Rabu, 24 Februari 2021

HIKMAH DI BALIK UJIAN ALLAH

Ujian, cobaan, bencana, permasalahan, musibah, entah dengan kata apalagi semua kesulitan yang dialami manusia itu mampu tergambarkan dengan kata. Kepahitan selalu digambarkan dengan sebuah musibah. Ketidaknyamanan selalu dirasakan sebagai buah dari kelemahan diri. Tak heran jika satu per satu manusia akan jatuh pada keputusasaan hidup.

Benarkah demikian itu ?

Ataukah itu hanya alasan manusia untuk menutupi kekurangannya, atau hanya sebagai sebuah kata untuk meraih simpati, merasa dirinya sudah berjuang keras menghadapi permasalahan dalam hidupnya. Lalu sebenarnya apa yang mereka perjuangkan ? Lucu bukan, mengingat bahwa mereka diuji lalu bukan mencari pemecahan melainkan mencari alasan hanya untuk membenarkan perbuatannya.

Kemudian apa lagi ?

Alasan apa lagi yang manusia ukirkan hanya untuk sebuah problema itu ?

‘Aku masih kecil’

‘Aku belum punya pengalaman’

‘Kenapa aku terus yang diuji’

‘Aku udah buat baik tapi kok gini’

Parahnya ada yang bilang

‘Allah udah nggak adil sama aku, kenapa aku terus yang diuji’

Setiap hasil pasti ada penyebab, setiap ada asap pastilah ada api, jika pada akhirnya kita terus mencari kambing hitam, menyalahkan orang lain tanpa mampu mengoreksi diri sendiri, lalu apa bedanya kamu dengan mereka ?

Ingat sahabat fillah! Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya ( Q.S Al-Baqarah : 286). Dari ayat itu kita dapat memahami bahwa itu merupakan janji Allah, jadi sesungguhnya tidak mungkin Allah membebani kita dengan ujian yang tidak kita sanggup. Kemudian Allah akan memberikan pahala kebaikan jika kita bersabar dan melakukan kebaikan serta mencari jalan keluar dengan cara yang di ridhai Allah. Kemudian Allah juga berfirman dalam Surah Al-Insyirah ayat 5-6 yang artinya “ Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,”

Kenapa sih kita selalu membandingkan hidup kita dengan hidup orang lain? Padahal hakikatnya, standar kelulusan ujian hidup adalah “Yang terbaik amalnya” seberapa besar rasa ikhlas dan sabar dalam menghadapi musibah dari Allah serta seberapa besar rasa syukur ketika mendapatkan nikmat dari Allah. Bukan mereka yang punya jabatan terhormat lalu berbuat semena-mena; bukan mereka yang memiliki banyak harta tapi enggan berinfak; dan bukan pula mereka yang pintar dan bangga dengan kejeniusan akalnya; akan tetapi mereka yang ahsanul amal (yang bagus dan benar amalnya) selama hidup di dunia.

Ingat sahabat fillah, kita jangan sampai terlena dengan keindahan dunia karena pada dasarnya dunia adalah tempat yang fana dan keindahan akan datang dipermulaan, sedangkan bencana datang di kemudian hari. Syurga selalu dikelilingi oleh duri yang menyakitkan, sedangkan neraka selalu dikelilingi oleh kenikmatan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, ”Surga itu selalu dikelilingi dengan hal-hal yang tidak disukai, sedangkan neraka itu dikelilingi dengan berbagai kenikmatan (syahwat)” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Kenapa sih hidup aku gini – gini aja?

Aku tuh pengen seperti teman- temanku! Hidup dikelilingi dengan kesenangan dan keberadaan.

Ehm,, tidak mungkin seorang hamba hidup tanpa diberi masalah. Aneh gak sih orang hidup tanpa diberi masalah? Orang yang mempunyai keimanan yang kuat aja diberi ujian sama Allah, apalagi orang yang mempunyai iman yang lemah.

Ya, mungkin kita udah lelah dengan semua ujian yang diberi oleh Allah sehingga membuat kita berputu asa.  Namun, Allah menyuruh kita untuk bersabar dan ikhlas.  Ujian hidup yang kita alami mungkin karena kita semakin jauh dari jalan Allah. Dengan ujian itu Allah ingin kita kembali ke jalan-Nya, dengan ujian itu kita dapat mengetahui seberapa besar iman dan seberapa besar tingkat ketaqwaan kita kepada Allah. Apakah dengan ujian itu kita semakin dekat atau semakin jauh dari jalan Allah?   

Apakah aku harus menyerah dengan ujian ini?

Atau aku harus tetap berjuang ?

Ingat sahabat fillah! Ketika kita ridha dengan semua kehendak Allah yang menimpa diri kita, Allah pun ridha kepada kita. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya besarnya balasan tergantung dari besarnya ujian, dan apabila Allah cinta kepada suatu kaum Dia akan menguji mereka, barangsiapa yang ridha, maka baginya keridhaan Allah; namun barangsiapa yang murka, maka baginya kemurkaan Allah.” (H.R. Tirmidzi).

Dengan ujian yang diberikan Allah, kita harus tetap berkhusnudzon kepada-Nya. Kita harus selalu yakin bahwa segala sesuatu yang Allah berikan di hidup kita adalah yang terbaik untuk kita.

Karena salah satu tujuan hidup seorang muslim adalah MARDHAATILLAH (mencari keridhan Allah Subhanahu Wa Ta,ala) bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar