Semakin hari, usia kandungan Maryam semakin membesar sehingga telah tiba waktunya Maryam melahirkan seorang anak. Dengan rasa sakit, ia memaksakan diri untuk bersandar ke pangkal pohon kurma. Hal ini tergambar di dalam QS Maryam/19:23, Allah SWT berfirman;

"Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, Dia berkata: "Aduhai, Alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan."

Ayat ini menggambarkan bahwa Maryam merasa malu kepada orang lain dengan apa yang telah terjadi kepadanya, karena ia khawatir bencana serta kesedihan akan ia terima setelah melahirkan anak tanpa ayah. Ditambah lagi kesukaran baru, yaitu ia memerlukan air untuk memandikan anaknya, serta memerlukan makanan. Maryam pun merasa semakin sedih.

Melihat kondisi tersebut, Allah mengutus malikat Jibril untuk menghibur Maryam, sehingga ia tidak lagi merasa sedih dengan takdir yang Allah berikan. Dalam QS Maryam/19:24, Allah SWT berfirman;

"Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati, Sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu."

Jibril menyampaikan pesan dari Allah SWT agar janganlah Maryam bersedih hati bersusah pikiran, karena Allah telah menyediakan air yaitu sebuah anak sungai yang kecil dan airnya jernih.

Kemudian ia disuruh untuk menggoyangkan pohon kurma agar ia dan anaknya dapat memakan dan melanjutkan hidup mereka. Kemudian dilanjutkan dengan QS Maryam/19:26, Allah SWT berfirman;

"Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. jika kamu melihat seorang manusia, Maka Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan yang Maha pemurah, Maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini."

Baca Selanjutnya: Cercaan yang Diterima Maryam Dari...

(mdk/edl)

Banyak orang hebat di sekitar kita. Kisah mereka layak dibagikan agar jadi inspirasi bagi semua. Yuk daftarkan mereka sebagai Sosok Merdeka!

DAFTARKAN