Dalam sebuah hadits riwayat Imam Muslim, Ibadah puasa itu perhitungan pahalanya langsung dari Allah SWT. Sesungguhnya, semua amalan bani adam akan dilipatgandakan, satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipat hingga 700 kali lipatnya. Allah ta’ala berfirman, ‘Kecuali puasa sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya, ia meninggalkan syahwat dan makannya karena aku, maka Aku yang akan membalasnya.’
Datangnya bulan Puasa, tidak mengurangi gaji ataupun mengurangi tunjangan kinerja (tukin), maka jangan sampai puasa malah membuat kinerja melemah. Karena alasan ngantuk, cape, tidak bersemangat, takut kehausan dan kelaparan, atau dijadikan alasan datangnya terlambat.
Justru dibulan puasa, sambungnya, semua amal yang baik dilipatgandakan. Bulan barokah, bulan peningkatan kebaikan. Maka bila berkerja dengan ikhlas dan terjadi peningkatan produktivitas maka akan dilipat gandakan pula pahalanya.
Kedisiplinan dan Produktivitas kerja meningkat bukan karena siapa-siapa, tetapi karena lillah, karena Allah SWT.
Semoga saja, puasa tahun ini mendapatkan ridlo-Nya dan ikhlas menjalankannya. Jangan sampai sebaliknya, betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya tersebut, kecuali rasa lapar dan dahaga.
Alasan tidur bae, dengan dalih tidur saja mendapat pahala ini jangan dijadikan pedoman. Imam mangajak, selaku ASN agar menjadi contoh untuk melaksanakan puasa dengan sebaik-baiknya agar laalakum tatakum. Sebab, tidak semua orang yang berpuasa jadi orang takwa, mudah-mudahan ASN puasanya mengantarkan diri menjadi insan yang takwa.
Dalam sebuah hadits riwayat Imam Muslim, Ibadah puasa itu perhitungan pahalanya langsung dari Allah SWT. Sesungguhnya, semua amalan bani adam akan dilipatgandakan, satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipat hingga 700 kali lipatnya. Allah ta’ala berfirman, ‘Kecuali puasa sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya, ia meninggalkan syahwat dan makannya karena aku, maka Aku yang akan membalasnya.’
Datangnya bulan Puasa, tidak mengurangi gaji ataupun mengurangi tunjangan kinerja (tukin), maka jangan sampai puasa malah membuat kinerja melemah. Karena alasan ngantuk, cape, tidak bersemangat, takut kehausan dan kelaparan, atau dijadikan alasan datangnya terlambat.
Justru dibulan puasa, sambungnya, semua amal yang baik dilipatgandakan. Bulan barokah, bulan peningkatan kebaikan. Maka bila berkerja dengan ikhlas dan terjadi peningkatan produktivitas maka akan dilipat gandakan pula pahalanya.
Kedisiplinan dan Produktivitas kerja meningkat bukan karena siapa-siapa, tetapi karena lillah, karena Allah SWT.
Semoga saja, puasa tahun ini mendapatkan ridlo-Nya dan ikhlas menjalankannya. Jangan sampai sebaliknya, betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya tersebut, kecuali rasa lapar dan dahaga.
Alasan tidur bae, dengan dalih tidur saja mendapat pahala ini jangan dijadikan pedoman. Imam mangajak, selaku ASN agar menjadi contoh untuk melaksanakan puasa dengan sebaik-baiknya agar laalakum tatakum. Sebab, tidak semua orang yang berpuasa jadi orang takwa, mudah-mudahan ASN puasanya mengantarkan diri menjadi insan yang takwa.
Keistimewaan Orang Berpuasa
Rasulullah Saw. bersabda:
"Sesungguhnya di dalam surga terdapat satu pintu yang dinamakan pintu ‘al-Rayan’ yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa. Ditanyakan (oleh pintu tersebut): ‘Di manakah orang-orang yang berpuasa?’ Maka mereka pun masuk dari pintu tersebut. Setelah semua orang yang berpuasa memasukinya, pintu itu pun ditutup dan tak akan ada lagi yang masuk melaluinya."(HR. Muslim, dari Sahl Ibn Sa’d)
Dalam hadis tersebut Nabi Saw menerangkan keutamaan puasa dan kedudukan orang-orang yang berpuasa di sisi Allah. Atas keikhlasan dan kesabaran mereka dalam menjalankan ibadah puasa-dengan menahan lapar dan dahaga, mengendalikan hawa nafsu dengan sekuat tenaga, maka Allah mengistimewakan mereka dengan memasukkan mereka ke dalam surga melalui pintu khusus yang bernama “Al-Rayyan”. Kata ini berasal dari bentuk infinitif al-ray yang berarti pengairan, segar, dan juga pemandangan yang indah. Nama ini sesuai dengan keadaan orang-orang puasa yang menahan dirinya dari makan dan minum. Dan dahaga inilah yang lebih dominan dirasakan oleh orang yang sedang berpuasa dibanding rasa lapar.
Zain Ibnu al-Munir mengatakan:
"Rasulullah mengatakan pintu al-Rayyan ada ‘di dalam surga’ bukan mengatakan ‘bagi surga/pintu surga', agar orang-orang merasa bahwa dalam pintu tersebut terdapat kenikmatan dan kenyamanan surgawi (kenikmatan di dalam kenikmatan). Maka hal ini akan menambah keinginan dan kerinduan kepadanya".
Hadis di atas diriwayatkan juga oleh al-Nasa’i dan Ibnu Khuzaimah, dari Sa’id Ibn ‘Abdurrahman, dan yang lainnya. Dan dalam riwayat ini terdapat tambahan: “Barangsiapa yang memasukinya (memasuki pintu al-Rayyan), maka akan meminum darinya. Dan barangsiapa meminum darinya, maka tak akan dahaga selamanya".
Hal itu merupakan penghormatan dari Allah, Sang Pemelihara Alam kepada orang-orang yang berpuasa. Juga merupakan balasan bagi mereka atas keikhlasan menjalankan ibadah. Telah dimaklumi bahwa Allah akan menanggung pahala orang-orang yang berpuasa, sebagaimana dalam sebuah hadis:
"Puasa untuk-Ku, dan Akulah yang akan membalasnya."
Pahala dan balasan Allah bagi orang-orang yang berpuasa adalah penuh, besar, dan tiada terhitung. Ada pun masuknya orang-orang yang berpuasa melalui pintu al-Rayyan ini merupakan tambahan pahala dan penghormatan semata.
Benar, surga mempunyai banyak pintu, di antaranya pintu bagi orang-orang yang taat menjalankan salat, pintu bagi orang-orang yang giat berjihad, pintu bagi orang-orang yang ikhlas berpuasa-yaitu al-Rayyan sebagaimana telah kita bicarakan, dan di antaranya ada pintu khusus bagi orang-orang yang suka bersedekah.
Dari Abi Hurairah ra., Rasulullah saw. bersabda:
"Barang siapa memberi nafkah isterinya di jalan Allah, maka akan dipanggil dari pintu surga, ‘Wahai Hamba Allah! Ini adalah pintu kebaikan.’ Barangsiapa termasuk ahli salat, maka akan dipanggil dari pintu al-Shalah. Barangsiapa termasuk ahli jihad, maka akan dipanggil dari pintu al-Jihad. Barangsiapa termasuk ahli puasa, maka akan dipanggil dari pintu al-Rayyan. Dan barangsiapa termasuk ahli sedekah, maka akan dipanggil dari pintu al-Shadaqah. Abu Bakar lantas berkata, 'Demi engkau dan ibuku (ummul mukminin), ya, Rasulullah! Apakah seseorang harus dipanggil dari pintu-pintu itu, dan adakah seseorang yang dipanggil dari pintu-pintu itu seluruhnya?’ Rasulullah menjawab, ‘Iya. Dan aku berharap semoga engkau termasuk dari mereka." (HR. al-Bukhari).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar