Kamis, 31 Oktober 2019

khutbah Jum'at Hari ini

KHUTBAH PERTAMA – KHUTBAH JUMAT TENTANG MENGHADAPI COBAAN DAN UJIAN HIDUP DENGAN KETAATAN KEPADA ALLAH

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه
قال الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
وقال تعالى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ، فإِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ


Ummatal Islam,

Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita hidup di dunia sebelum akhirat untuk menguji siapa yang bersungguh-sungguh melangkahkan kakinya menuju surgaNya dan siapa yang tidak bersungguh-sungguh untuk mencari keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah menjadikan dunia penuh dengan ujian karena dengan ujian itu Allah ingin pilah dan pilih siapa orang-orang yang berhak masuk ke dalam surgaNya dan siapa yang ia akan dimasukkan ke dalam api neraka. Allah Ta’ala berfirman:

الم ﴿١﴾ أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ ﴿٢﴾

Alif laam miim.. Apakah manusia mengira akan dibiarkan berkata: “Kami beriman”, sementara ia tidak diuji?” (QS. Al-Ankabut[29]: 2)

وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّـهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ ﴿٣﴾

Sungguh Allah telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka dengan ujian itu Allah mengetahui siapa yang jujur imannya dan siapa yang dusta keimanannya.” (QS. Al-Ankabut[29]: 3)

Maka Allah pun berikan terus ujian demi ujian untuk kehidupan manusia. Terutama untuk orang-orang yang beriman. Karena dengan ujian itulah akan tersaring mana emas dan mana bukan. Dengan ujian itulah akan tersaring siapa yang benar-benar sabar menghadapi ujian dan siapa yang tidak sabar. Allah berfirman:

وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ

Sungguh Kami akan uji kalian dengan sedikit rasa takut, rasa lapar, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.” (QS. Al-Baqarah[2]: 155)

Dan khithab ini ditujukan kepada kita semua kaum mukminin. Bahwa orang-orang yang beriman pasti dan pasti diuji. Lalu Allah berfirman:

وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ ﴿١٥٥﴾

Dan berikan kabar gembira bagi orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah[2]: 155)

الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ

Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah.” mereka berkata:

إِنَّا لِلَّـهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Raji’un (kami milik Allah dan kami akan kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.)” (QS. Al-Baqarah[2]: 156)

Maka ya ummatal Islam,

Setiap kita harus sadar bahwa kita hidup di dunia tidak akan selamanya. Pastilah setiap orang yang menyatakan “Saya beriman”, Allah akan berikan ujian. Ujian itu dengan perintah-perintahNya, ujian itu dengan larangan-laranganNya, ujian itu dengan kesusahan yang menimpanya atau bahkan terkadang dengan kesenangan. Karena kesenangan pun hakikatnya adalah ujian. Allah berfirman:

وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً

Dan Kami akan uji kalian dengan kesulitan dan kesenangan sebagai fitnah untuk kalian.” (QS. Al-Anbiya[21]: 35)

Ummatal Islam,

Seorang hamba yang sadar dan menggunakan akal pikirannya, maka ketika ia menggunakan akal pikirannya tentang hakikat tujuan hidupnya, maka ia akan berusaha menguatkan dirinya untuk sabar menghadapi perintah-perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Ketika seorang hamba sadar bahwasanya dunia ini hanyalah ujian belaka, ia hidup di dunia tak akan lama, maka ia berusaha sekuat tenaga untuk ia bisa meninggalkan kemaksiatan-kemaksiatan kepadaNya.

Berbeda dengan orang yang tidak menggunakan akal pikirannya untuk memahami hakikat tentang kehidupan dunia. Dia hanya terbuahi dengan kesenangannya, dia terbuai dengan syahwatnya, sehingga akhirnya ia mengikuti syahwatnya, ia mengikuti maksiat kepada Allah, dia tidak peduli apakah Allah akan ridha kepadanya atau tidak, ia lemah dihadapan maksiat, ia tidak punya kekuatan untuk melawan hawa nafsunya, maka orang seperti ini kita katakan celaka untuknya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda dalam riwayat Muslim dalam shahihnya:

أَهْلُ النَّارِ خَمْسَةٌ

“Penduduk api neraka itu lima” Yang pertama:

الضَّعِيفُ الَّذِي لَا زَبْرَ لَهُ

“Orang yang lemah, yang tidak mempunyai akal yang bisa menahan ia dari maksiatnya.” (HR. Muslim)

Kata para ulama artinya ia tidak menggunakan akal pikirannya untuk mengetahui tentang buruknya maksiat, untuk menyadari bahwasannya maksiat itu akan menjerumuskan ia ke dalam api neraka, untuk memahami dan menyadari bahwasanya maksiat itu hanya akan menimbulkan kesialan dalam hidupnya. Namun akalnya ia tidak gunakan, ia lebih terkalahkan oleh syahwatnya. Maka Rasulullah mengatakan bahwa dia penduduk api neraka.

Maka saudaraku..

Kewajiban kita adalah untuk senantiasa sadar dan terus menyadari tentang mengapa Allah memberikan kepada kita perintah dan larangan. Karena semuanya itu untuk kemaslahatan kita di dunia ini. Tidak mungkin manusia dibiarkan oleh Allah seperti binatang ternak yang hidupnya hanya bersenang-senang dan mengikuti syahwat, tidak mungkin Allah samakan mereka dengan itu.Oleh karena itulah Allah jadikan Nabi Adam ‘Alaihish Shalatu was Salam lebih tinggi derajatnya daripada malaikat. Karena Allah istimewakan dengan ilmu tentang Allah, ilmu yang bisa membimbing kepada kebahagiaan ia di dunia dan akhiratnya.

Ummatal Islam,

Maka berbahagialah Anda ketika Anda berhasil berusaha untuk mengikuti wahyu dan berusaha untuk mengalahkan syahwat dan hawa nafsu. Kemudian kita berusaha untuk tunduk kepada Allah. Anda yakin seyakin yakinnya bahwasannya apabila kita mengikuti Allah, Allah pasti tidak akan sia-siakan kita.

Memang saudaraku, mengikuti Allah dan RasulNya terasa berat. Karena banyak sekali tantangan-tantangan yang harus kita hadapi. Tantangan itu terkadang dari diri kita sendiri berupa syahwat dan hawa nafsu, tantangan itu terkadang dari keluarga kita dan lingkungan kita. Tapi ketika kita yakin bahwasanya akhirat itu benar-benar ada dan bahwasanya surga dan neraka itu benar-benar ada, di situlah kekuatan itu akan ada di hati kita, kita tidak peduli lagi dengan cercaan manusia, yang penting Allah ridha kepadanya.

Maka inilah saudaraku..

Merupakan motto dan cita-cita seorang mukmin yang ia tahu dan yakin bahwa ia akan kembali kepada Allah.

أقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم

Tidak ada komentar:

Posting Komentar