Senin, 26 Oktober 2020

YA ALLAH PERLIHATKANLAH YANG BENAR ITU BENAR

YA ALLAH TAMPAKKANLAH KEBENARAN ITU SEBAGAI SEBUAH KEBENARAN DAN BERIKAN PETUNJUK AGAR DAPAT MENGIKUTINYA


 

Sebuah doa yang cukup masyhur dikalangan kaum Muslimin, terutama dikalangan para siswa, karena doa tersebut biasanya diucapkan setelah pelajaran baca Al Qur’an di TPA (tempat pendidikan Al Qur’an), yakni doa :

اللهم أرنا الحق حقاً وارزقنا اتباعه وأرنا الباطل باطلاً وارزقنا اجتنابه

Ya Allah, tampakkanlah kepada kami yang benar itu sebuah kebenaran dan berikan rizki kepada kami untuk mengikutinya. Tampakkanlah kepada kami yang batil itu sebuah kebatilan dan berikan rizki kepada kami agar menjauhinya.

Pertama : kita akan bahas terlebih dahulu takhrij dari doa tersebut. Wallahu A’lam, saya belum menemukan doa ini termaktub dalam kitab-kitab hadits yang popular, hanyalah saya menemukannya dalam kitab karya Imam Umar bin Ahmad bin Utsman yang lebih dikenal dengan nama Ibnu Syahiin (w. 385 H) yang berjudul Syarhu Madzaahib Ahli Sunnah (1/35 nomor 38-cet. Muasasah Qurthubah) dimana beliau berkata :

وَمِنْ أَدْعِيَةِ مَنْ تَقَدَّمَ: اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَأَلْهِمْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا، وَأَلْهِمْنَا اجْتِنَابَهُ

Diantara doa kaum terdahulu adalah : Ya Allah, tampakkanlah kepada kami yang benar itu sebuah kebenaran dan berikan petunjuk kepada kami untuk mengikutinya. Tampakkanlah kepada kami yang batil itu sebuah kebatilan dan berikan petunjuk kepada kami agar menjauhinya.

Namun Imam ibnu Syahiin tidak menyebutkan sanad sehingga diketahui siapa yang mengatakannya.

Kemudian saya dapati doa ini disebutkan oleh Imam al-Ghozali dalam kitabnya Ihyaa Ulumuddin melalui kitab Takhrij hadits Ihya Ulumuddin cetakan Daarul ‘Ishomah yang mengumpulkan tulisan 3 ulama yang mentakhrij hadits-hadits Ihyaa Ulumuddin yaitu al-Hafidz al-‘Iroqiy (w. 806 H), Imam as-Subki (w. 771 H) dan asy-Syaikh az-Zubaidiy (w. 1205 H). Imam ghozali membawakannya dengan lafadz :

اللهم أرني الحق حقاً فأتبعه وأرني المنكر منكراً وارزقني اجتنابه

Ya Allah, tampakkanlah kepadaku yang benar itu sebuah kebenaran (dan berikan petunjuk kepadaku) untuk mengikutinya. Tampakkanlah kepadaku yang mungkar itu sebuah kemungkaran dan berikan petunjuk kepadaku agar menjauhinya….

Al-Hafidz al-‘Iroqiy mengomentarinya (no. 2171) :

قال العراقي: لم أقف لأوّله على أصل

aku tidak mendapatkan penggalan kalimat yang awal (hadits diatas-pent.) asal hadits ini.

Penilaian senada juga disampaikan Imam as-Subki bahwa beliu tidak menemukan sanadnya.

Saya mencoba mencari lagi penilaian ulama kita terhadap status riwayat doa diatas, lalu saya dapati jawaban asy-Syaikh DR. Muhammad bin Abdullah al-Qonaash, dosen universitas al-Qoshim yang ditanya tentang riwayat doa diatas, beliau menjawab :

هذا دعاء مأثور عن عمر -رضي الله عنه-، ذكره البهوتي في كتابه شرح منتهى الإرادات
(3/497)، وعزاه إلى عمر رضي الله عنه، و ذكره ابن كثير في تفسيره عند قوله تعالى: “كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ وَأَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ وَمَا اخْتَلَفَ فِيهِ إِلَّا الَّذِينَ أُوتُوهُ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ بَغْياً بَيْنَهُمْ فَهَدَى اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَاللَّهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ” [البقرة:213]، قال: وفي الدعاء المأثور: “اللهم أرنا الحق حقاً، وارزقنا اتباعه، وأرنا الباطل باطلاً، وارزقنا اجتنابه، ولا تجعله ملتبساً علينا فنضل، واجعلنا للمتقين إماما ” ابن كثير (1/ 444)،

Doa ini ma’tsur dari Umar Rodhiyallahu ‘anhu, disebutkan oleh al-Buhutiy dalam kitabnya Syarah Muntaha al-Iroodaat, lalu menyandarkannya kepada Umar Rodhiyallahu ‘anhu. Disebutkan juga oleh Ibnu Katsir ketika menafsirkan surat Al Baqoroh ayat 213, kemudian beliau berkata dan terdapa doa yang ma’tsur : ad-Doa. (http://forum.mejliss.com/2011/09/14/doua-allah-fait-nous-voir-la-v-rit-en-tant-que-v-rit-important).

Kesimpulannya, doa tersebut tidak diriwayatkan dengan sanad sehingga bisa diketahui siapa yang mengucapkan dan shahih tidaknya, namun minimalnya doa tersebut masyhur dikalangan ulama mutaqodimin. Dan saya melihat banyak ulama kontemporer yang menggunakan doa ini dalam karya-karya mereka, sebut saja misalnya Imam Al-Albani, beliau berdoa dengan doa ini di akhir muqodimah kitab Adabuz Zifaf. Lalu Imam bin Baz juga banyak berdoa dalam majmu fatawanya, begitu juga Imam Ibnu Utsaimin dalam Liqoo’aatil Baabil Maftuuh.

Yang kedua : doa ini mengandung makna yang sangat bermanfaat dan mendalam, saya akan mengambil intisari dari makna doa ini berdasarkan penjelasan asy-Syaikh Abu Umar yang bisa dibaca di http://ar.islamway.net/article/16119/قف-وتأمل-مع-هذا-الدعاء-المجمل dan tambahan dari saya.

Dalam kehidupan ini pasti terdapat perkara yang hak dan yang batil, dan sesunggunya kedua perkara ini sangat jelas. Kemudian ternyata masing-masing memiliki pendukung, yang tentu saja seharusnya seorang mukmin menjadi pendukung kebenaran, sebagaimana Firmannya :
ذَلِكَ بِأَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا اتَّبَعُوا الْبَاطِلَ وَأَنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّبَعُوا الْحَقَّ مِنْ رَبِّهِمْ كَذَلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ لِلنَّاسِ أَمْثَالَهُمْ

Yang demikian adalah karena sesungguhnya orang-orang kafir mengikuti yang bathil dan sesungguhnya orang-orang mukmin mengikuti yang haq dari Tuhan mereka. Demikianlah Allah membuat untuk manusia perbandingan-perbandingan bagi mereka (QS. Muhammad : 3).

Kebenaran yang dapat menghasilkan keselematan adalah ketika Allah Subhanahu wa Ta’alaa menampakan sesuatu yang hak itu sebagai sebuah kebenaran, karena betapa banyak kaum sebelum kita yang mendapatkan kebenaran, namun mereka malah berpaling, sebagaimana Firman-Nya :
وَلَمَّا جَاءَهُمُ الْحَقُّ قَالُوا هَذَا سِحْرٌ وَإِنَّا بِهِ كَافِرُونَ

Dan tatkala kebenaran (Al Quran) itu datang kepada mereka, mereka berkata: “Ini adalah sihir dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengingkarinya.” (QS. Az Zukhruf : 30).

Alangkah indah dan lezatnya seseorang yang Allah tampakkan kebenaran itu sebagai sebuah kebenaran lalu diberikan taufik untuk mengikuti kebenaran tersebut. Sebagaimana teladan para salaf kita dari kalangan sahabat Rodhiyallahu ‘anhum ajma’in, ketika mereka diseru untuk beriman, maka mereka pun beriman, sebagaimana Firman-Nya :
رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَانِ أَنْ آَمِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآَمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ

Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): “Berimanlah kamu kepada Tuhanmu”, maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti (QS. Ali Imroon : 193).

Setan kadang menghiasi kebatilan dengan keindahan, sehingga orang yang tidak waspada akan tertipu dengannya, sebagaimana Firman-Nya :
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا

Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia) (QS. Al An’aam : 112).

Pada akhirnya kebenaranlah yang akan menang dan kebatilan akan lenyap, sebagaimana Firman-Nya :
وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا

Dan katakanlah: “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap (QS. Al Israa’ : 81).

Alangkah indah dan bahagianya seseorang yang diperlihatkan oleh bahwa yang batil itu adalah sebuah kebatilan, lalu ia diberi taufik untuk meninggalkan kebatilan tersebut. Allah Subhanahu wa Ta’alaa dalam Kitab-Nya menyebutkan kisah pemuda ashabul kahfi yang telah ditampakkan oleh Allah kebatilan kaumnya yang mengerjakan kesyrikan, lalu para pemuda tadi meninggalkan kaumnya untuk menyelamatkan agamanya, Allah berfirman :
وَإِذِ اعْتَزَلْتُمُوهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ فَأْوُوا إِلَى الْكَهْفِ يَنْشُرْ لَكُمْ رَبُّكُمْ مِنْ رَحْمَتِهِ وَيُهَيِّئْ لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مِرفَقًا

Dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusan kamu (QS. Al Kahfi : 16).

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar