Senin, 19 April 2021

Waktu Mustajab Terkabulnya Doa di Bulan Ramadhan.


POLA HIDUP MANUSIA BERIMAN - Tata cara berdoa penting diketahui agar doa bisa dikabulkan oleh Allah SWT. Diketahui, doa juga termasuk bagian dari ibadah yang dianjurkan. Ada adab yang mengatur berdoa yakni meliputi etika doa dan tata cara berdoa.

Melalui doa, seorang hamba berkomunikasi langsung dengan Sang Pencipta. Tak heran bila sebagian ulama memaknai doa sebagai bentuk ekspresi kebutuhan hamba-Nya kepada Allah SWT.

Para ulama pun mengajarkan untuk selalu berdoa. Meski itu sangat remeh sekalipun. Saat seseorang tak berdoa, ia dianggap sebagai orang yang sombong. Karena merasa bisa memenuhi kebutuhan sendiri, seakan tak butuh bantuan dari Allah SWT.

Tata cara berdoa yang benar dipercaya akan membantu mempermudah doa untuk segera dikabulkan. Meski begitu tentunya tetap harus diiringi dengan husnudzon terhadap keputusan Allah, serta berusaha atau ikhtiar.

Berikut beberapa tata cara berdoa yang benar sesuai adab Islam, semoga doa lekas terkabul.

Sebagai bulan yang penuh berkah, ampunan, dan segala keutamaan yang tidak didapati pada bulan lainnya, maka sudah sepantasnya kita memanfaatkan setiap waktu yang ada pada bulan Ramadhan untuk melakukan kebaikan dan amal shaleh sebanyak dan sebagus mungkin.

Banyak dan bagusnya amal seorang hamba di bulan Ramadhan menunjukkan keseriusan dirinya dalam memanfaatkan kesempatan yang belum tentu berulang pada tahun mendatang.

Salah satu amalan yang biasa lebih sering dilakukan oleh kaum Muslimin dibanding pada bulan lainnya adalah berdoa, baik selepas shalat maupun pada waktu-waktu tertentu. Bahkan di beberapa masjid, kaum muslimin ramai menengadahkan tangannya ke langit pada sebagian waktu di bulan Ramadhan. Lalu apa saja saat yang mustajab untuk memanjatkan doa di bulan Ramadhan? Berikut ulasan singkatnya.

Sebelum kita membahas tentang waktu yang mustajab untuk berdoa di bulan Ramadhan, ada baiknya kita sama menyimak ayat berikut:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran "[Q.S. al-Baqarah (2): 186]

Ayat ini berada pada beberapa ayat yang membahas tentang puasa Ramadhan, baik sebelum maupun sesudahnya. Seolah mengandung makna bahwa Ramadhan bukan melulu soal hukum dan aturan sebagaimana bahasan pada ayat-ayat sebelum dan sesudahnya, namun juga memperbanyak doa dan memohon kepada Allah swt.

Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh imam Ibnu Katsir (II/66) dalam Tafsir al-Qur’an al-'Azhim. Terkabulnya doa mempersyaratkan benarnya i’tiqad (keyakinan) kepada Allah swt dan dan kesempurnaan taat sebagaimana yang tercantum dalam akhir ayat ini (Majmu’ah al-Fatawa, XIV/33-34).

Anjuran memperbanyak doa di bulan Ramadhan juga dikuatkan oleh riwayat berikut:

قال رسُولُ الله صلى الله عليه وسلم إن لله عُتَقَاءَ في كل يومٍ وليلة لكل عبدٍ منهم دعوةٌ مُسْتجابةٌ

"Rasulallah saw bersabda: Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang pada setiap hari dan malam (Ramadhan). Setiap hamba diantara mereka ada do’a yang dikabulkan" (H.R. Ahmad no. 7443. Dinilai sahih oleh Ahmad Muhammad Syakir dalah tahqiq beliau atas Musnad Ahmad, VII/250-251, terbitan Dar al-Hadits, Kairo 1416 H/1995 M)

Lalu apa saja waktu mustajab untuk bedoa ketika Ramadhan?

Waktu pertama, orang yang sedang berpuasa.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَإِمَامٌ عَدْلٌ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

"Dari Abu Hurairah, ia berkata (bahwa) Rasulallah saw bersabda: Ada tiga orang yang doanya tidak tertolak; Orang puasa sampai berbuka, pemimpin yang adil, dan orang yang terzalimi" (H.R. at-Tirmidzi no. 3598, Ibnu Majah no. 1752, Ahmad no. 8043. Dinilai hasan oleh Syaikh Syu’aib al-Arnauth)

Puasa yang dimaksud dalam redaksi hadits ini tidak hanya dibatasi pada puasa Ramadhan, tetapi juga mencakup puasa yang lainnya, baik sunnah maupun wajib. Namun puasa Ramadhan adalah lebih utama dari semua puasa sebagaimana yang sama kita ketahui, sebab Allah sendiri yang langsung memberi ganjaran atas puasa yang kita lakukan.

Adapun doa yang dipanjatkan adalah untuk kebaikan dunia dan akhirat, atau berdoa sesuai dengan hajat yang dibutuhkan selama bukan berdoa untuk terjadinya kezaliman atau bertujuan untuk memutus tali silaturahim.

Kedua, ketika berbuka puasa

ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

"Tiga orang yang tidak tertolak doanya; Pepimpin yang adil, Orang puasa ketika berbuka, dan doa orang yang terzalimi" (H.R. at-Tirmidzi no. 2526, Ibnu Hibba no. 7387. Dinilai sahih oleh Syaikh Syu’aib al-Arnauth karena ada beberapa syawahid/riwayat pendukung)

Orang yang berbuka puasa adalah orang yang telah melaksanakan ketaatan, sehingga berpotensi besar doa yang ia panjatkan akan dikabulkan oleh Allah swt.

Waktu ketiga, ketika sahur

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ

"Rabb kita tabaraka wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Allah berfirman, "Siapa saja yang berdo’a kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni." (HR. Bukhari, no. 1145 dan Muslim, no. 758)

Waktu keempat, malam lailatul qadar

Sebab malam ini adalah lebih baik dari seribu bulan [Q.S. al-Qadr: 1-5]. Seseorang boleh berdoa dengan doa apa saja selama bukan mengandung kezaliman dan pemutusan hubungan kerabat. Namun terdapat doa yang Rasulallah saw ajarkan kepada 'Aisyah ra:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ وَافَقْتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ مَا أَدْعُو قَالَ تَقُولِينَ اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

"Dari Abdullah bin Buraidah, dari 'Aisyah, beliau bertanya, Wahai Rasulallah! Jika aku mendapati malam lailatul qadar, doa apa yang aku panjatkan? Rasul saw menjawab, katakanlah "Ya Allah, Sungguh Engkau Maha Pemaaf, suka (memberi) maaf, maka maafkanlah aku "(H.R.at-Tirmidzi no. 3513, Ibnu Majah no. 3850, Ahmad no. 25384)

Oleh karenanya, silahkan membaca doa yang Rasul saw ajarkan kemudian berdoa sesuai dengan hajat kita. Lalu kapan lailatul qadar itu datang? Rasulallah saw menjelaskan:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَحَرَّوْا لَيْلَةَ القَدْرِ فِي الوِتْرِ مِنَ العَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

"Dari 'Aisyah ra, bahwa Rasulallah saw bersabda: Carilah lailatul qadar pada malam ganjil di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan" (HR. al-Bukhari no. 2017)

Waktu-waktu yang disebutkan di atas adalah berdasar pada penjelasan dari hadits Rasulallah saw. Namun yang perlu kita ingat bersama, Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan rahmat, pahala, dan ampunan Allah swt pada semua harinya.

Oleh sebabnya, amal shaleh (termasuk doa) tidak hanya dilakukan pada waktu tertentu saja, karena jika demikian kita mengecilkan makna Ramadhan sebagai bulan yang Allah pilih untuk hamba-hambanya yang beriman dan tidak Allah tetapkan waktu semisal ini untuk umat terdahulu.

Selain waktu mustajab di bulan Ramadhan, kita juga hendaknya memperhatikan waktu mustajab yang berlaku sepanjang tahun, baik Ramadhan maupun selainnya. Beberapa diantaranya adalah ketika hari jum'at, selepas shalat fardlu, ketika turun hujan, sedang safar, dan sebagainya. Wallahu a’lam bi ash-shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar