Oleh : YD1JNI
Ustadz Yachya Yusliha
Parenting Islami (26): Doa Perlindungan untuk Sang Anak
Dianjurkan untuk sering mendoakan perlindungan untuk sang anak di waktu pagi dan sore, atau di waktu kapan pun, jika kita mampu.
Hal ini dengan berbagai macam doa perlindungan.
Misalnya dengan membaca al-mu’awwidzaat (surat Al-Falaq, An-Naas, dan Al-Ikhlas), meludah di kedua tangan, kemudian diusapkan kepada sang anak, hal ini dilakukan sebanyak tiga kali.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau menceritakan,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا اشْتَكَى نَفَثَ عَلَى نَفْسِهِ بِالْمُعَوِّذَاتِ، وَمَسَحَ عَنْهُ بِيَدِهِ
“Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika beliau sakit, beliau meludah sedikit untuk dirinya sendiri dengan membaca tiga surat al-mu’awwidzaat (Al-Falaq, An-Naas, dan Al-Ikhlas), beliau usapkan untuk seluruh badannya dengan tangannya.” (HR. Bukhari no. 4439 dan Muslim no. 2192)
Hal ini juga bisa dilakukan menjelang sang anak tidur. Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau menceritakan,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَخَذَ مَضْجَعَهُ نَفَثَ فِي يَدَيْهِ، وَقَرَأَ بِالْمُعَوِّذَاتِ، وَمَسَحَ بِهِمَا جَسَدَهُ
“Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika beliau mengambil posisi di tempat tidur, beliau tiup di kedua tangannya, kemudian beliau membaca al-mu’wwidzaat kemudian beliau usap seluruh badannya dengan kedua tangannya.” (HR. Bukhari no. 6319)
Terdapat perbedaan ulama tentang cara mempraktikkan hadits ini, yaitu apakah meniup kedua tangan terlebih dahulu baru membaca al-mu’awwidzat atau sebaliknya (membaca al-mu’wwidzat terlebih dahulu lalu meniupkan ke kedua tangannya).
Yang lebih kuat dalam hal ini adalah pendapat yang mengatakan bahwa praktiknya adalah membaca al-mu’awwidzat terlebih dahulu lalu meniupkan ke kedua tangannya.
Karena jika dilihat dari sisi makna, maksud dari tiupan adalah agar mendapatkan berkah dari bacaan al-mu’awwidzaat yang sudah dibaca sebelumnya.
Ini adalah pendapat yang dipilih oleh Ibnu Hajar rahimahullah, dan juga difatwakan oleh Lajnah Daimah di masa Syaikh ‘Abdul ‘Aziiz bin ‘Abdullah bin Baaz rahimahullah.
Namun, tidak masalah (boleh) jika seseorang meniup kedua tangan terlebih dahulu baru kemudian membaca al-mu’wwidzat, sebagaimana pendapat Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam hal ini. Wallahu Ta’ala a’lam.
Demikian juga ada doa perlindungan yang lain yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam gunakan untuk mendoakan kedua cucunya, yaitu Hasan dan Husain.
Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma,
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَوِّذُ الحَسَنَ وَالحُسَيْنَ، وَيَقُولُ: إِنَّ أَبَاكُمَا كَانَ يُعَوِّذُ بِهَا إِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ: أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ، مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan doa perlindungan kepada Hasan dan Husain.
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Sesungguhnya bapak kalian berdua (yaitu Nabi Ibrahim) biasa memberikan doa perlindungan kepada nakanya, Ismail dan Ishaq dengan berdoa, ‘Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari semuagangguan setan, binatang yang mengganggu, dan pandangan mata yang jahat.’” (HR. Bukhari no. 3371)
Lebih baik kita ajarkan doa-doa seperti ini kepada anak-anak kita ketika mereka sudah mampu, sehingga mereka bisa berdoa untuk diri mereka sendiri.
Selain doa-doa di atas, hendaknya kita juga mengamalkan hadits ini agar anak-anak kita terhindar dari gangguan setan.
Dari Jabir bin ‘Abdullah radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا كَانَ جُنْحُ اللَّيْلِ، أَوْ أَمْسَيْتُمْ، فَكُفُّوا صِبْيَانَكُمْ، فَإِنَّ الشَّيَاطِينَ تَنْتَشِرُ حِينَئِذٍ، فَإِذَا ذَهَبَ سَاعَةٌ مِنَ اللَّيْلِ فَحُلُّوهُمْ، فَأَغْلِقُوا الأَبْوَابَ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لاَ يَفْتَحُ بَابًا مُغْلَقًا، وَأَوْكُوا قِرَبَكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ، وَخَمِّرُوا آنِيَتَكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ، وَلَوْ أَنْ تَعْرُضُوا عَلَيْهَا شَيْئًا، وَأَطْفِئُوا مَصَابِيحَكُمْ
“Jika awal malam telah tiba (setelah matahari tenggelam), tahanlah anak-anak kecil kalian (di dalam rumah), karena ketika itu setan sedang berkeliaran.
Jika telah berlalu sesaat di waktu malam (misalnya setelah isya’, pen.), lepaskanlah mereka (jika mereka mau bermain di luar rumah, maka dipersilakan, pen.).
(Di awal malam), tutuplah pintu-pintu rumah sambil menyebut nama Allah Ta’ala, karena setan tidak dapat membuka pintu yang digembok (dengan membaca bismillah, pen.); tutuplah tandon-tandor (ember) air kalian dan sebutlah nama Allah Ta’ala (ketika menutupnya, pen.); tutuplah wadah-wadah kalian (piring atau gelas) dan sebutlah nama Allah Ta’ala (ketika menutupnya, pen.), meskipun kalian tutup dengan tutup seadanya (yang tidak bisa menutup dengan sempurna, semacam lidi, sedotan, atau yang lainnya, pen.); dan matikanlah lampu-lampu kalian (yang memiliki potensi berbahaya kebakaran jika ditinggal tidur semacam lilin, obor, atau sejenisnya, pen.).
” (HR. Bukhari no. 5623 dan Muslim no. 2012)
yd1jni@gmail.com