Oleh: Ustadz Yachya Yusliha

Islam sejatinya adalah agama kasih sayang, agama kebenaran dan agama rahmad yang bertugas untuk menebarkan kebaikan dan kemanfaatan pada seluruh ummat manusia.

 Pertanyaannya apakah setiap kebaikan yang sampaikan akan diterima dengan baik pula oleh orang lain? 

Apakah setiap kebaikan akan selalu berbuah penerimaan dari orang lain?. 

Mungkinkan islam dan para pembawa kebenaran akan hidup tanpa musuh? . 

Jawabannya tentu tidak !. Bahkan tidak jarang setiap seruan kebaikan akan diterima dengan keburukan dan penolakan. 

Tidak sedikit para penyeru kebaikan akan berhadapan dengan para pembennci yang menolaknya dan memusuhinya.

 Bahkan tidak sedikit pula para penyeru kebaikan dikriminalisasi hingga menemui ajalnya karena konsistensinya dalam menyuarakan kebenaran dan kebaikan. 

Tidakkah kita ingat bahwa syetan telah berjanji di hadapan Allah untuk terus menjadi penentang utama kebenaran dan kebaikan dengan berusaha keras untuk mengelabuhi manusia agar berada dalam rombongannya kelak di neraka. Sehingga setiap kebaikan akan selalu berhadapan dengan penentangan.

Ada pertanyaan yang menggelitik dari seorang teman, kenapa Islam selalu terkesan banyak musuhnya?. 

Sejenak saya terdiam atas pertanyaan tersebut, namun kemudian saya teringat kembali atas sabda Nabi bahwa diakhir zaman Islam dan Ummat Islam yang istiqomah di jalan kebenaran akan mengalami peristiwa yang sangat berat, mereka akan melewati jalan-jalan terjal dalam menjalani agamanya, hari-hari akan dilaluinya dengan penuh fitnah, kaum muslimin yang menyuarakan kebenaran akan diperlakukan sebagai selayaknya seorang pesakitan atau pelaku kriminal yang akan terus dipersalahkan.


Informasi keadaan yang demikian secara gamblang telah digambarkan oleh nabi dalam banyak sabdanya antara lain :

حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدِّمَشْقِيُّ حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ بَكْرٍ حَدَّثَنَا ابْنُ جَابِرٍ حَدَّثَنِي أَبُو عَبْدِ السَّلَامِ عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ, قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ

Telah menceritakan kepada kami ‘Abdurrahman bin Ibrahim bin Ad Dimasyqi berkata, telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Bakr berkata, telah menceritakan kepada kami Ibnu Jabir berkata, telah menceritakan kepadaku Abu Abdus Salam dari Tsauban ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

 “Hampir-hampir bangsa-bangsa memperebutkan kalian (umat Islam), layaknya memperebutkan makanan yang berada di mangkuk.”

 Seorang laki-laki berkata, “Apakah kami waktu itu berjumlah sedikit?” beliau menjawab: “Bahkan jumlah kalian pada waktu itu sangat banyak, namun kalian seperti buih di genangan air. 

Sungguh Allah akan mencabut rasa takut dari hati musuh-musuh kalian, dan akan menanamkan ke dalam hati kalian Al wahn.” 

Seseorang lalu berkata, “Wahai Rasulullah, apa itu Al wahn?” beliau menjawab: “Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Dawuh??

Dalam hadits yang lain digambarkan bahwa di akhir zaman orang yang taat dan patuh menjalankan agamanya dengan penuh konsistensi dan keistiqomahan ibarat sedang memegang bara api, yaitu jika digengam akan membakar dan kulit melepuh jika dibuang akan lebih membahayakan dirinya.

يَأْتِى عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالْقَابِضِ عَلَى الْجَمْرِ

“Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.” (HR. Tirmidzi).

Inilah sebuah zaman yang dikatakan oleh nabi sebagai zaman fitnah yang fitnahnya semakin hari akan semakin pekat menggulita sehingga kebenaran semakin hilang dan tidak tampak, manusia akan kehilangan pegangan hidup. Sebagaimana sabdanya :

إِنَّ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ فِيهَا مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا وَيُمْسِـي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا، اَلْقَاعِدُ فِيهَا خَيْرٌ مِنَ الْقَائِمِ وَالْقَائِِمُ خَيْـرٌ مِنَ الْمَاشِي، وَالْمَاشِي فِيهَا خَيْرٌ مِنَ السَّاعِي، فَكَسِّرُوا قِسِيَّكُمْ وَقَطِّعُوا أَوْتَارَكُمْ وَاضْرِبُوا بِسُيُوفِكُمُ الْحِجَارَةَ، فَإِنْ دُخِلَ عَلَى أَحَدِكُمْ فَلْيَكُنْ كَخَيْرِ ابْنَيْ آدَمَ.

“Sesungguhnya menjelang datangnya hari Kiamat akan muncul banyak fitnah besar bagaikan malam yang gelap gulita, pada pagi hari seseorang dalam keadaan beriman, dan menjadi kafir di sore hari, di sore hari seseorang dalam keadaan beriman, dan menjadi kafir pada pagi hari. 

Orang yang duduk saat itu lebih baik dari pada orang yang berdiri, orang yang berdiri saat itu lebih baik daripada orang yang berjalan dan orang yang berjalan saat itu lebih baik daripada orang yang berlari. 

Maka patahkanlah busur-busur kalian, putuskanlah tali-tali busur kalian dan pukulkanlah pedang-pedang kalian ke batu. 

Jika salah seorang dari kalian dimasukinya (fitnah), maka jadilah seperti salah seorang anak Adam yang paling baik (Habil).’” (HR. Imam Ahmad).

Akhir zaman semua akan terbolak balik, kebenaran akan dituduh keburukan dan keburukan akan di dukung selayaknya kebenaran, hingga keburukan akan didakwahkan kepada semua manusia dan kebenaran akan dikriminalisasikan ibarat pelaku kejahatan. Rasulullah saw bersabda :

عن ابي إمامة الباهلي عن النبي صلي الله عليه و سلم: كيف أنتم إذا طغى نساءكم وفسق شبانكم وتركتم جهادكم. هل ذالك لكائن يارسول الله؟ قال والذي نفسي بيده و أشد منه سيكون. قالوا وماأشد منه يارسول الله. قال:كيف أنتم إذا لم يأمروا بالمعروف ولم ينهوا عن المنكر. قالوا: هل ذالك لكائن يارسول الله؟ قال: والذي نفسي بيده و أشد منه سيكون. قالوا وماأشد منه يارسول الله؟. قال: كيف انتم إذا رأيتم المعروف منكرا ورأيتم المنكر معروفا. قالوا: هل ذالك لكائن يارسول الله؟ قال: والذي نفسي بيده و أشد منه سيكون. قالوا وماأشد منه يارسول الله؟. قال: كيف لنتم إذا امرتم بالمنكر ونهيتم عن المعروف. رواه أبوا يعلي وابن ابي الدنيا

Dari abi imamah al bahily dari nabi saw :” bagaimana jika telah melampaui batas (berani) para wanita dari kalian dan telah rusak para pemuda kllian dan kalian telah meninggalkan jihad. Mereka (sahabat) bertanya

 : apakah hal itu akan terjadi yaa Rasulullah?. 

Nabi menjawab : demi jiwaku yang ada dalam genggaman tanganNya. 

Ada hal yang lebih hebat lagi akan terjadi. Mereka (sahabat) bertanya: apa yang lebih hebat itu yaa Rasulullah?. 

Nabi menjawab : bagaimana kalian jika sudah tidak lagi menyeru pada kebaikan dan tidak mencegah dari kemungkaran. 

Mereka (sahabat) bertanya : apakah hal itu akan terjadi yaa Rasulullah?. 

Nabi menjawab : demi jiwaku yang ada dalam genggaman tanganNya. 

Ada hal yang lebih hebat lagi akan terjadi. 

Mereka (sahabat) bertanya: apa yang lebih hebat itu yaa Rasulullah?. 

Nabi menjawab : bagaimana jika kalian melihat kebaikan telah dianggap sebagai sebuah kemungkaran dan kemungkaran telah dianggap sebuah kebaikan.

 Mereka (sahabat) bertanya : apakah hal itu akan terjadi yaa Rasulullah?. 

Nabi menjawab : demi jiwaku yang ada dalam genggaman tanganNya. 

Ada hal yang lebih hebat lagi akan terjadi. Mereka (sahabat) bertanya: apa yang lebih hebat itu yaa Rasulullah?.

 Nabi menjawab : bagaimana kalian jika telah mengajak/menyeru pada kemungkaran dan mencegah dari (terlaksananya) kema’rufan. (HR.abu ya’la, dan ibnu abi dun-ya)

Apabila kita cermati berbagai hadits diatas maka akan dengan mudah kita mengetahui bahwa akhir zaman yang saat ini kita sedang menjalaninya ini menempatkan kebenaran dan agama ini sebagai objek penderita. 

Kaum muslimin yang istiqomah di jalan-Nya akan semakin terpojokkan dan dianggap seakan pelaku kriminal. 

Tentu bukan karena dia melalukan kesalahan namun karena manusia kebanyakan yang didukung oleh para penguasanya telah berada di jalan kesesatan. 

Ibarat seseorang yang hidup di lingkungan yang kotor maka tampil parlente adalah sebuah keanehan bahkan bisa jadi bahan cemoohan.

Lalu, siapa saja mereka yang akan selalu memusuhi Islam dan Ummatnya? . 

Maka Allah swt juga telah secara gamblang menjelaskan dalam Firman-Nya :

۞لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ ٱلنَّاسِ عَدَٰوَةٗ لِّلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱلۡيَهُودَ وَٱلَّذِينَ أَشۡرَكُواْۖ وَلَتَجِدَنَّ أَقۡرَبَهُم مَّوَدَّةٗ لِّلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱلَّذِينَ قَالُوٓاْ إِنَّا نَصَٰرَىٰۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّ مِنۡهُمۡ قِسِّيسِينَ وَرُهۡبَانٗا وَأَنَّهُمۡ لَا يَسۡتَكۡبِرُونَ

Pasti akan kamu dapati orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. 

Dan pasti akan kamu dapati orang yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya kami adalah orang Nasrani.” Yang demikian itu karena di antara mereka terdapat para pendeta dan para rahib, (juga) karena mereka tidak menyombongkan diri. (QS Al-Ma’idah, Ayat 82)

Firman Allah swt ini memberikan sebuah informasi yang jelas dan gamblang tentang siapa saja yang akan selalu menjadi musuh agama Islam dan ummatnya ini yaitu orang-orang kafir yang tidak percaya pada Allah termasuk dari mereka adalah orang-orang yang menganggap agama adalah candu masyarakat (atheis), kalangan musyrikin para penyembah “berhala” yang menduakan Allah, termasuk pula para penyembah “berhala materi” (kapitalis).

 Bahkan secara tegas Allah swt menyatakan bahwa kedua kalangan ini selamanya tidak akan rela atas agama Allah swt dan akan selalu berupaya memadamkan cahaya agama Allah swt. Sebagaimana dalam FirmanNya :

وَلَن تَرۡضَىٰ عَنكَ ٱلۡيَهُودُ وَلَا ٱلنَّصَٰرَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمۡۗ قُلۡ إِنَّ هُدَى ٱللَّهِ هُوَ ٱلۡهُدَىٰۗ وَلَئِنِ ٱتَّبَعۡتَ أَهۡوَآءَهُم بَعۡدَ ٱلَّذِي جَآءَكَ مِنَ ٱلۡعِلۡمِ مَا لَكَ مِنَ ٱللَّهِ مِن وَلِيّٖ وَلَا نَصِيرٍ

Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka. 

Katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya).” Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu pelindung dan penolong dari Allah. ( Al-Baqarah, Ayat 120)

يُرِيدُونَ أَن يُطۡفِـُٔواْ نُورَ ٱللَّهِ بِأَفۡوَٰهِهِمۡ وَيَأۡبَى ٱللَّهُ إِلَّآ أَن يُتِمَّ نُورَهُۥ وَلَوۡ كَرِهَ ٱلۡكَٰفِرُونَ

Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah menolaknya, malah berkehendak menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir itu tidak menyukai. ( At-Taubah, Ayat 32)

Lalu bagaimana sikap seorang muslim dalam menghadapi beragam fitnah dan permusuhan abadi ini. 

Solusinya adalah bersabar (QS. Ar ra’du: 22), tawakkal kepada Allah swt dan menguatkan ukhuwah. 

Inilah cara untuk menyelamatkan diri dari gempuran musuh yang akan siap memangsa. 

Ibarat sekawanan kambing di hutan liar, setiap saat akan selalu ada singa yang selalu mengancam, jika mereka terus berada dalam kumpulan kawanan maka singa akan kesulitan memangsanya, namun jika mereka terpecah dan ada yang keluar dari barisan kumpulan kawanan itu maka kekuatan mereka akan lemah dan singa akan mudah untuk memangsanya. Ingatlah akan sabda Nabi :

الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا

“Orang mukmin dengan orang mukmin yang lain seperti sebuah bangunan, sebagian menguatkan sebagian yang lain.” (HR. Muslim)

Realitas akhir zaman yang terjadi saat ini akan menjadikan seorang muslim yang istiqomah akan tampak banyak musuhnya.

 Inilah fitrah kehidupan, bahwa semenjak awal penciptaan manusia hingga Nabi akhir Muhammaad, siapa saja yang menyuarakan kebenaran pasti akan selalu berhadapan dengan musuh yang siap menghadang. Sebagaimana sebuah pernyataan ulama yang mengatakan :

‎سئل اﻹمام الشافعي رحمه الله : كيف نرى الحق من بين كل هذه الفتن ؟ ‎فقال :اتبع سهام العدو ترشدك إلى الحق

Imam Syafi’i pernah ditanya: “Bagaimana kita mengetahui pengikut kebenaran di jaman yang penuh fitnah?”. Beliau menjawab: 

“Perhatikanlah panah-panah musuh (ditujukan kepada siapa), maka itu akan menunjukimu kepada siapa ‘Pengikut Kebenaran’ itu”.

Bagaimana dengan diri kita, berada dimana posisi kita dalam realitas akhir zaman ini…????