Banyak nilai ibadah yang sungguh berharga bahkan bisa di jadikan sebagai suatu keberkahan bagi seorang muslim ketika melaksanakan amalan tersebut, termasuk salah satu di antaranya dengan sering mendoakan mereka yang sudah meninggal baik itu dari kejauhan maupun langsung mendatangi maqamnya (zirah qubur). Meskipun bagi sebagian orang berpendapat tidak ada kesunahan dalam melaksanakan ziara qubur tersebut.
Terlepas dari itu maka segala permasalahan yang berkaitan erat dengan tata cara dan doa ziarah kubur seperti hukum, adab, doa dan juga panduan ketika melaksanakannya. Hal ini tentu perlu untuk di cermati secara seksama oleh semua orang terutama terkait dengan hukumnya tersebut yang memang bagi sebagian golongan itu adalah sesuatu yang baru dalam agama dan tidak pernah di lakukan oleh Nabi.
Terlebih pada kegiatan ziarah qubur sendiri yang biasa di lakukan oleh kita semua baik untuk maqam orang-orang yang mempunyai keistimewaan tertentu seperti maqom para wali songo dan wali lainnya, bahkan menziarahi langsung maqam para anbiya wal mursalin, termasuk menziarahi maqam sanak keluarga dan umat muslim lainnya itu ada sebagain orang yang berpendapat itu adalah bagian dari pada sesuatu yang tidak di anjurkan.
Berangkat dari situ, maka sangat di butuhkan pemaknaan yang sesungguhnya baik dari keterangan dalil yang menjadi rujukan ziarah qubur sendiri maupun dari segi kedudukan dan tata cara berdoa di saat ziarah qubur itu berlangsung, tujuannya supaya tidak terjadi kesalahfahaman dalam mengartikan ziarah qubur yang sesungguhnya termasuk dari tujuan haqiqat dan doa yang di bacakannya tersebut.
Sehingga kepastian dalam segi pemaknaan dan maksud dari pada menziarahi qubur ini lebih bisa di jelaskan lagi dan bisa di terima tentunya oleh semua pihak dan golongan, Karena tidak ada maksud tertentu di balik pelaksanaannya tersebut hanya saja keberkahan dari orang-orang yang di sayangi dan di beri keistimewaan oleh Alloh S.W.T senantiasa mengalir kepada orang yang berziarahnya tersebut.
Awal adanya Ziarah Kubur
Dimana pada mual awal adanya berziarah qubur tersebut itu bermula pada sebuah kejadian dari qisah sahabat Nabi dimana pada waktu
شرح رياض الصالحين -(1/610)
كان النبي صلى الله عليه وسلم نهى عن زيارتها، خوفا من الشرك بأهل القبور لأن الناس كانوا حديثي عهد بجاهلية، فنهى عنها رسول الله صلى الله عليه وسلم سدا لذرائع الشرك، لأن الشرك لما كان أمره عظيما سد النبي صلى الله عليه وسلم كل ذريعة وكل باب يوصل إليه .وكلما كانت المعصية عظيمة كانت وسائلها أشد منعا .الزنى مثلا فاحشة فوسائله من النظر والخلوة وما أشبه ذلك محرمة . وكذلك فإن الشرك أعظم الظلم، كما سئل النبي صلى الله عليه وسلم أي الذنب أعظم ؟ قال: أن تجعل لله ندا وهو خلقك فلما كان الناس يعظمون القبور، نهاهم النبي صلى الله عليه وسلم عن ذلك . فلما استقر الإيمان في قلوبهم أذن لهم فقال: كنت نهيتكم عن زيارة القبور فزوروها فإنها تذكر الآخرة . & المجموع شرح المهذب – (5 / 310) وكان النهي أولا لقرب عهدهم من الجاهلية فربما كانا يتكلمون بكلام الجاهلية الباطل فلما استقرت قواعد الاسلام وتمهدت احكامه واستشهرت معالمه ابيح لهم الزيارة
Maksudnya : “ziarah kubur dilarang oleh Nabi Muhammad SAW karena khawatir terjadinya kemusyrikan pada umat Islam, hal ini disebabkab masa mereka masih dekat dengan zaman jahiliyyah, sehingga Nabi menutup semua celah yang bisa menghantarkan pada kemusyrikan (syadn li dzari’ah) . Kemudian setelah kukuh keimanan mereka maka Nabi mengijinkannya, dan bahkan memerintahkannya karena dapat mengingatkan pada akhirat. Hukum perintah Ziarah Kubur ini juga diperkuat dengan adanya Ijma’.
Hukum Ziarah Kubur
Sunnah bahkan di anjurkan bagi orang yang mampu menata dan menguatkan kembali tujaun dari pada tujuan ziarah qubur itu sendiri (menguatkan keimana), bahkan jika melirik pada keterangan yang terdapat pada hadits :
عن عبد الله بن بريدة عن أبيه قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : نهيتكم عن زيارة القبور فزوروها و نهيتكم عن لحوم الأضاحي فوق ثلاث فأمسكوا ما بدا لكم و نهيتكم عن النبيذ إلا في سقاء فاشربوا في الأسقية كلها و لا تشربوا مسكرا ) رواه مسلم v «كنت نهيتكم عن زيارة القبور فزوروا القبور، فإنها تزهد في الدنيا وتذكر الآخرة» رواه ابن ماجة وابن مسعود v و عن أبي هريرة ـ رضي الله عنه ـ قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم استأذنت ربي أن أستغفر لأمي فلم يأذن لي و استأذنته أن أزور قبرها فأذن لي ) رواه مسلم و في لفظ له : ( زار قبرها فبكى وأبكى من حوله فقال : استأذنت ربي أن أستغفر لها فلم يأذن لي و استأذنته في أن أزور قبرها فأذن لي فزوروا القبور فإنها تذكر الموت
Itu terdapat uatu bentuk amar / perintah (فزوروا القبور ) setelah adanya suatu larangan dengan tujuan untuk senantiasa mengingatkan orang terhadap kematian, maka di sunnah untuk berziarah qubur terutama maqam-maqam ayng menjadi ahlinya.
Dan dalam hal ini terdapat perbedaan pendapat yang terjadi di kalanagn Syafi’iyyah yang menjadi tiga golongan ataupun tiga pendapat :
A. Perintah tersebut menunjukkan ibahah ( selama tidak ada dalil yang mengarahkan pada makna yang lain )
B. Pendapat kedua mengatakan bahwa amar tersebut menunjukkan perintah wajib.
C. Dan pendapat terakhir mengatakan bahwa hukumnya masih mauquf.
Sedangkan kedudukan hukum ziarah qubur bagi wanita itu yang ada di madzhab Syfi’i itu adalah hukumnya Makruh, meskipun masih ada pendapat lain. Namun secara keseluruhan para Ulama syafi’iyah itu berpendapat Makruh. Sebagaimana yang ada pada keterangan dalam kitab Al Majmu Syrahil Muhadzab halaman 310 juz 5 :
وأما النساء فقال المصنف وصاحب البيان لا تجوز لهن الزيارة وهو ظاهر هذا الحديث ولكنه شاذ في المذهب والذى قطع به الجمهور انها مكروهة لهن كراهة تنزيه وذكر الروياني في البحر وجهين (أحدهما) يكره كما قاله الجمهور (والثانى) لا يكره قال وهو الاصح عندي إذا أمن الا فتتان
Maksudnya :” Adapun untuk wanita, maka pengarang kitab ini (Imam Nawawi) berpendapat itu tidak di perbolehkan bagi wanit untuk ziarah qubur sebagaimana yang di maksud dalam hadits ini, akan tetapi menurut mandzhab lainnya yaitu jumhur Ulama itu hukumnya makruh sama seperti pendapat imam Royani yang menghukuminya makruh, bahklan ada juga pendapat lainnya yaitu tidak makruh dengan catatan itu aman dari pada fitnah.
Nah dari keterangan ini tentunya kita bisa memahami maksuda dan tujuan dari pada ziarah qubur itu sendiri, meskipun pada mulanya itu di larang oleh baginda Rasululloh S.A.W, akan tetapi selanjutnya Nabi memperbolehkannya bagi orang yang sudah kuat dan kukuh keimanannya.
Begitu juga bagi kita semua yang hendak bermaksud untuk berziarah kubur itu haruslah menguatkan kembali tujuan utama dari pada pelaksanaanya tersebut sesuai yang di perintahkan oleh Baginda Nabi, agar tidak terjerembab pada jurang kemusyrikan yang memang identik dengan ziarah qubur itu sendiri.
Hikmah Dan Manfaat Ziarah Kubur
Jika melihat dari pada hikmah tersendiri yang di dapat dari pada ziarah qubur itu sendiri itu banyak sekali terhadap dampak yang di rasakan oleh orang yang berziarah qbur tersebut, sebagaimana yang ada pada keterangan hadits ini :
وعن ابن مسعود رضي الله عنه أن رسول الله قال كنت نهيتكم عن زيارة القبور أي مطلقا فزوروا وفي نسخة فزوروها فإنها أي زيارة القبور أو القبور أي رؤيتها تزهد في الدنيا قال ذكر الموت هادم اللذات ومهون الكدورات ولذا قيل إذا تحير…تم في الأمور فاستعينوا بأهل القبور هذا أحد معنييه وتذكر الآخرة وتعين على الاستعداد لها رواه ابن ماجه
Artinya : ” “Dari Ibn mas’ud ra sesungguhnya rasulullah bersabda : Adalah aku (dulu) melarangmu berziarah kubur (secara mutlak), maka saat ini berziarahlah” Manfaat ziarah/melihat pemakaman Agar zuhud di dunia, Selalu teringat kematian, Menghilangkan kesuntukan dan Mengingat akhirat dan selalu mempersiapkan bekal menujunya. Karenanya dikatakan “Bila kalian kebinghungan akan permasalahan-permasalahan kalian maka tolonglahlah (selesaikanlah) dengan berziarah pada orang-orang yang menghuni kuburan” (HR. Ibn Maajah)
Dalil Tentang Ziarah Kubur
Dalam masalah ini memang sempat menjadi perdebatan dari berbagai kalangan dan pihak terutama bagi mereka yang tidak menyukai aktifitas berziarah qubur karena mendekatkan pada kesyirikan, akan tetapi setetlah sekian lama mencari dalil kuat terhadap di anjurkannya untuk berziarah kubur akhirnya di temukan. Salah satunya adalah hadits yang ada dalam kitab kitab tarikh baghdad halaman 445 jilid 1 karangan abu bakar ahmad bin ali bin tsabit albagdad, Dimana pada kitab tersebut di tersirat sebuah hadits yang berbunyi :
أخبرني أبو إسحاق إبراهيم بن عمر البرمكي قال حدثنا أبو الفضل عبيد الله بن عبد الرحمن بن محمد الزهري قال سمعت أبي يقول : قبر معروف الكرخي مجرب لقضاء الحوائج ويقال : إنه من قرأ عنده مائة مرة قل هو الله أحد وسأل الله ما يريد قضى الله له حاجته
Maksudnya : ” Dalam hadits tersebut terdapat sebuah ungkapan Dan dikatakan orang : “sesungguhnya (hal wasyan) siapapun yang membaca (fi’il syarat) di sisi kuburan ma’ruf alkarkhi surah al ikhlas 100 x, beserta (waw ma’iyyah) ia meminta kepada Allah apa saja yang ia hendaki, (jawab syarat ) maka pasti Alloh S.W.T mengabulkan hajatnya.
Hadits ini bisa di katakan shahih karena di riwayatkan oleh beberapa periwayat yang terpercaya akan kebenaran dan keshahihahannya seperti أبو إسحاق إبراهيم بن عمر البرمكي, selanjutnya rawi kedua أبو الفضل عبيد الله بن عبد الرحمن بن محمد الزهري, dan rawi ketiga عبد الرحمن بن محمد بن عبيد الله بن سعد بن إبراهيم بن سعد بن إبراهيم بن عبد الرحمن بن عوف الصحابي yang menegaskan bahwa beliau (Syeih Abu Bakar Ahmad bin Ali Tsabit Albagdadi itu merupakan seorang imam, mufti, musnid dunia, ahli faraidh, zuhud, sholeh, dengan smua sifat di atas, maka dapat disimpulkan semua riwayat beliau dapat dpercaya 100 persen.
Tata Cara Ziarah Kubur Sesuai Sunnah
1. Di sunnahkan bagi penziarah qubur yaitu mendekatkan diri dengan kuburan yang di maksud sama halnya ketika semasa hidup, selannjutnya duduk bersedikap menghadap kuburan tersebut tentunya dengan keadaan suci (mempunyai Wudhu).
2. Ketika berdoa maka wajah harus menghadap kiblat dan langsung menghadap wajah mayit
3. Selanjutnya di sunnatkan mendekatkan pada arah kepala si mayyit karena itu adalah adab-adaban yang bagus ketika berziarah qubur, sebagaimana yang sudah di sunnahkan oleh baginda Rasululloh S.A.W.
4. Jarak antara peziarah dan orang yang di ziarahinya itu adalah sedekat dengan apa yang biasa dilakuakn saat melakukan aktifitas berdoa
5. Lalu bacakan beberapa kalimah ataupun doa sesuai dengan yang biasa di lakukan, akan tetapi akan lebih indahnya lagi apabila membacakan doa yang di lakukan oleh baginda Rasululloh S.A.W saat menziarahi maqam yaitu :
السَّلامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنينَ وَأتاكُمْ ما تُوعَدُونَ غَداً مُؤَجَّلُونَ وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاحقُونَ
Assalâmu‘alaikum dâra qaumin mu’minîn wa atâkum mâ tû‘adûn ghadan mu’ajjalûn, wa innâ insyâ-Allâhu bikum lâhiqûn (Assalamu’alaikum, hai tempat bersemayam kaum mukmin. Telah datang kepada kalian janji Tuhan yang sempat ditangguhkan besok, dan kami insyaallah akan menyusul kalian).
Dan bacaan
السَّلامُ على أهْلِ الدّيارِ مِنَ المُؤْمنينَ وَالمُسْلمينَ وَيَرْحَمُ اللَّهُ المُسْتَقْدِمِينَ مِنْكُمْ وَمِنَّا وَالمُسْتأخِرِين وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّه بِكُمْ لاحِقُونَ
Assalâmu ‘alâ ahlid diyâr minal mu’minîna wal muslimîn yarhamukumuLlâhul-mustaqdimîn minkum wa minnâ wal musta’khirîn, wa wa innâ insyâ-Allâhu bikum lâhiqûn (Assalamu’alaikum, hai para mukmin dan muslim yang bersemayam dalam kubur. Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada mereka yang telah mendahului dan yang akan menyusul kalian dan [yang telah mendahului dan akan menyusul] kami. Sesungguhnya kami insyaallah akan menyusul kalian.”
6. Selanjutnya bacakan tawassul, tasbih, tahmid dan juga tahlil serta membaca surat yasin sebelum di tutup dengan doa.
Di samping itu juga secara tidak langsung akan mengingatkan kepada semua penziarah terhadap kematian, bahwasannya kita semua akan sama seperti orang yang di ziarahinya (akan mati). Nah untuk itu kiranya perlu untuk jauh lebih memahami tentang tujuan pasti dari pada tata cara ziarah kubur singkat doa masuk makam wali lengkap sesuai dengan maksud dan pemaknaan haqiqatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar