Rabu, 20 November 2019

21 Nopember 2019 M / 24 Robiul Awal 1441 H 6 sipat yang merusak manusia

Manusia memiliki kepribadian positif dan negatif yang menarik pada tingkah laku dalam setiap sepak terjang kehidupan sehari-hari. Sikap positif tampak dalam tindakan patuh, mencari kebenaran, introsfeksi diri, bekerja, diselenggarakan lapangan kehidupan.

Sementara sikap negatif terlihat pada pembangkangan, cendrung terhadap perbuatan maksiat, malas bekerja serta membuat kerusakan baik terhadap diri sendiri, keluarga maupun masyarakat.

Nabi Muhammad Saw bersabda dalam hadis yang datang dari Adi bin Hatim yang diriwayatkan oleh Addailami, ”Ada enam hal yang menyebabkan amal kebajikan menjadi sia-sia [tidak berpahala] dimaksudkan untuk bepergian dengan orang lain, dengan hati yang hati, suka dengan dunia, kurang rasa malu, Panjang angan-angan Dan zalim Yang Terus menerus di hearts kezalimannya.”

 

Sibuk meneliti aib Orang Lain

Dia lebih suka mencari dan memutar keburukan yang ada pada orang lain lalu membesar-besarkannya, sementara aib sendiri tidak pernah sesuai dengan pepatah lama, "Kuman di seberang lautan nampak, gajah dipelupuk tangan tidak nampak".

Sebuah diskusi tentang khalifah memperhatikan rakyatnya di tengah malam, lalu dia menemukan sebuah rumah lelaki dan wanita serta minuman khamar yang dihidangkan, dia masuk ke rumah itu dengan memanjat dinding sambil membentak, dan terjadilah dialok.

Khalifah: Hai musuh Allah, apakah kau kira Allah akan memenangkan kesalahan ini?

Lelaki: Tuan sendiri jangan tergesa-gesa, juga tuan telah melakukan kesalahan.

Khalifah: Kesalahan apa yang saya perbuat?

Lelaki: Kesalahan saya hanya satu yaitu apa yang Khalifah lihat sekarang, sedangkan tuan telah melakukan tiga kesalahan yaitu; memata-matai keburukan orang lain, padahal Allah mengenakan, masuk rumah orang dengan memanjat dinding, bukankah ada pintu yang harus dilalui dan masuk rumah tanpa izin tuan rumah.

Keras hati

tidak perlu menerima yang baik, nasehat yang mengandung maslahat ditolaknya. Tidak suka semua kesalahannya dikritik ditolak, dialah yang paling benar, disamping itu kemenangan tidak tersentuh oleh penderitaan dan kesedihan orang lain.

Di masa Rasulullah SAW, ada beberapa kejadian yang membuat semua sahabat bersedih karena salah satu anggota keluarga mereka, bahkan Nabi Saw pun memutuskan untuk melihat, teman-teman membahasnyapun berlinang, tetapi seorang sahabat nampak biasa-biasa saja, beberapapun dia sudah tersentuh melihat kejadian itu. Lalu dia bertanya kepada Nabi Saw, maka Rasulullah menjawab, "Itu tandanya hati yang keras".

Orang yang keras hati cendrung egois, sombong, takabur dan tidak mau menerima kebenaran, karena senang telah dibekukan dan tidak terbuka untuk menerima yang benar.

Terlalu cinta ke dunia


Kehidupan dunia hanya sementara sebagai musafir yang ada dalam perjalanan lalu istirahat pada tempat. Namun demikian, tidak sedikit manusia yang beranggapan tempat peristirahatan tujuan sehingga lupa akan tujuan semula.

Diprediksi oleh Nabi Muhammad Saw, bahwa nanti pada suatu masa ummat Islam dan dikeroyok oleh ummat lain berkaitan dengan makanan di atas meja, padahal membantu mengembangkan kekuatan ibarat buih di atas lautan, mudah hancur. Saat ini ummat dihinggapi penyakit yang bernama "Wahn" adalah suatu bakteri yang meracuni ummat ini sehingga mereka terlalu cinta kepada dunia dan takut akan kematian.

 Sedikit rasa malu

Orang yang memiliki sifat ini tidak malu-malu melakukan apa pun berdasarkan kemauannya, dosa dan maksiat setiap hari, sementara benar dan salah bukan suatu ukuran.

Bila malu habis, maka akan terlihat dilihat dan beranggapan diri lebih suci dari orang lain. Menurut Abu Hasan Al Mawardi, malu ada tiga macamnya yaitu;

1. malu untuk Allah
2. malu untuk manusia
3. malu untuk diri sendiri.
 

Panjang angan-angan


Sifat ini menunjukkan kekerdilan manusia, kemauannya lebih tinggi, tidak sesuai dengan kemampuan, dia suka berandai-andai. Ungkapannhya berbunyi, "Seandainya, andai kata, setuju". Ia hanya menghabiskan beruntung untuk berangan-angan dan berkhayal yang macam-macam, tapi sama sekali ia tidak melakukan sesuatu. Dia beranggapan yang mengkhayal itu benar, khayalan itu enak dan gratis. Orang yang suka ini ibarat, "Pungguk merindukan bulan", atau "Katak ingin jadi kerbau".

Perbuatan dzalim yang terus menerus
  

Watak manusia karena kuat dan berkuasa dia melakukan eksploitasi bangsa lain, memeras bawahan dan menindas yang lemah, jika ini dilakukan tidak henti-hentinya, maka akibatnya orangpun terus-menerus menggunakan hasil dari kezhalimannya. Ahli Hikmat dibagi menjadizhaliman menjadi tiga yaitu; zhalim Kepada Allah dengan Al Fathir ayat 32: "Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang Menganiaya diri mereka sendiri dan di sana ada yang ada di sana dan ada di sana (pula) yang lebih banyak menerima kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang Amat besar. "

Enam sifat inilah yang dapat memutar nilai-nilai ibadah, dia ibarat udara di daun keladi, amal yang dilakukan berpahala banyak tetapi tertumpah tanpa meninggalkan bekas, jika enam sifat tercela ini tersedia di dalam pribadi seseorang, dan kemudian ditonton oleh Rasulullah Saw tadi.


Penulis adalah Ketua Garda Anak Nagari Sumatera Barat dan Ketua Pembina Yayasan Selasih Solok

__________________________________________

Anda ingin BERSEDEKAH pengetahuan dan manfaat? Mari berbagi hikmah dengan pembaca Republika Online. Kirim naskah Anda melalui hikmah@rol.republika.co.id. Semoga menjadi ladang amal bagi kita semua. Rubrik ini dari dan untuk sidang pembaca sekalian. yd1jni@gmail.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar