Rabu, 11 Januari 2023

Hadis Tawakkal Burung Mencari Rezeki, Begini Penjelasannya


Hadis Tawakkal Burung Mencari Rezeki, Begini Penjelasannya
Tawakkal burung mengajarkan kita mencari rezeki tanpa mengabaikan ikhtiar (usaha). Karena burung mendapatkan rezeki dengan usahanya keluar dari sarangnya. Foto ilustrasi/ist
Hadis tentang tawakkal burung mencari rezeki menarik untuk kita ulas. Di antara kaum muslim mungkin ada yang beranggapan bahwa cukup tawakkal saja kepada Allah, maka rezeki akan datang sebagaimana burung pulang ke sarangnya dalam keadaan kenyang.

Jika membaca Hadis ini tanpa penjelasan dari ulama, bisa jadi yang muncul adalah keengganan untuk ikhtiar atau berusaha. Padahal hakikat tawakkal tidaklah demikian.

Pengasuh Ma'had Subuluna Bontang Kalimantan Timur KH Ahmad Syahrin Thoriqmengatakan, Hadis tentang tawakkal burung ini dinyatakan sahih oleh para ulama hadits. Disebutkan dalam beberapa kitab yakni Musnad Imam Ahmad (1/438) dan Ibnu Majah (2/1394), al-Mustadrak 'ala shahihain (4/354): 

لَوْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلْتُمْ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا

Artinya: "Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, niscaya Allah akan memberikan rezeki kepada kalian sebagaimana Dia memberi rezeki kepada seekor burung, yang keluar pada pagi hari dalam keadaan lapar lalu sore harinya pulang dalam keadaan kenyang."

Kata Kiyai Ahmad Syahrin, jika hadis ini dimaknai tak perlu bekerja atau berusaha,sungguh dia telah keliru memaknai tawakkal. Karena konsep tawakal dalam Islam sama sekali tidak bertentangan dengan usaha. 



Pengertian Tawakkal
Tawakkal secara bahasa artinya menunjukkan ketidakberdayaan serta bersandar pada orang lain. Sedangkan tawakkal kepada Allah bermakna menyerahkan urusan kepada-Nya dan percaya kepada keputusan-Nya. [Al Mausu'ah al Fiqhiyah al Kuwaitiyah (14/185)]

Sedangkan secara istilah, Imam Al-Ghazali rahimahullah menjelaskan tawakkal adalah menyerahkan dan menyandarkan diri kepada Allah setelah melakukan usahadengan mengharap pertolongan. [Ihya al Ulumuddin (2/65)]

Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali berkata: "Tawakkal yang hakiki adalah penyandaran hati yang sebenarnya kepada Allah dalam meraih berbagai kebaikan dan menghindari semua bahaya, dalam urusan dunia maupun Akhirat, menyerahkan semua urusan kepadanya dan benar-benar meyakini bahwa tidak ada yang dapat memberi, menghalangi, mendatangkan bahaya serta memberikan manfaat kecuali Allah." [Jami'ul 'ulumi wal Hikam (2/497)]

Hubungan Tawakkal dan Usaha
Tidak ada pertentangan antara perintah untuk bertawakkal, yakni menyerahkan urusan hanya kepada Allah dengan berusaha yang juga diperintahkan dalam agama. 

Justru mempertentangkan keduanya semisal dengan keengganan melakukan usaha dengan dalih tawakkal, akan menyebabkan rusaknya tawakkal itu sendiri. Imam Al-Ghazali berkata: "Tawakkal dalam Islam bukan suatu pelarian bagi orang-orang yang tidak mau berusaha atau gagal usahanya, tetapi tawakkal itu ialah tempat kembalinya segala usaha. Tawakkal bukan menanti nasib sambil berpangku tangan, tetapi berusaha sekuat tenaga dan setelah itu baru berserah diri kepada Allah. Allah-lah yang nanti akan menentukan hasilnya." 

Sahl At-Tusturi rahimahullah mengatakan: "Barangsiapa mencela usaha (meninggalkan sebab) maka dia telah mencela Sunnatullah (ketentuan yang Allah tetapkan). Barangsiapa mencela tawakkal (tidak mau bersandar pada Allah) maka dia telah meninggalkan keimanan." [Jaami'ul 'Ulum wal Hikam, hal 517]

Penjelasan Hadis
Mengenai maksud Hadits di atas telah dijelaskan para ulama. Di antarannya, Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah: "Hadis ini tidak menunjukan bolehnya berpangku tangan tanpa berusaha. Bahkan padanya terdapat perintah mencari rezeki. Karena burung tatkala keluar dari sarangnya di pagi hari demi mencari rezeki." [Tuhfatul Ahwadzi (7/7)] 

Beliau juga pernah ditanya tentang seseorang yang duduk saja di rumahnya dan di masjid seraya tidak bekerja karena yakin akan datangnya rezeki, maka beliau berkata: "Orang seperti itu benar-benar bodoh. Burung saja bekerja dengan berangkat dari sarangnya pada pagi hari. Para sahabat Nabi yang mulia pun ada yang berdagang dan ada yang bekerja dengan menanam kurma, merekalah sebaik-baik teladan." [Fath al-Bari (11/306)] 

Imam As-Suyuthi rahimahullah berkata: "Al-Baihaqi mengatakan dalam Syu'ab Al-Iman: "Hadits ini bukanlah dalil untuk duduk-duduk santai, enggan melakukan usaha untuk memperoleh rezeki. Bahkan hadits ini merupakan dalil yang memerintahkan untuk mencari rezeki karena burung tersebut pergi pada pagi hari untuk mencari rezeki." [Dalil al Falihin (1/335)] 

Al-Munawi menjelaskan: "Burung itu pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali ketika sore dalam keadaan kenyang. Namun, usaha (sebab) itu bukanlah yang memberi rezeki, yang memberi rezeki adalah Allah Ta'ala." 

Hal ini menunjukkan bahwa tawakkal tidak harus meninggalkan usaha. Tawakkal haruslah dengan melakukan berbagai usaha yang akan membawa pada hasil yang diinginkan. Karena burung saja mendapatkan rezeki dengan usaha. Sehingga hal ini menuntun kita untuk mencari rezeki. [Tuhfatul Ahwadzi (7/7)] 

Imam Ibnu Hajar al-Asqalani mengatakan: "Namun hal ini bukan berarti seseorang boleh meninggalkan usaha dan bersandar pada apa yang diperoleh makhluk lainnya. Meninggalkan usaha sangat bertentangan dengan tawakkal itu sendiri." [Fath al Bari (11/305)] 

Kesimpulan
Jika ada orang yang malas berusaha dengan dalih tawakkal, maka dia telah melakukan dua kesalahan sekaligus. Yang pertama memelihara penyakit malas, yang kedua membungkus malasnya itu dengan pembenaran dalil yang ia pelintir. Semoga Allah mencurahkan taufik-Nya dan menuntun kita di jalan yang lurus. 

Baca Juga: Inilah Hadis-hadis yang Membangkitkan Semangat Mencari Rezeki 

Selasa, 10 Januari 2023

Perilaku-perilaku Manusia yang Mempercepat Turunnya Dajjal


Perilaku-perilaku Manusia yang Mempercepat Turunnya Dajjal
Saat ini sudah banyak ciri dari perilaku manusia yang dapat mempercepat datangnya dajjal ke muka bumi, bahkan ini menandakan bahwa sudah masuk di akhir zaman. Foto ilustrasi/ist
Adakah ciri dari perilaku-perilaku manusia yang mempercepat turunnya dajjal ? Ternyata banyak sekali dari perilaku manusia saat ini, yang bisa dikategorikan akan mempercepat turunnya dajjal ke muka bumi. Umat Islam percaya bahwa jika dajjal sudah turun, maka hari kiamat sudah tidak lama lagi akan terjadi.

Menurut KH Ahmad Bahauddin Nursalim, lebih dikenal sebagai Gus Baha, kemunculan dajjal dan pertanda hari kiamat akan segera terjadi memang bisa dilihat dari sikap dan perilaku setiap umat muslim. Kyai asal Rembang ini menjelaskan, saat ini banyak perilaku umat muslim sudah sangat kentara yang bisa mempercepat datangnya dajjal. 

"Salah satunya adalah membangun masjid yang bisa menjadi tanda-tanda datangnya hari kiamat dan dajjal,"ungka Gus Baha dalam salah ceramahnya yang diunggah di kanal youtube, bebebrapa waktu lalu.

Baca juga: Gambaran Tatkala Dajjal Turun ke Bumi dan Ketika Nabi Isa Memimpin 

Kenapa dengan masjid? Gus Baha menyampaikan tentang salah satu sabda Nabi Muhammad dan sabda tersebut berhubungan dengan tanda-tanda datangnya hari kiamat. Saat ini banyak orang yang berlomba-lomba membagun masjid namun dengan niat yang tidak seharusnya.



"Meskipun membangun masjid merupakan perbuatan baik, namun banyak orang yang salah dalam niat untuk membangun masjid itu sendiri. Saat ini membangun masjid hanya jadi ajang untuk bermegah-megahan saja,"ujarnya.

Bahkan, lanjut Gus Baha, kemegahan masjid yang dibangun di saat ini tidak diimbangi dengan adanya jamaah yang memakmurkan masjid. " Kondisi ini sesuai seperti sabda Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam,"tegasnya. 

Selain yang diuraikan Gus Baha, masih banyak perilaku-perilaku manusia yang bisa mempercepat datangnya dajjal yang sudah terlihat saat ini. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut perilaku-perilaku manusia tersebut, di antaranya :

1. Perilaku seks menyimpang

Orang-orang yang berperilaku seperti itu, disebut telah menjauh dari norma agama yang berlaku. Perkara ini sudah ditentang keras dalam ajaran agama Islam, bahkan diriwayatkan dari Abdillah bin Muhammad bin Aqil dan mendengar Jabir radhiyallahu'anhu berkata bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِى عَمَلُ قَوْمِ لُوطٍ


Artinya: "Sesungguhnya perkara yang paling aku takuti pada umatku adalah munculnya perilaku kaum Luth." (HR Tirmidzi).

2. Senang bermaksiat

Kemaksiatan adalah perbuatan tercela, dan perbuatan ini merupakan salah satu ciri dari kelompok pengikut-pengikut dajjal. Mereka ini adalah orang yang suka bermaksiat, tidak mau berpuasa, mengabaikan panggilan azan, meninggalkan sholat, dan pemakan harta riba.

3. Orang yang imannya lemah 

Perilaku ini banyak ditujukan kepada kaum wanita. Disebutkan dalam sebuh hadis, para wanita akhir zaman disebut sebagai wanita yang memiliki keimanan paling lemah di bumi. Bahkan diceritakan pula, orang-orang akhir zaman mengikat wanita di keluarganya pada tiang agar tidak mudah pergi menjadi pengikut Dajjal.

Dinukil dari hadis Ibnu 'Umar, Rasulullah SAW bersabda,

يَنْزِلُ الدَّجَّالُ فِى هَذِهِ السَّبَخَةِ بِمَرِّ قَنَاةَ فَيَكُونُ أَكْثَرَ مَنْ يَخْرُجُ إِلَيْهِ النِّسَاءُ حَتَّى إِنَّ الرَّجُلَ لِيَرْجِعُ إِلَى حَمِيمِهِ وَإِلَى أُمِّهِ وَابْنَتِهِ وَأُخْتِهِ وَعَمَّتِهِ فَيُوثِقُهَا رِبَاطاً مَخَافَةَ أَنْ تَخْرُجَ إِلَيْهِ


"Dajjal akan turun ke Mirqonah (nama sebuah lembah) dan mayoritas pengikutnya adalah kaum wanita, sampai-sampai ada seorang yang pergi ke istrinya, ibunya, putrinya, dan saudarinya, dan bibinya kemudian mengikatnya karena khawatir keluar menuju Dajjal," (HR Ahmad).

4. Kelompok khawarij

Kaum Khawarij ini dicirikan sebagai kelompok yang mudah mengkafirkan orang lain karena tidak segolongan dengan mereka. Dikutip dari buku Membongkar Ciri Kaum Munafik: Tafsir Surah al-Jumu'ah dan al-Munafiqun karya Sayid Ali Khamene'i, Syekh Nashir Makarim Syirazi, Syekh Ja'far Subhani, kaum khawarij memang memiliki penilaian sendiri pada Al Quran.

Perilaku Kaum Khawarij ini juga disebut kemunculannya pada akhir zaman dalam riwayat hadis berikut,

"Akan keluar di akhir zaman, sekelompok kaum yang pengalamannya kurang (pemahaman agamanya sedikit), akalnya bodoh. Mereka mendengung-dengungkan ucapan terbaik yang ada di muka bumi ini. mereka membaca Al-Quran, namun tidak melewati tenggorokannya. Mereka melesat dari agama, sebagaimana anak panah melesat dari hewan sasaran. Jika kalian menjumpai mereka, bunuhlah mereka. Karena membunuh mereka ada pahalanya di sisi Allah, bagi yang berhasil membunuh mereka." (HR Bukhari).

Turunnya Dajjal ke Bumi

Tentang turunnya dajjal ke bumi banyak dijelaskan dalam sejumlah hadis. Menurut Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyampaikan sejumlah hadis nabi SAW yang menjelaskan betapa menderitanya manusia sebelum dan setelah Dajjal turun ke bumi.

Diriwayatkan, 3 tahun sebelum Dajjal muncul terjadi masa kekeringan yang sangat. Umat manusia tertimpa paceklik yang sangat parah.

Pada tahun pertama, Allah WT memerintahkan kepada langit agar menahan sepertiga hujannya, dan memerintahkan kepada bumi agar menahan sepertiga tetumbuhannya.

Pada tahun kedua, Dia memerintahkan kepada langit agar menahan dua pertiga hujannya, dan memerintahkan kepada bumi agar menahan dua pertiga tetumbuhannya.

Pada tahun ketiga, Allah Subhanahu wa ta'ala memerintahkan kepada langit agar menahan semua hujannya, hingga tidak setetes air hujan pun turun, dan Dia memerintahkan kepada bumi agar menahan semua tetumbuhannya hingga tidak menumbuhkan pepohonan dan tanaman lagi.

Dalam kondisi demikian, maka tidak ada seekor binatang pun melainkan binasa, kecuali yang dikehendaki oleh Allah tidak binasa.

Ketika ditanyakan kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mengenai makanan yang dimakan oleh manusia pada zaman tersebut, maka beliau menjawab: "Tahlil, takbir, tasbih, dan tahmid, hal tersebut mengalir ke dalam tubuh mereka bagaikan mengalirnya makanan."

Dajjal lalu muncul di perbatasan antara Syam dan Irak. Ia melakukan pengrusakan ke arah kanan dan ke arah kirinya. Rasulullah SAW menginformasikan Dajjal tinggal di muka bumi selama 40 hari. Sehari sama dengan satu tahun, sehari lainnya sama dengan satu bulan, dan sehari yang lainnya lagi sama dengan satu Jumat (satu pekan), sedangkan hari-hari yang lainnya sama dengan hari-hari kalian sekarang.

Dajjal menyambangi seluruh bumi. Kecepatan Dajjal menyebar sama dengan hujan yang ditiup angin. Ia mendatangi suatu kaum, lalu menyeru mereka, akhirnya mereka beriman kepadanya dan taat kepadanya.

Sebelum Dajjal turun ke bumi bumi sangat tidak bersahabat. Paceklik parah, kemarau membara, dunia tanpa hujan. Begitu turun ke bumi, Dajjal memerintahkan kepada langit agar menurunkan hujannya, dan memerintahkan kepada bumi agar mengeluarkan tetumbuhannya.

Ternak pun menjadi gemuk-gemuk dan berkembang biak dengan sangat cepatnya serta memiliki air susu yang berlimpah.

Kemudian Dajjal mendatangi suatu kaum lainnya dan menyeru mereka tetapi mereka membantah seruannya dan menolak, maka Dajjal pergi meninggalkan mereka, kemudian pada pagi harinya di tangan mereka tidak ada harta benda lagi barang sedikit pun. Paceklik terjadi.

Dajjal melewati sebuah kampung yang telah ditinggalkan para penghuninya, lalu ia berkata kepadanya, "Keluarkanlah semua harta perbendaharaanmu!"

Maka semua harta perbendaharaannya mengikutinya bagaikan lebah yang mengikuti ratunya. Kemudian Dajjal memanggil seorang lelaki yang muda lagi segar. Lalu lelaki itu dia pukul dengan pedang hingga terbelah menjadi dua bagian dalam keadaan jatuh tergeletak, lalu ia memanggilnya, maka dengan serta merta lelaki itu hidup kembali dan datang, sedangkan wajahnya tampak berseri seraya tertawa.

Baca juga: Jelang Kiamat: Pengikut Dajjal Hidup Makmur, Orang yang Beriman kepada Allah Taala Menderita

Minggu, 08 Januari 2023

HIKMAH KIAMAT BELUM TIBA

Ustadz Yachya Yusliha


Senin, 09 Januari 2023 



Maha benar Allah ketika mengatakan bahwa Kiamat itu adalah rahasia-Nya. Kapan akan terjadi, tak seorang pun yang tahu. Foto/Ist


Sudah Tahun 2023 belum juga Kiamat. Lalu, apa hikmah di balik ini? Mari kita simak paparan pengasuh Rumah Fiqih Indonesia Ustaz Ahmad Sarwat Lc MA berikut ini. 


Nabi Muhammad SAW disebut sebagai Nabi akhir zaman, salah satunya karena kedekatan masa kenabian Beliau dengan akhir zaman itu sendiri.


Bahkan kemunculan Nabi shollallohu 'alaihi wasallam sendiri justru bagian dari tanda-tanda Kiamat. Sebegitu dekatnya sehingga digambarkan seperti antara jari telunjuk dan jari tengah saja.


بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ، وَيُشِيرُ بِإِصْبَعَيْهِ فَيَمُدُّ هُمَا


"Jarak diutusnya aku dan hari Kiamatseperti dua (jari) ini." Beliau memberikan isyarat dengan kedua jarinya (jari telunjuk dan jari tengah), lalu merenggangkannya." (HR Al-Bukhari)




Dalam Hadits lain disebutkan:


بُعِثْتُ فيِ نَسْمِ السَّاعَةِ


"Aku diutus pada awal embusan angin Kiamat." 


Ketika para sahabat mengetahui bahwa kenabian Muhammad SAW menjadi tanda bahwa Kiamat akan segera terjadi, mereka pun bertanya langsung kepada Beliau, kapan tepatnya Kiamat itu akan terjadi?


Tentu saja Nabi tidak bisa menjawab kapan tepatnya, namun jawabannya justru datang langsung dari Allah. Memang jawabannya tidak menyebutkan tanggal, hari, bulan dan tahun, tettapi dijawab boleh jadi waktunya sudah dekat.


يَسْأَلُكَ النَّاسُ عَنِ السَّاعَةِ ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ ۚ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ تَكُونُ قَرِيبًا


Artinya: "Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah". Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari berbangkit itu sudah dekat waktunya." (QS. Al-Ahzab ayat 63)


Kalau kita teruskan membaca betapa dekatnya Kiamat, pastilah kita akan mengatakan bahwa setidaknya begitu Nabi wafat, segeralah kiamat terjadi.


Faktanya sampai wafatnya Abu Bakar radhiyallahu 'anhu yang menjadi Khalifah pengganti kepemimpinan Nabi selama dua tahun, belum kiamat-kiamat juga.


Kepemimpinan diteruskan oleh Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu, namun sampai 10 masa kepemimpinan beliau hingga wafatnya, dan lagi-lagi kiamat masih tertunda. Padahal itu sudah 12 tahun sejak Nabi wafat.


Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu kemudian menggantikan Umar hingga 12 tahun lamanya. Namun sampai Beliau menutup mata, rupanya Allah masih juga menunda Kiamat.


Kepemimpinan umat Islam diteruskan oleh Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu. Namun sampai wafat 5 tahun kemudian, Kiamat masih ditunda lagi.Total sudah 29 tahun berlalu dari masa kenabian. Orang mulai bertanya-tanya, katanya Kiamat sudah dekat, bahkan sedekat telunjuk dengan jari tengah.


Ternyata meski Nabi sudah berpulang 29 tahun, belum Kiamat-kiamat juga. Padahal masa kenabian Muhammad SAW hanya 23 tahun saja.


Ini tentu sudah jauh di luar ekspektasi banyak orang. Apakah Allah punya rencana lain? Kita tidak ada yang tahu.


Berikutnya datanglah masa Dinasti Bani Umayah. Mereka berkuasa hingga 90 tahun, berganti dengan dinasti Bani Abbasiyah yang berkuasa tidak kurang dari 500-an tahun. Diteruskan Dinasti Utsmaniyah hingga bubar di Tahun 1924. Dan Kiamatnya masih belum terjadi.


Kemarin masyarakat dunia baru saja merayakan malam tahun 1 Januari 2023. Dan lagi-lagi Kiamat belum juga terjadi.

Jarak antara wafatnya Nabi ke masa kita sudah lebih dari 14 abad lamanya. Lebih dari 1.400 tahun.

Dan selama itu tak seorang Nabi pun diutus, sebab Nabi Muhammad SAW adalah Nabi terakhir dan Nabi akhir zaman.Kalau dihitung-hitung, 1.400 tahun adalah jarak terjauh kekosongan yang dialami peradaban manusia.


Sebelumnya jarak terjauh adalah antara Nabi ke Nabi Isa, yang kurang lebih 600-an saja. Tapi dari Nabi Muhammad ke masa kita sekarang, jaraknya 1.400 tahun. Dan belum Kiamat juga sampai hari ini.


Apa Hikmah Di Balik Ini?


1. Allah Ta'ala Maha Benar ketika mengatakan bahwa Kiamat itu rahasia Allah. Kapan akan terjadi, tak seorang pun yang tahu. Bahkan Nabi pun juga tidak diberi tahu sama sekali.


2. Meski demikian, kita tetap meyakini sebagai muslim bahwa Kiamat pasti terjadi. Yang pasti tugas kita bulan mempertanyakan kapan terjadinya. Tugas kita hanya meyakininya. Itu saja, titik tidak pakai koma.


3. Boleh jadi melihat sejarah selama ini, Kiamat baru terjadi seribu, dua ribu bahkan sepuluh ribu tahun lagi. Semua jadi tidak terlalu penting bagi kita.Maka tidak perlu kita repot-repot berlatih perang pakai baru gara-gara persiapan menghadapi Kiamat.


Tidak perlu juga jualan sensasi huru-hara Kiamat. Soalnya semua hadits yang digunakan sudah ada sejak Nabi SAW masih hidup 14 abad yang lalu. Jangan dipikir baru kemarin sore muncul hadits terkait Kiamat. Dan sepanjang 14 abad ini, seluruh umat Islam sudah membahasnya panjang kali lebar.Dan faktanya Kiamat pun belum terjadi sampai sekarang.


4. Yang kita perlu pikirkan adalah bagaimana agar kita bisa istiqamah menjalankan risalah dan Syariat warisan masa kenabian 14 abad yang lalu, meski kita berada di masa kekinian.Tentunya butuh kerja keras para fuqaha dan mujtahid kekinian yang ekspert dalam membaca Al-Qur'an sekaligus membaca zaman.


Tantangannya bahwa Al-Qur'an dan Haditsitu turun di masa kenabian, sudah terbukti bisa menjawab segala masalah di masa kenabian.Lalu bagaimana Al-Qur'an ini bisa menjawab masalah kekinian? 


Tentu bukan jawaban yang sederhana. Perlu berlapis ilmu untuk bisa mengurai satu per satu. Tantangannya adalah kita butuh ilmu fiqih kontemporer yang berdasarkan kajian ilmiah dan analisa yang tajam dan bisa dipertanggung-jawabkan.Kita tidak butuh jawaban yang sifatnya cocokologi. Semoga ulasan ini bermanfaat.


Ustadzjawaban yang sifatnya cocokologi. Semoga ulasan ini bermanfaat.


Ustadz Yachya Yusliha


Senin, 09 Januari 2023



Maha benar Allah ketika mengatakan bahwa Kiamat itu adalah rahasia-Nya. Kapan akan terjadi, tak seorang pun yang tahu. Foto/Ist


Sudah Tahun 2023 belum juga Kiamat. Lalu, apa hikmah di balik ini? Mari kita simak paparan pengasuh Rumah Fiqih Indonesia Ustaz Ahmad Sarwat Lc MA berikut ini. 


Nabi Muhammad SAW disebut sebagai Nabi akhir zaman, salah satunya karena kedekatan masa kenabian Beliau dengan akhir zaman itu sendiri.


Bahkan kemunculan Nabi shollallohu 'alaihi wasallam sendiri justru bagian dari tanda-tanda Kiamat. Sebegitu dekatnya sehingga digambarkan seperti antara jari telunjuk dan jari tengah saja.


بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ، وَيُشِيرُ بِإِصْبَعَيْهِ فَيَمُدُّ هُمَا


"Jarak diutusnya aku dan hari Kiamatseperti dua (jari) ini." Beliau memberikan isyarat dengan kedua jarinya (jari telunjuk dan jari tengah), lalu merenggangkannya." (HR Al-Bukhari)


Dalam Hadits lain disebutkan:


بُعِثْتُ فيِ نَسْمِ السَّاعَةِ


"Aku diutus pada awal embusan angin Kiamat." 


Ketika para sahabat mengetahui bahwa kenabian Muhammad SAW menjadi tanda bahwa Kiamat akan segera terjadi, mereka pun bertanya langsung kepada Beliau, kapan tepatnya Kiamat itu akan terjadi?


Tentu saja Nabi tidak bisa menjawab kapan tepatnya, namun jawabannya justru datang langsung dari Allah. Memang jawabannya tidak menyebutkan tanggal, hari, bulan dan tahun, tettapi dijawab boleh jadi waktunya sudah dekat.


يَسْأَلُكَ النَّاسُ عَنِ السَّاعَةِ ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ ۚ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ تَكُونُ قَرِيبًا


Artinya: "Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah". Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari berbangkit itu sudah dekat waktunya." (QS. Al-Ahzab ayat 63)


Kalau kita teruskan membaca betapa dekatnya Kiamat, pastilah kita akan mengatakan bahwa setidaknya begitu Nabi wafat, segeralah kiamat terjadi.


Faktanya sampai wafatnya Abu Bakar radhiyallahu 'anhu yang menjadi Khalifah pengganti kepemimpinan Nabi selama dua tahun, belum kiamat-kiamat juga.


Kepemimpinan diteruskan oleh Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu, namun sampai 10 masa kepemimpinan beliau hingga wafatnya, dan lagi-lagi kiamat masih tertunda. Padahal itu sudah 12 tahun sejak Nabi wafat.


Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu kemudian menggantikan Umar hingga 12 tahun lamanya. Namun sampai Beliau menutup mata, rupanya Allah masih juga menunda Kiamat.


Kepemimpinan umat Islam diteruskan oleh Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu. Namun sampai wafat 5 tahun kemudian, Kiamat masih ditunda lagi.Total sudah 29 tahun berlalu dari masa kenabian. Orang mulai bertanya-tanya, katanya Kiamat sudah dekat, bahkan sedekat telunjuk dengan jari tengah.


Ternyata meski Nabi sudah berpulang 29 tahun, belum Kiamat-kiamat juga. Padahal masa kenabian Muhammad SAW hanya 23 tahun saja.


Ini tentu sudah jauh di luar ekspektasi banyak orang. Apakah Allah punya rencana lain? Kita tidak ada yang tahu.


Berikutnya datanglah masa Dinasti Bani Umayah. Mereka berkuasa hingga 90 tahun, berganti dengan dinasti Bani Abbasiyah yang berkuasa tidak kurang dari 500-an tahun. Diteruskan Dinasti Utsmaniyah hingga bubar di Tahun 1924. Dan Kiamatnya masih belum terjadi.


Kemarin masyarakat dunia baru saja merayakan malam tahun 1 Januari 2023. Dan lagi-lagi Kiamat belum juga terjadi.

Jarak antara wafatnya Nabi ke masa kita sudah lebih dari 14 abad lamanya. Lebih dari 1.400 tahun.


Dan selama itu tak seorang Nabi pun diutus, sebab Nabi Muhammad SAW adalah Nabi terakhir dan Nabi akhir zaman.Kalau dihitung-hitung, 1.400 tahun adalah jarak terjauh kekosongan yang dialami peradaban manusia.


Sebelumnya jarak terjauh adalah antara Nabi ke Nabi Isa, yang kurang lebih 600-an saja. Tapi dari Nabi Muhammad ke masa kita sekarang, jaraknya 1.400 tahun. Dan belum Kiamat juga sampai hari ini.


Apa Hikmah Di Balik Ini?


1. Allah Ta'ala Maha Benar ketika mengatakan bahwa Kiamat itu rahasia Allah. Kapan akan terjadi, tak seorang pun yang tahu. Bahkan Nabi pun juga tidak diberi tahu sama sekali.


2. Meski demikian, kita tetap meyakini sebagai muslim bahwa Kiamat pasti terjadi. Yang pasti tugas kita bulan mempertanyakan kapan terjadinya. Tugas kita hanya meyakininya. Itu saja, titik tidak pakai koma.


3. Boleh jadi melihat sejarah selama ini, Kiamat baru terjadi seribu, dua ribu bahkan sepuluh ribu tahun lagi. Semua jadi tidak terlalu penting bagi kita.Maka tidak perlu kita repot-repot berlatih perang pakai baru gara-gara persiapan menghadapi Kiamat.


Tidak perlu juga jualan sensasi huru-hara Kiamat. Soalnya semua hadits yang digunakan sudah ada sejak Nabi SAW masih hidup 14 abad yang lalu. Jangan dipikir baru kemarin sore muncul hadits terkait Kiamat. Dan sepanjang 14 abad ini, seluruh umat Islam sudah membahasnya panjang kali lebar.Dan faktanya Kiamat pun belum terjadi sampai sekarang.


4. Yang kita perlu pikirkan adalah bagaimana agar kita bisa istiqamah menjalankan risalah dan Syariat warisan masa kenabian 14 abad yang lalu, meski kita berada di masa kekinian.Tentunya butuh kerja keras para fuqaha dan mujtahid kekinian yang ekspert dalam membaca Al-Qur'an sekaligus membaca zaman.


Tantangannya bahwa Al-Qur'an dan Haditsitu turun di masa kenabian, sudah terbukti bisa menjawab segala masalah di masa kenabian.Lalu bagaimana Al-Qur'an ini bisa menjawab masalah kekinian? 


Tentu bukan jawaban yang sederhana. Perlu berlapis ilmu untuk bisa mengurai satu per satu. Tantangannya adalah kita butuh ilmu fiqih kontemporer yang berdasarkan kajian ilmiah dan analisa yang tajam dan bisa dipertanggung-jawabkan.Kita tidak butuh jawaban yang sifatnya cocokologi. Semoga ulasan ini bermanfaat.


Sabtu, 07 Januari 2023

JANGAN BERBANGGA DENGAN DOSA




Khutbah I

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ إِلاَّ اللّٰه وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللّٰه، اَللّٰهُـمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللّٰه، أُوْصِيْنِيِ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللّٰه، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. وَقَالَ تَعَالَى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللّٰهُ الْعَظِيمْ.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.

Mengawali khutbah ini, khatib berwasiat kepada jamaah sekalian dan diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala, takwa dalam arti menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah, dan berusaha sekuat tenaga untuk meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah SWT.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.

Allah SWT memiliki sifat maha baik, maha pengampun, maha penyayang dan juga Allah menutupi aib hamba-Nya, baik di dunia maupun kelak di akhirat. Dalam Al-Quran banyak sekali ayat-ayat yang menyebut sifat-sifat Allah maha pengampun, maha penyayang, misalnya pada surah al-Maidah ayat 39:
فَمَنْ تَابَ مِنْ بَعْدِ ظُلْمِهِ وَأَصْلَحَ فَإِنَّ اللَّهَ يَتُوبُ عَلَيْهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Maka siapa pun yang bertobat sesudah melakukan kejahatan dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Quran surah al-Maidah ayat 39)

Terkait kemurahan Allah dalam mengampuni dan menyayangi para hamba-Nya bahkan lebih besar daripada siksaan yang ditimpakan apabila berbuat dosa. Itulah kemurahan ampunan Allah. Luas dan tidak memiliki batas. Dalam sebuah hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah disebutkan mengenai ampunan Allah, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ لَمْ تُذْنِبُوا لَذَهَبَ اللَّهُ بِكُمْ، وَلَجَاءَ بِقَوْمٍ يُذْنِبُونَ، فَيَسْتَغْفِرُونَ اللَّهَ فَيَغْفِرُ لَهُمْ
Artinya,“Demi Dzat yang diriku berada di tangan-Nya, jika kalian tidak berbuat dosa, Allah akan hilangkan kalian dan Allah akan datangkan kaum lain yang berdosa, lalu mereka pun minta ampun kepada Allah, Allah pun ampuni dosa mereka.” (Hadits riwayat Imam Muslim)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.

Seorang hamba yang berbuat dosa sebagaimana ayat dan hadits di atas akan diampuni oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Hal ini karena merupakan rahmat Allah SWT atas hamba-hamba-Nya. Akan tetapi, Allah juga tidak mentoleransi seorang hamba yang berbuat dosa kemudian ia memamerkan dosa yang ia lakukan kepada orang lain atau khalayak umum.

Bagaimana tidak membuat Allah murka, manusia berbuat dosa, kemudian Allah tutupi aibnya di dunia, bahkan di akhirat kelak rahmat Allah pun masih dilimpahkan kepadanya, namun apa yang ia perbuat? Banyak yang tidak menyesal, bahkan ia bangga dengan perbuatan dosanya. Tidak hanya bangga, ia memamerkan dosa yang ia lakukan dengan menceritakannya kepada orang lain, baik secara langsung atau melalui media sosial dengan mengunggah perbuatan dosanya supaya orang lain tahu. Yang mengherankan adalah ia melakukan perbuatan dosanya dengan bangga, disaat Allah memberinya kesempatan untuk bertobat.

Terkait hal ini terdapat suatu riwayat hadits yang disampaikan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
كُلُّ أُمَّتِي مُعَافًى إِلَّا الْمُجَاهِرِينَ، وَإِنَّ مِنْ الْمُجَاهَرَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ عَمَلًا ثُمَّ يُصْبِحَ وَقَدْ سَتَرَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ فَيَقُولَ : يَا فُلَانُ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا، وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ، وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللَّهِ عَنْهُ
Artinya, “Seluruh umatku diampuni kecuali al-mujaahirun (orang yang melakukan al-mujaaharah). Dan termasuk bentuk al-mujaaharah adalah seseorang berbuat dosa pada malam hari, kemudian di pagi hari Allah telah menutupi dosanya namun dia berkata, “Wahai fulan semalam aku telah melakukan dosa ini dan itu.” Allah telah menutupi dosanya di malam hari, akan tetapi di pagi hari dia membuka kembali dosa yang telah ditutup oleh Allah tersebut.” (Hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.

Semoga kita semua menjadi seorang hamba yang istiqamah dalam menapaki jalan ketakwaan kepada Allah. Tidak ada kuasa untuk kita menjaga ketakwaan selain karena adanya hidayah Allah kepada kita. Selain itu mari kita berdoa supaya dihindari dari sifat bangga terhadap kemaksiatan dan dosa yang kita lakukan, sehingga akan menimbulkan kemurkaan Allah atas kita semua.
بَارَكَ اللّٰه لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللّٰهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ، وَنَعُوذُ بِالِلّٰهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ اِلَّاللّٰه وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِيَ بَعْدَهُ. اَللّٰهُـمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ.أَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ الِلّٰهِ! اِتَّقُوْا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

قَالَ اللّٰهُ تَعاَلَى فِى كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: أَعُوْذُ بِالِلّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسۡمِ ٱلِلّٰهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيْمِ. إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُـمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّد عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ اِبْرَاهِيْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللّٰهُـمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلْاَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ.

اَللّٰهُـمَّ اِنَّانَسْأَلُكَ سَلَامَةًفِى الدِّيْنِ، وَعَافِيَةًفِى الْجَسَدِوَزِيَادَةًفِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةًفِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةَقَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةًعِنْدَالْمَوْتِ وَمَغْفِرَةًبَعْدَالْمَوْتِ،اَللّٰهُـمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِيْ سَكَرَاتِ الْمَوْتِ، وَنَجَاةًمِنَ النَّارِوَالْعَفْوَعِنْدَالْحِسَابِ.

أَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلغَلاَءَ وَالْبَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرْ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ, مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَآصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً, إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرِ.

عِبَادَالِلّٰهِ ! إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللّٰهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ الِلّٰهِ اَكْبَرْ.



KHUTBAH JUMAT

Jumat, 06 Januari 2023

23 Akhlak Nabi Muhammad yang Menakjubkan Layak Diteladani.


23 Akhlak Nabi Muhammad yang Menakjubkan Layak Diteladani
Makam Rasulullah di areal Kompleks Masjid Nabawi Madinah ditandai dengan kubah berwarna hijau. Foto/Ist
Tak ada manusia yang dalam dirinya tersimpan kesempurnaan kecuali ada pada diri Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم. Keagungan sosok beliau yang melimpah dan akhlak mulia patut kita jadikan inspirasi dan teladan sepanjang masa.

Banyak ayat Al-Qur'an memuji akhlak Rasulullah yang begitu mulia, di antaranya:

لَقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِىۡ رَسُوۡلِ اللّٰهِ اُسۡوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنۡ كَانَ يَرۡجُوا اللّٰهَ وَالۡيَوۡمَ الۡاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيۡرًا

"Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullahitu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah." (QS. Al-Ahzab Ayat 21) 

Baca Juga: Cara Rasulullah Membaca Al-Qur'an Memukau Sahabat

Ayat ini menegaskan bahwa Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم adalah teladan bagi manusia dalam segala hal. Berikut 23 akhlak beliau yang patut diteladani.



1. Bila menjabat tangan seseorang, Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم tidak pernah melepaskan tangannya terlebih dahulu.
2. Bila berjalan, Nabi صلى الله عليه وسلم tak pernah menyeret kakinya.
3. Bila berbincang dengan seseorang, Nabi صلى الله عليه وسلم menanggapinya sepenuh hati hingga setiap orang merasa mendapatkan perlakuan khusus.
4. Bila sedang duduk bersama seseorang, Nabi صلى الله عليه وسلم tidak bangkit lebih dulu.
5. Bila dihampiri seseorang, Nabi صلى الله عليه وسلم tidak duduk tapi bangkit dan menyambut.
6. Bila dipanggil seseorang, Nabi صلى الله عليه وسلم tak menoleh tapi membalikkan seluruh tubuh menghadapnya.
7. Bila tamunya hendak pulang, Nabi صلى الله عليه وسلم mengantarkannya hingga ujung kampung.
8. Bila diundang jamuan, Nabi صلى الله عليه وسلم mengambil makanan yang terjangkau (terdekat) oleh tangannya.
9. Bila akan bepergian, Nabi صلى الله عليه وسلم mengundang orang-orang miskin, janda-janda dan anak-anak yatim lalu meminta doa kepada mereka.
10. Saat makan sendirian dan bersama orang lain, Nabi صلى الله عليه وسلم tak bersendawa dan tak bersuara bila mengunyah.
11. Nabi صلى الله عليه وسلم tidak pernah memanggil seseorang dengan julukan jelek yang diberikan orang lain kepadanya.
12. Bila sahabatnya sakit, Nabi صلى الله عليه وسلم menjenguknya meski tinggal di ujung Madinah.
13. Bila menghadiri sebuah acara atau undangan, Nabi صلى الله عليه وسلم tidak memilih/meminta tempat khusus, tapi duduk di barisan yang kosong.
14. Bila jadi tuan rumah, Nabi صلى الله عليه وسلم adalah yang terakhir selesai makan (agar tamu tak sungkan). Bila jadi tamu, Beliau yang pertama selesai makan.
15. Bila tiba waktu makan, Nabi صلى الله عليه وسلم selalu mengajak siapapun yang melintas depan rumahnya untuk menjadi teman makannya.
16. Bila terdengar tangisan bocah saat sholat, Nabi صلى الله عليه وسلم memilih surah pendek dan usai sholat bergegas merangkulnya.
17. Bila terhibur, Nabi صلى الله عليه وسلم senyum dan tak pernah ketawa terbahak.
18. Nabi صلى الله عليه وسلم tidur tanpa lelap.
19. Bila berbicara dengan banyak orang, mata Nabi صلى الله عليه وسلم tak tertuju pada satu orang.
20. Bila menunggang kuda dan unta, Nabi صلى الله عليه وسلم tak pernah mencambuknya.
21. Nabi صلى الله عليه وسلم tak pernah menyuruh istri melakukan hal-hal yang leluasa dilakukannya sendiri, beliau menjahit sandal dan menambal pakaiannya sendiri.
22. Bila orang miskin bertanya, Nabi صلى الله عليه وسلم menjawab dengan cepat.
23. Di hadapan anak yatim (termasuk anak terlantar), Nabi صلى الله عليه وسلم bercerita jenaka.

Demikian 23 akhlak Nabi صلى الله عليه وسلمyang sangat mengagumkan. Sebenarnya masih banyak akhlak terpuji beliau yang layak untuk diteladani. 

Dalam satu Hadis disebutkan: "Tidak sempurna keimanan setiap kalian sampai aku lebih kalian cintai daripada orang tua kalian, daripada anak kalian, dan daripada seluruh manusia." (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Semoga sholawat dan salam senantiasa terlimpah kepada baginda Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dan keluarga serta para sahabat beliau.Aamiiin.

ﺍَﻟﻠﻬُﻢ ﺻَﻞ ﻋَﻠﻰ ﺳَﻴﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤﺪٍ ﻭَ ﺍَﻟِﻪِ ﻭَﺻَﺤْﺒِﻪِ ﻭَﺳَﻠﻢ

Wallahu A'lam

5 Tips agar Selalu Berpikir Positif dan Husnudzon kepada Allah SWT.

Ustadz Yachya Yusliha

Kita harus selalu berpikir baik, terutama tentang Allah dan mengakui bahwa meskipun kita mungkin menginginkan sesuatu dengan cara tertentu, Allah tahu yang terbaik untuk kita


Sebagai seorang muslimah, kita dianjurkan untuk selalu berpikir positif atau husnudzon terhadap segala hal. Kita harus selalu berpikir baik, terutama tentang Allah dan mengakui bahwa meskipun kita mungkin menginginkan sesuatu dengan cara tertentu, Allah tahu yang terbaik untuk kita. 


Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Betapa menakjubkannya kasus orang beriman; ada kebaikan untuknya dalam segala hal, dan karakteristik ini khusus untuk dia sendiri. Jika dia mengalami sesuatu yang menyenangkan, dia bersyukur, dan itu baik untuknya; dan jika dia menemukan beberapa perbedaan, dia sabar, dan itu bagus untuknya.” (HR Muslim)



Nah muslimah, agar kita selalu memiliki pikiran positif , ada beberapa tips yang bisa kita amalkan. Dikutip dari berbagai sumber, berikut tips agar selalu berpikir positif :


1. Luangkan waktu untuk selalu mengingat Allah


Tidak peduli apa yang terjadi dalam hidup, melalui saat-saat baik dan buruk selalu berusaha untuk mengingat Tuhanmu. Salah satu kebajikan terpenting seorang Muslim adalah mengingat Allah setiap saat. Di masa-masa sulit dan menantang, hal terbaik dan paling bijaksana yang bisa kita lakukan adalah mengingat Allah. 


2. Mencari hal-hal positif dalam segala hal


Kadang-kadang kita mungkin merasa sedih dan tidak bahagia dan hal-hal mungkin terasa tak tertahankan, tetapi kita harus ingat bahwa ini adalah tipu muslihat setan. Kita harus menyadari bahwa setiap situasi memiliki pro dan kontra dan akan selalu ada cahaya di ujung terowongan. 


Cobalah untuk melakukan yang terbaik untuk melihat sisi positif dari suatu hal dan jauhkan dari terpaku pada hal negatif. Kita harus mencari hal-hal positif dalam segala hal karena ini akan membuat kita lebih bahagia dan puas dengan hidup. 


3.Bersabarlah dan tunjukkan rasa syukur


Sebagai Muslim kita harus mensyukuri segala sesuatu yang Allah limpahkan. Memiliki kesehatan yang baik, keluarga yang baik, memiliki kehidupan yang baik, dan lain-lainnya harus kita syukuri.


“Lihatlah orang-orang di bawahmu (kurang beruntung darimu), dan jangan lihat mereka yang di atasmu, karena ini lebih baik.” (HR. Muslim)


Kita harus mengajar diri kita sendiri untuk selalu sabar dalam segala keadaan terlepas dari seberapa buruk beberapa ujian yang mungkin terjadi karena kita harus berani dalam menghadapi kesulitan. Bersabar adalah unsur dari semua orang sukses.


4. Pantang menyerah 


Salah satu kualitas terpenting dari seorang beriman adalah tidak pernah menyerah dan menunjukkan ketangguhan. Kita harus menunjukkan keberanian, menunjukkan kesabaran dan memiliki iman dan kepercayaan kepada Allah. Sudah pasti bahwa kita akan menghadapi kesulitan di setiap langkah dan sudut kehidupan dan inilah mengapa kita harus kuat dengan menjaga agar kepala tetap tegak. Iman adalah sesuatu yang akan berfluktuasi dan inilah mengapa kita perlu terus berusaha dengan iman. 


5.Tetap terhubung dengan Al-Qur'an


Zikir secara teratur kepada Allah adalah obat yang baik untuk memberi kita kekuatan untuk melanjutkan sikap positif dalam hidup. Selanjutnya berusaha untuk membangun dan memelihara hubungan yang kuat dengan kitab Allah, Al Qur'an. Al Qur'an adalah panduan yang di dalamnya ada obatnya. Kita akan melihat hasil positif yang luar biasa jika melakukannya!


Kamis, 05 Januari 2023

Tentang Wudlu



HADITS KE-30

 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ : لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ وُضُوءٍ أَخْرَجَهُ مَالِكٌ وَأَحْمَدُ وَالنَّسَائِيُّ. وَصَحَّحَهُ ابْنُ خُزَيْمَةَ وَذَكَرَهُ الْبُخَارِيُّ تَعْلِيقًا

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu dari Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bahwa beliau bersabda: "Seandainya tidak memberatkan atas umatku niscaya aku perintahkan mereka bersiwak (menggosok gigi dengan kayu aurok) pada setiap kali wudlu." Dikeluarkan oleh Malik Ahmad dan Nasa'i. Oleh Ibnu Khuzaimah dinilai sebagai hadits shahih sedang Bukhari menganggapnya sebagai hadits muallaq.

 

HADITS KE-31

 

وَعَنْ حُمْرَانَ أَنَّ عُثْمَانَ دَعَا بِوَضُوءٍ فَغَسَلَ كَفَّيْهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ تَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ وَاسْتَنْثَرَ ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُمْنَى إلَى الْمِرْفَقِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُمْنَى إلَى الْكَعْبَيْنِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ قَالَ : رَأَيْت رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Humran bahwa Utsman meminta air wudlu. Ia membasuh kedua telapak tangannya tiga kali lalu berkumur dan menghisap air dengan hidung dan menghembuskannya keluar kemudian membasuh wajahnya tiga kali. Lalu membasuh tangan kanannya hingga siku-siku tiga kali dan tangan kirinya pun begitu pula. Kemudian mengusap kepalanya lalu membasuh kaki kanannya hingga kedua mata kaki tiga kali dan kaki kirinya pun begitu pula. Kemudian ia berkata: Saya melihat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berwudlu seperti wudlu-ku ini. Muttafaq Alaihi.

 

HADITS KE-32

 

وَعَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - فِي صِفَةِ وُضُوءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - قَالَ : وَمَسَحَ بِرَأْسِهِ وَاحِدَةً أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُد وَأَخْرَجَهُ التِّرْمِذِيُّ وَالنَّسَائِيُّ بِإِسْنَادٍ صَحِيحٍ. بَلْ قَالَ التِّرْمِذِيُّ : إنَّهُ أَصَحُّ شَيْءٍ فِي الْبَابِ

Dari Ali Radliyallaahu 'anhu tentang cara berwudlu Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dia berkata: Beliau mengusap kepalanya satu kali. Dikeluarkan oleh Abu Dawud. Tirmidzi dan Nasa'i juga meriwayatkannya dengan sanad yang shahih bahkan Tirmidzi menyatakan bahwa ini adalah hadits yang paling shahih pada bab tersebut.  

 

HADITS KE-33

 

وَعَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدِ بْنِ عَاصِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا - فِي صِفَةِ الْوُضُوءِ قَالَ : وَمَسَحَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِرَأْسِهِ فَأَقْبَلَ بِيَدَيْهِ وَأَدْبَرَ.مُتَّفَقٌ عَلَيْه

وَفِي لَفْظٍ لَهُمَا : بَدَأَ بِمُقَدَّمِ رَأْسِهِ حَتَّى ذَهَبَ بِهِمَا إلَى قَفَاهُ ثُمَّ رَدَّهُمَا إلَى الْمَكَانِ الَّذِي بَدَأَ مِنْهُ

Dari Abdullah Ibnu Zain Ibnu Ashim Radliyallaahu 'anhu tentang cara berwudlu dia berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengusap kepalanya dengan kedua tangannya dari muka ke belakang dan dari belakang ke muka. Muttafaq Alaihi.

Lafadz lain dalam riwayat Bukhari - Muslim disebutkan: Beliau mulai dari bagian depan kepalanya sehingga mengusapkan kedua tangannya sampai pada tengkuknya lalu mengembalikan kedua tangannya ke bagian semula.

 

HADITS KE-34

 

وَعَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا - فِي صِفَةِ الْوُضُوءِ - قَالَ : ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ وَأَدْخَلَ إصْبَعَيْهِ السَّبَّاحَتَيْنِ فِي أُذُنَيْهِ وَمَسَحَ بِإِبْهَامَيْهِ ظَاهِرَ أُذُنَيْهِ أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُد وَالنَّسَائِيُّ. وَصَحَّحَهُ ابْنُ خُزَيْمَةَ

Dari Abdullah Ibnu Amr Radliyallaahu 'anhu tentang cara berwudlu ia berkata: Kemudian beliau mengusap kepalanya dan memasukkan kedua jari telunjuknya ke dalam kedua telinganya dan mengusap bagian luar kedua telinganya dengan ibu jarinya. Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Nasa'i. Ibnu Khuzaimah menggolongkannya hadits shahih.

 

HADITS KE-35

 

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ فَلْيَسْتَنْثِرْ ثَلَاثًا فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَبِيتُ عَلَى خَيْشُومِهِ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila seseorang di antara kamu bangun dari tidur maka hendaklah ia menghisap air ke dalam hidungnya tiga kali dan menghembuskannya keluar karena setan tidur di dalam rongga hidung itu." Muttafaq Alaihi.

 

HADITS KE-36

 

وَعَنْهُ إذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ فَلَا يَغْمِسْ يَدَهُ فِي الْإِنَاءِ حَتَّى يَغْسِلَهَا ثَلَاثًا فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي أَيْنَ بَاتَتْ يَدُهُ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ وَهَذَا لَفْظُ مُسْلِمٍ

Dari dia pula: "Apabila seseorang di antara kamu bangun dari tidurnya maka janganlah ia langsung memasukkan tangannya ke dalam tempat air sebelum mencucinya tiga kali terlebih dahulu sebab ia tidak mengetahui apa yang telah dikerjakan oleh tangannya pada waktu malam." Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut riwayat Muslim.

 

HADITS KE-37

 

وَعَنْ لَقِيطِ بْنِ صَبِرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَسْبِغْ الْوُضُوءَ وَخَلِّلْ بَيْنَ الْأَصَابِعِ وَبَالِغْ فِي الِاسْتِنْشَاقِ إلَّا أَنْ تَكُونَ صَائِمًا أَخْرَجَهُ الْأَرْبَعَةُ وَصَحَّحَهُ ابْنُ خُزَيْمَةَ

وَلِأَبِي دَاوُد فِي رِوَايَةٍ إذَا تَوَضَّأْت فَمَضْمِضْ

Laqith Ibnu Shabirah Radliyallaahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sempurnakanlah dalam berwudlu usaplah sela-sela jari dan isaplah air ke dalam hidung dalam-dalam kecuali jika engkau sedang berpuasa." Riwayat Imam Empat dan hadits shahih menurut Ibnu Khuzaimah.

Menurut riwayat Abu Dawud: "Jika engkau berwudlu berkumurlah."

 

HADITS KE-38

 

وَعَنْ عُثْمَانَ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُخَلِّلُ لِحْيَتَهُ فِي الْوُضُوءِ. أَخْرَجَهُ التِّرْمِذِيُّ وَصَحَّحَهُ ابْنُ خُزَيْمَةَ

Dari Utsman Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menyela-nyelai jenggotnya dalam berwudlu. Dikeluarkan oleh Tirmidzi. Hadits shahih menurut Ibnu Khuzaimah.

 

HADITS KE-39

 

وَعَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ قَالَ : إنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَى بِثُلُثَيْ مُدٍّ فَجَعَلَ يَدْلُكُ ذِرَاعَيْهِ أَخْرَجَهُ أَحْمَدُ وَصَحَّحَهُ ابْنُ خُزَيْمَةَ

Abdullah ibnu Zaid berkata: Bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah diberi air sebanyak dua pertiga mud lalu beliau gunakan untuk menggosok kedua tangannya. Dikeluarkan oleh Ahmad dan dinilai shahih oleh Ibnu Khuzaimah.

 

HADITS KE-40

 

وَعَنْهُ أَنَّهُ رَأَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْخُذُ لِأُذُنَيْهِ مَاءً غَيْرَ الْمَاءِ الَّذِي أَخَذَهُ لِرَأْسِهِ. أَخْرَجَهُ الْبَيْهَقِيُّ وَهُوَ عِنْدَ مُسْلِمٍ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ بِلَفْظِ : وَمَسَحَ بِرَأْسِهِ بِمَاءٍ غَيْرِ فَضْلِ يَدَيْهِ وَهُوَ الْمَحْفُوظُ

Dari dia pula: bahwa dia pernah melihat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengambil air untuk mengusap kedua telinganya selain air yang beliau ambil untuk mengusap kepalanya. Dikeluarkan oleh Baihaqi. Menurut riwayat Muslim disebutkan: Beliau mengusap kepalanya dengan air yang bukan sisa dari yang digunakan untuk mengusap kedua tangannya. Inilah yang mahfudh.

 

HADITS KE-41

 

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ : سَمِعْت رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : إنَّ أُمَّتِي يَأْتُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنْ أَثَرِ الْوُضُوءِ فَمَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يُطِيلَ غُرَّتَهُ فَلْيَفْعَلْ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ وَاللَّفْظُ لِمُسْلِمٍ

Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya umatku akan datang pada hari kiamat dalam keadaan wajah dan tangan yang berkilauan dari bekas wudlu. Maka barangsiapa di antara kamu yang dapat memperpanjang kilauannya hendaklah ia mengerjakannya." Muttafaq Alaihi menurut riwayat Muslim.

 

HADITS KE-42

 

وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ : كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ فِي تَنَعُّلِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَطَهُورِهِ وَفِي شَأْنِهِ كُلِّهِ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

'Aisyah Radliyallaahu 'anhu berkata: Adalah Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam suka mendahulukan yang kanan dalam bersandal menyisir rambut bersuci dan dalam segala hal. Muttafaq Alaihi.

 

HADITS KE-43

 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( إِذَا تَوَضَّأْتُمْ فابدأوا بِمَيَامِنِكُمْ )  أَخْرَجَهُ اَلْأَرْبَعَةُ وَصَحَّحَهُ اِبْنُ خُزَيْمَةِ

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila kamu sekalian berwudlu maka mulailah dengan bagian-bagian anggotamu yang kanan." Dikeluarkan oleh Imam Empat dan shahih menurut Ibnu Khuzaimah.

 

HADITS KE-44

 

عَنْ اَلْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةٍ رضي الله عنه ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم تَوَضَّأَ فَمَسَحَ بِنَاصِيَتِهِ وَعَلَى اَلْعِمَامَةِ وَالْخُفَّيْنِ )  أَخْرَجَهُ مُسْلِم

Dari Mughirah Ibnu Syu'bah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berwudlu lalu beliau mengusap ubun-ubunnya bagian atas sorbannya dan kedua sepatunya. Dikeluarkan oleh Muslim.

 

HADITS KE-45

 

عَنْ جَابِرٍ بْنِ عَبْدِ اَللَّهِ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا -فِي صِفَةِ حَجِّ اَلنَّبِيِّ صَلَّى اَللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- قَالَ صلى الله عليه وسلم ( اِبْدَؤُوا بِمَا بَدَأَ اَللَّهُ بِهِ )  أَخْرَجَهُ النَّسَائِيُّ هَكَذَا بِلَفْظِ اَلْأَمْر ِ وَهُوَ عِنْدَ مُسْلِمٍ بِلَفْظِ اَلْخَبَر

Dari Jabir Ibnu Abdullah Radliyallaahu 'anhu tentang cara haji Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Mulailah dengan apa yang telah dimulai oleh Allah." Diriwayatkan oleh Nasa'i dengan kalimat perintah sedang Muslim meriwayatkannya dengan kalimat berita.

 

HADITS KE-46

 

عَنْهُ قَالَ: ( كَانَ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم إِذَا تَوَضَّأَ أَدَارَ اَلْمَاءَ عَلَى مُرْفَقَيْهِ )  أَخْرَجَهُ اَلدَّارَقُطْنِيُّ بِإِسْنَادِ ضَعِيف

Dia berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam jika berwudlu mengalirkan air pada kedua siku-sikunya. Dikeluarkan oleh Daruquthni dengan sanad yang lemah.

 

HADITS KE-47

 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( لَا وُضُوءَ لِمَنْ لَمْ يَذْكُرِ اِسْمَ اَللَّهِ عَلَيْهِ )  أَخْرَجَهُ أَحْمَدُ وَأَبُو دَاوُدَ وَابْنُ مَاجَهْ بِإِسْنَادٍ ضَعِيف ٍ

لِلترْمِذِيِّ: عَنْ سَعِيدِ بْنِ زَيْد وَأَبِي سَعِيدٍ نَحْوُه ُقَالَ أَحْمَدُ: لَا يَثْبُتُ فِيهِ شَيْء

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidaklah sah wudlu seseorang yang tidak menyebut nama Allah." Diriwayatkan oleh Ahmad Abu Dawud dan Ibnu Majah dengan sanad yang lemah.

Dalam hadits serupa yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Said Ibnu Zaid dan Abu Said Ahmad berkata: Tidak dapat ditetapkan suatu hukum apapun berdasarkan hadits itu.

 

HADITS KE-48

 

عَنْ طَلْحَةَ بْنِ مُصَرِّفٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ: ( رَأَيْتُ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَفْصِلُ بَيْنَ اَلْمَضْمَضَةِ وَالِاسْتِنْشَاقِ )  أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ بِإِسْنَادِ ضَعِيف  

Dari Thalhah Ibnu Musharrif dari ayahnya dari kakeknya dia berkata: Aku melihat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memisahkan antara berkumur dan hirup air melalui hidung. Riwayat Abu Dawud dengan sanad yang lemah.

 

HADITS KE-49

 

عَنْ عَلِيٍّ رضي الله عنه -فِي صِفَةِ اَلْوُضُوءِ- ( ثُمَّ تَمَضْمَضَ صلى الله عليه وسلم وَاسْتَنْثَرَ ثَلَاثًا يُمَضْمِضُ وَيَنْثِرُ مِنْ اَلْكَفِّ اَلَّذِي يَأْخُذُ مِنْهُ اَلْمَاءَ )  أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ وَالنَّسَائِيّ ُ 

Dari Ali Radliyallaahu 'anhu tentang cara wudlu: Kemudian Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berkumur dan menghisap air melalui hidung dengan telapak tangan yang digunakan untuk mengambil air. Dikeluarkan oleh Abu Dawud dan Nasa'i.

 

HADITS KE-50

 

عَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ زَيْدٍ رضي الله عنه -فِي صِفَةِ اَلْوُضُوءِ- ( ثُمَّ أَدْخَلَ صلى الله عليه وسلم يَدَهُ فَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ مِنْ كَفٍّ وَاحِدَةٍ يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلَاثًا )  مُتَّفَقٌ عَلَيْه ِ.

Dari Abdullah Ibnu Zaid Radliyallaahu 'anhu tentang cara berwudlu: Kemudian beliau memasukkan tangannya lalu berkumur dan menghisap air melalui hidung satu tangan. Beliau melakukannya tiga kali. Muttafaq Alaihi.

 

HADITS KE-51

 

عَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه قَالَ: ( رَأَى اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم رَجُلًا وَفِي قَدَمِهِ مِثْلُ اَلظُّفْرِ لَمْ يُصِبْهُ اَلْمَاءُ فَقَالَ: اِرْجِعْ فَأَحْسِنْ وُضُوءَكَ )  أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ وَالنَّسَائِيّ ُ  

Anas Radliyallaahu 'anhu berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melihat seorang laki-laki yang pada telapak kakinya ada bagian sebesar kuku yang belum terkena air maka beliau bersabda: "Kembalilah lalu sempurnakan wudlumu." Dikeluarkan oleh Abu Dawud dan Nasa'i.

 

HADITS KE-52

 

عَنْهُ قَالَ: ( كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَتَوَضَّأُ بِالْمُدِّ وَيَغْتَسِلُ بِالصَّاعِ إِلَى خَمْسَةِ أَمْدَادٍ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْه

Dari Anas r.a dia berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berwudlu dengan satu mud air dan mandi dengan satu sho' hingga lima mud air. Muttafaq Alaihi

 

HADITS KE-53

 

عَنْ عُمَرَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُسْبِغُ اَلْوُضُوءَ ثُمَّ يَقُولُ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ إِلَّا فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ اَلْجَنَّةِ )  أَخْرَجَهُ مُسْلِم وَاَلتِّرْمِذِيُّ وَزَادَ ( اَللَّهُمَّ اِجْعَلْنِي مِنْ اَلتَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِي مِنْ اَلْمُتَطَهِّرِينَ

Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tiada seorang pun di antara kamu yang berwudlu dengan sempurna kemudian berdo'a: Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Esa tiada sekutu bagiNya dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hambaNya dan utusanNya-kecuali telah dibukakan baginya pintu syurga yang delapan ia dapat masuk melalui pintu manapun yang ia kehendaki." Diriwayatkan oleh Muslim dan Tirmidzi dengan tambahan (doa): "Ya Allah jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku pula termasuk orang-orang yang selalu mensucikan diri."