Selasa, 15 Juni 2021

TAFSIR SURAT AL-BAQARAH AYAT 64

QS. Al-Baqarah Ayat 64

ثُمَّ تَوَلَّيۡتُمۡ مِّنۡۢ بَعۡدِ ذٰلِكَ‌‌ۚ فَلَوۡلَا فَضۡلُ اللّٰهِ عَلَيۡكُمۡ وَرَحۡمَتُهٗ لَـكُنۡتُمۡ مِّنَ الۡخٰسِرِيۡنَ‏

Summa tawallaitum mim ba'di zaalika falawlaa fadlul laahi 'alaikum wa rahmatuhuu lakuntum minal khaasiriin
Kemudian setelah itu kamu berpaling. 

Maka sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, pasti kamu termasuk orang yang rugi.

Juz ke-1
Tafsir

Pada awalnya kamu, Bani Israil, taat dengan ajakan Allah melalui Nabi Musa ini, namun kemudian setelah itu, yaitu pada saat kamu semua tidak lagi merasakan murka-Nya, kamu berpaling dan tidak lagi menaati ajaran ini.

Maka sekiranya bukan karena karunia Allah berupa anugerah yang lebih dari semestinya dan bukan pula karena rahmat-Nya kepadamu dengan selalu membuka pintu tobat, pasti kamu akan langsung diazab karena keingkaran yang kamu perbuat. 


Image

Baraya kultum Allah SWT telah memberikan banyak sekali nikmat-nikmat kepada hambanya, baik nikmat hidup, nikmat panjang umur, nikmat rezeki, dan masih banyak nikmat-nikmat lainnya yang tidak bisa kita hitung lagi.

Dalam hal ini, Allah tidak menuntut banyak dari hambanya yang telah diberikan nikmat itu, hanya satu saja yakni diharuskan untuk bersyukur kepada-Nya.

Secara sederhana, syukur adalah sebuah ungkapan rasa terima kasih hamba kepada Allah yang telah memberikan berbagai anugerah dan nikmat yang tidak bisa terhitung lagi. 

Sementara, jika hambanya tidak bersyukur atas segala nikmat Allah, maka azab pedih akan menantinya.

Baca Juga:
Sebagaimana dalam QS. Ibrahim ayat 7 yakni:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ

Wa iż ta`ażżana rabbukum la`in syakartum la`azīdannakum wa la`ing kafartum inna 'ażābī lasyadīd

Artinya: "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

Makna ayat tersebut dalam tafsir Al-Wajiz karya Wahbah Az-Zuhaili, dijelaskan bahwa himbauan kepada umat untuk selalu bersyukur atas nikmat-nikmat Allah.

Dan Allah memberi tahukan dan menjanjikan bahwa sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti nikmat itu akan Kami tambah dari nikmat-nikmatKu. 

Sementara jika kamu mengingkari nikmat ku, maka sesungguhnya azabKu sangat pedih.

Bentuk azab atau siksaan Allah kepada hambanya yang ingkar terhadap nikmat adalah dengan melenyapkan semua nikmat yang telah Allah curahkan dari mereka.


Bila ini terjadi, sudah pasti kamu semua termasuk orang yang rugi di dunia maupun di akhirat.

Sesudah Bani Israil mengambil perjanjian dari Allah seperti disebutkan pada ayat yang lalu, mereka berpaling dan tidak menepati perjanjian itu. 

Mereka banyak melanggar ketentuan-ketentuan dalam Taurat, baik oleh nenek moyang mereka zaman dahulu maupun oleh mereka yang hidup kemudian. 

Umpamanya pada zaman mereka hidup di padang pasir yang tandus, mereka menentang Nabi Musa, menyakitinya, dan melawan segala perintahnya.

Pada masa berikutnya mereka membunuh Nabi Yahya, mengingkari Nabi Isa bahkan merencanakan akan membunuhnya. 

Keingkaran mereka terhadap Nabi Muhammad saw, termasuk bukti penyelewengan mereka dari Taurat. 

Maka sudah sewajarnya mereka mendapat azab dari Allah, atau Allah melenyapkan nikmat dari mereka untuk selama-lamanya.

Tetapi Allah tidak berbuat demikian, karena kasih sayang-Nya. 

Mereka tidak dibinasakan, dan Allah selalu membuka pintu tobat bagi yang ingin kembali ke jalan yang benar.

________________________________
Keterangan mengenai QS. Al-Baqarah

Surat Al Baqarah yang 286 ayat itu turun di Madinah yang sebahagian besar diturunkan pada permulaan tahun Hijrah, kecuali ayat 281 diturunkan di Mina pada Hajji wadaa' (hajji Nabi Muhammad s.a.w. yang terakhir). 

Seluruh ayat dari surat Al Baqarah termasuk golongan Madaniyyah, merupakan surat yang terpanjang di antara surat-surat Al Quran yang di dalamnya terdapat pula ayat yang terpancang (ayat 282).

Surat ini dinamai Al Baqarah karena di dalamnya disebutkan kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah kepada Bani Israil (ayat 67 sampai dengan 74), dimana dijelaskan watak orang Yahudi pada umumnya. 

Dinamai Fusthaatul-Quran (puncak Al Quran) karena memuat beberapa hukum yang tidak disebutkan dalam surat yang lain. 

Dinamai juga surat alif-laam-miim karena surat ini dimulai dengan Alif-laam-miim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar