Rabu, 26 Mei 2021

TAFSIR SURAT AL-BAQARAH AYAT : 38

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

قُلْنَا اهْبِطُوْا مِنْهَا جَمِيْعًا ۚ فَاِ مَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِّنِّيْ هُدًى فَمَنْ تَبِـعَ هُدَايَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ 
qulnahbithuu min-haa jamii'aa, fa immaa ya-tiyannakum minnii hudang fa mang tabi'a hudaaya fa laa khoufun 'alaihim wa laa hum yahzanuun

"(Kami berfirman, "Turunlah kalian daripadanya") maksudnya dari surga (semuanya) diulanginya dan dihubungkan-Nya dengan kalimat yang mula-mula tadi (kemudian jika) asalnya dari 'in maa' yang diidgamkan menjadi 'immaa' yang berarti jika; 'in' huruf syarat dan 'maa' sebagai tambahan.

 (datang petunjuk-Ku kepada kalian) berupa Kitab dan rasul, (maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku) lalu ia beriman kepada-Ku dan beramal serta taat kepada-Ku (niscaya tak ada kekhawatiran atas mereka dan tidak pula mereka berduka cita), yakni di akhirat kelak, karena mereka akan masuk surga."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 38)

Daftar Kitab-Kitab Allah & Rasul Penerima: 



Daftar kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya berjumlah 4 buah. 

Keempatnya adalah Zabur (Nabi Dawud), Taurat (Nabi Musa), Injil (Nabi Isa) dan Al-Quran (Nabi Muhammad). 

Adanya 4 kitab suci tersebut perlu untuk diyakini karena merupakan petunjuk langsung dari Allah SWT. 

Meyakini adanya kitab-kitab Allah termasuk salah satu dari rukun iman. 

Di dalam ajaran Islam, rukun iman itu berjumlah 6. 

Daftarnya adalah sebagai berikut: 

Iman kepada Allah 

Ini 20 Sifat Wajib Allah, Yuk Kenalkan sejak Dini pada Si Kecil

Selain kekal, apalagi ya sifat wajib allah?

Merupakan kewajiban seorang muslim untuk mendalami ilmu tauhid yang akan membuat kecintaan kepada Allah SWT semakin besar. 

Dan jika diterapkan sejak dini kepada anak, hal tersebut juga akan terus diingatnya hingga dewasa bahkan sampai akhir hayatnya.

Salah satu investasi keimanan yang bisa dilakukan oleh orang tua adalah mengenalkan sifat wajib Allah SWT kepada anak. Sifat Wajib adalah sifat yang dimiliki oleh Allah SWT yang maha sempurna. 

Dengan mempelajarinya, diharapkan keimanan seseorang akan lebih bertambah.

Dalam mengenalkan dan mengajarkan anak untuk mengetahui sifat wajib Allah, Moms melakukannya sambil bermain. Misalkan menggunakan flash card dan bermain game memori, atau mencocokkan sifat wajib Allah kepada artinya.

Selain dapat mengenal sifat wajib Allah, Si Kecil juga akan mendapatkan banyak manfaat lain dari bermain yang tentu saja menyenangkan. 

Sains mendukung manfaat bermain yang akan dirasakan oleh anak saat terbiasa melakukannya.

Saat bermain, hal tersebut memiliki efek positif pada otak dan kemampuan anak untuk belajar, dilansir Parenting Science. Faktanya, bermain dapat berfungsi sebagai mode pembelajaran yang efektif dan akan terasa lebih menyenangkan dan tidak terasa sebagai aktivitas belajar yang monoton.

Baca Juga: 6 Manfaat Gerakan Shalat untuk Kesehatan, Masya Allah!

Sifat Wajib Allah

Foto: Orami Photo Stock

Inilah 20 sifat wajib Allah yang bisa dikenalkan kepada Si Keci:

1. Wujud (Ada)

Sifat wajib Allah SWT yang pertama adalah ‘wujud’ yang artinya ‘ada’. Maksudnya, Allah adalah zat yang pasti ada, Dia berdiri sendiri, tidak diciptakan oleh siapapun dan tidak ada Tuhan selain Allah Ta’ala. 

Bukti bahwa Allah SWT itu ada adalah terciptanya alam semesta dan seisinya.

Allah SWT berfirman: “Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudia ia bersemayam di atas ‘Arsy. Tidak ada bagi kamu selain daripada-Nya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi Syafa’at 1190. Maka kamu tidak memperhatikan?” (QS As-Sajadah: 4).

2. Qidam (Awal)

Qidam memiliki arti terdahulu. Maksudnya, Allah SWT adalah sang pencipta yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Oleh karena itu, tidak ada pendahulu atau yang mengawali selain Allah SWT. 

Allah SWT tidak diciptakan karena menjadi zat pertama yang mengawali semua hal.

Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Alquran: “Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS Al-Hadid: 3).

3. Baqa’ (Kekal)

Sifat wajib Allah yang selanjutnya adalah ‘Baqa’’ yang artinya kekal. Allah itu Maha kekal, tidak akan punah dan binasa atau mati. Tidak ada akhir bagi Allah SWT.

Sebagaimana disampaikan oleh Allah SWT: “Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. BagiNya-lah segala penentuan, dan hanya kepadaNya-lah kamu dikembalikan.” (QS Al-Qasas: 88).

4. Mukholafatul Lilhawaditsi (Berbeda dengan Makhluk Ciptaannya)

Karena Allah SWT adalah yang penciptakan, maka Allah SWT sudah pasti jauh berbeda dengan makhluk-makhluk ciptaanya. Tidak ada satupun yang mampu sebanding denganNya dan mampu menyerupai keagunganNya.

Hal ini dijelaskan dalam Alquran: “Tidak ada satupun yang serupa dengan Dia dan Dialah yang Maha Mendengan dan Melihat.” (QS Asy-Syura: 11).

5. Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri Sendiri)

Qiyamuhu Binafsihi menjadi sifat wajib Allah selanjutnya. 

Memiliki arti ‘berdiri sendiri sesungguhnya Allah SWT Ta’ala berdiri sendiri, tidak bergantung oleh siapapun dan tidak membutuhkan bentuan karena Allah SWT adalah sang pencipta.

Alquran menjelaskan: “Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam semesta.” (QS Al-Ankabut: 6).

6. Wahdaniyah (Tunggal)

Maksudnya, Allah-lah satu-satunya tuhan pencipta alam semesta. 

Sebagaimana dijelaskan dalam Alquran: “Seandainya di langit dan di bumi ada tuhan – tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu akan binasa.” (QS Al-Anbiya: 22).

Baca Juga: 5 Kegiatan Ini Bisa Membantu Anak Mengenal Aksara

7. Qudrat (Berkuasa)

Sebagai pencipta, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu dan tidak ada yang bisa menandingi kekuasaan-Nya. Seperti tertera dalam Alquran“Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS Al-Baqarah: 20).

8. Iradat (Berkehendak)

Allah Maha Berkehendak atas segala sesuatu. 

Oleh karena itu, kejadian apapun pasti terjadi atas kehendak Allah SWT. Penjelasan dalam Alquran yakni: “Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: ‘Jadilah!’, maka terjadilah.” (QS Yasiin: 82).

9. ‘ilmun (Mengetahui)

Allah SWT Maha Mengetahui atas segala sesuatu baik yang tampak maupun yang tidak tampak. Allah SWT berfirman: “Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (QS Qaf : 16).

10. Hayat (Hidup)

Allah Maha Hidup, tidak akan pernah binasa ataupun musnah. Dia kekal selamanya. “Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya.” (QS Al-Furqon: 58).

11. Sama’ (Mendengar)

Allah Maha mendengar apa yang diucapkan hambanya, tidak ada yang akan terlewat oleh-Nya. “Dan Allah-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Maidah: 76).

12. Basar (Melihat)

Termasuk dalam sifat wajib Allah, semua yang ada di dunia ini tidak luput dari pengelihatan Allah SWT karena pengelihatan-Nya tidak memiliki batasan. Allah SWT bisa melihat apapun, kapanpun di mana pun lebih dari yang manusia fikirkan. “Dan Allah melihat atas apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Hujurat: 18).

13. Qalam (Berfirman)

Melalui firman-Nya, Allah SWT memberikan tugas kepada nabi dan rasulnya untuk menyebarkan Qalam-Nya sebagai pegangan umat manusia. 

“Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan kami) pada waktu yang telah kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya.” (QS Al-A’raf: 143).

14. Qadiran (Berkuasa)

Mengenai sifat wajib Allah ini telah dijelaskan dalam Alquran: “Hampir kilat itu menyambar pengelihatan mereka. Setiap kali sinar itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. 

jika Allah menghendaki, niscaya dia melenyapkan pendengaran dan pengelihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS Al – Baqarah: 20).

Baca Juga: 8 Inspirasi Nama Bayi Laki-laki dari Nama Nabi dan Rasul

15. Muridan (Berkehendak)

Apabila Allah sudah menakdirkan sesuatu, maka tidak ada yang dapat menolak kehendak-Nya. “Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain).

 Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.” (QS Hud: 107).

16. Aliman (Mengetahui)

Sebagai sifat wajib Allah, artinya Allah Maha mengetahui atas segala sesuatu. 

Tidak ada yang bisa disembunyikan, bahkan hanya sebesar debu pun, baik tindakan baik atau buruk. “Dan Allah Maha Mengetahui sesuatu…” (QS An-Nisa: 176).

17. Hayyan (Hidup)

Allah SWT selalu hidup dan dapat mengawasi hamba-hambaNya karena tidak pernah tidur

“Dan bertawakkallah kepada Allah Yang Hidup, yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa hamba-hamba-Nya.” (QS Al-Furqon: 58).

18. Sami’an (Mendengar)

Allah memiliki sifat wajib Sami’an yang berarti mendengar.

 Tidak ada yang terlewatkan bagi Allah dan tidak ada pula yang melampui pendengaranNya. Gemericik angin hingga desiran di dalam hati seseorang pun Allah SWT mengetahuinya.

19. Bashiran (Melihat)

Bashiran juga memiliki arti melihat. Allah selalu melihat dan mengawasi hamba-hamba-Nya. 

Oleh karena itu, sudah semestinya umat Islam selalu berbuat kebaikan dan merasa diri selalu diperhatikan oleh Allah.

20. Mutakalliman (Berfirman atau Berkata-kata)

Mutakalliman juga berarti berkata-kata. Allah berfirman lewat kitab-kitab suci yang diturunkan dan disampaikan oleh para nabi dan rasul

Semua yang datang dari Allah SWT adalah benar adanya dan semua manusia harus tunduk pada perintahnya.

Mengenalkan sifat wajib Allah sejak dini akan bernilai pahala yang akan berlangsung seumur hidup anak. 

_______________________

Iman kepada Malaikat 
Iman kepada kitab-kitab Allah Iman kepada Nabi dan Rasul Iman kepada hari akhir Iman kepada Qadha dan Qadar

Melihat daftar deretan di atas, maka keberadaan kitab-kitab yang berasal dari Allah SWT beserta pada penerimanya (Nabi) sangat penting untuk diyakini bagi umat Islam.

Menurut keterangan yang bersumber dari artikel dengan judul "Iman kepada Para Rasul dan Kitab Suci" 

 menurunkan wahyu yang berupa petunjuk suci kepada para utusannya, dalam hal ini adalah para Nabi. 

Kemudian, petunjuk tersebut dihimpun menjadi sebuah kitab Allah. 

Ajarannya adalah mengenai kandungan tentang perintah dan larangan, janji baik dan buruk, nasehat, petunjuk dalam kehidupan, serta tata cara dalam beribadah. 

Berbicara mengenai kitab-kitab tersebut, dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 285 Allah SWT telah berfirman:  

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ   
Artinya: "Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman.

Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan):

 "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "

Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali"." 

Daftar Kitab-Kitab Allah
1. Zabur Kitab zabur diwahyukan kepada Nabi Daud AS untuk para umatnya, yaitu bangsa Bani Israil. 

Mengutip buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada 2014, zabur diturunkan pada abad 10 SM (sebelum Masehi) di Yerusalem. 

Isinya menggunakan bahasa Qibti. 

Di dalam kitab zabur terdapat doa, zikir, nasehat, dan hikmah. Namun, tidak ada ajaran hukum syariat lantaran umat tersebut masih mengikuti ajaran yang diperintahkan oleh Nabi Musa.

Mengenai adanya kitab Zabur, kita dapat mengetahuinya melalui Al-Quran surah An-Nisa ayat 163 yang berbunyi:  

۞ إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَىٰ نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِنْ بَعْدِهِ ۚ وَأَوْحَيْنَا إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَعِيسَىٰ وَأَيُّوبَ وَيُونُسَ وَهَارُونَ وَسُلَيْمَانَ ۚ وَآتَيْنَا دَاوُودَ زَبُورًا Artinya: 

 "Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud".

 2. Taurat Kitab Taurat diturunkan Allah SWT kepada Nabi Musa AS sekitar abad 12 SM. Kala itu, Nabi Musa menyampaikan ajaran yang terkandung di dalam kitab Taurat kepada bangsa Bani Israil.

 Isi kitab tersebut menggunakan bahasa Ibrani.

 Di dalamnya terdapat beberapa hukum-hukum syariat dan sistem kepercayaan yang dapat dibenarkan. Al-Quran surah Ali 'Imran ayat 3 menjelaskan tentang firman Allah yang menyatakan adanya Taurat. 

Yaitu dengan bunyi: "Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil". 

3. Injil Kitab Injil diwahyukan Allah SWT untuk Nabi Isa AS pada awal abad 1 M. Injil diturunkan di Yerusalem dan ditulis melalui bahasa Suryani.

 Kitab ketiga ini menjadi pegangan bagi kaum Nasrani. Kandungan adalah mengenai perintah untuk percaya kepada Allah SWT serta menghapus beberapa hukum yang ada di kitab Taurat karena tidak sesuai dengan zaman ketika itu.

 Di dalam Al-Quran surah Maryam ayat 30, Allah SWT berfirman: قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللَّهِ آتَانِيَ الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا Artinya: "Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi". 

4. Al-Quran Dan yang terakhir dari daftar kitab Allah SWT adalah Al-Quran. Kitab tersebut diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW pada abad ke-7 M atau tahun 611-632 M. Nabi Muhammad SAW merupakan nabi sekaligus rasul yang terakhir. Maka, tidak ada lagi nabi dan rasul setelahnya sekaligus tidak ada lagi kitab Allah berikutnya. 

Di dalam Al-Quran, terdapat isi yang menghapuskan beberapa ajaran kitab Taurat, Zabur, dan Injil lantaran tidak sesuai dengan zaman.

 Dengan kata lain, Al-Quran juga bisa disebut sebagai penyempurna dan pembenar bagi kitab-kitab Allah yang sudah ada sebelumnya. 

Melalui surah Al-Baqarah ayat 185, Allah SWT berfirman:  

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ 

 Artinya: "Di bulan Ramadhan, di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).....". Selain itu, dalam surah Surat Ali Imran ayat 3 juga menyebutkan bahwa: "Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil".

 Baca juga: Makna Mencintai Al-Quran Sebagai Pedoman Hidup Manusia Tips Cara Mengajari Anak Membaca Al-Quran Bagi Orang Tua & Pengajar

Baca selengkapnya di artikel "Daftar Kitab-Kitab Allah & Rasul Penerima: Taurat hingga Al-Quran", https://tirto.id/gaJK.

* Via Al-Qur'an Indonesia https://quran-id.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar