ا لا يآت والذّكــر الحكــيم. وتقبّل منّى ومنكم تلاوته إ نّه هو الغفور الرّ حيم

Khutbah Ke 2

ااَلْحَمْدُلِلّهِ حَمْدًاكَثِيْرًاكَمَااَمَرَ. وَاَشْهَدُاَنْ لاَاِلهَ اِلاَّللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ. اِرْغَامًالِمَنْ جَحَدَبِهِ وَكَفَرَ. وَاَشْهَدُاَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُاْلاِنْسِ وَالْبَشَرِ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ مَااتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَاُذُنٌ بِخَبَرٍ اَمَّا بَعْدُ : فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ. وَذَرُوالْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَوَمَابَطَنْ. وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْااَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَفِيْهِ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاًعَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْاتَسْلِيْمًا. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَاصَلَّيْتَ عَلىَ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ. فىَ الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌمَجِيْدٌ اَللّهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَاوَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ. اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّاالْغَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالرِّبَا وَالزِّنَا وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ. وَسُوْءَالْفِتَنِ مَاظَهَرَمِنْهَا وَمَابَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا هَذَاخَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِبَلاَدِالْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ رَبَّنَااَتِنَافِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar