Keutamaan Ibadah Ramadhan
Assalamualaikum.Wr.Wb
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الذِّي أَرْسَلَ رَسُولَهُ شَاهِدًاوَمُبَاشِرًاوَنَذِيْرًاوَّدَاعِيًاإِلَى اللَهِ بِإِ ذْنِهِ وَسِرَا جًامُنِيْرًااَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِمْ عَلَى عَبْدِ كَ وَرَسُوْلِكَ سَيِّدِ نَامُحَمَّدِوَّعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ نَالُوْاخَيْرًا.أَمَابَعْدُ
Segala puji bagi Allah yang telah mengutus Rasul-Nya untuk menjadi saksi, pemberi kabar gembira, dan pemberi peringatan serta dan untuk penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi. Ya Allah limpahkanlah shalawat serta salam kepada hamba dan utusan-Mu Muhammad SAW, keluarga serta sahabatnya yang memperoleh kebaikan.
Setiap ibadah dalam Islam memiliki keutamaan masing-masing. Salah satunya adalah mengharap ampunan dari Allah SWT, baik itu Shalat, Zakat, Umroh, Haji, demikian pula dengan ibadah puasa ramadhan yang telah diwajibkan oleh Allah Azza wa Jalla dalam firman-Nya :
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ
Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Krena itu, barang siapa diantara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah… (QS. Al-Baqarah : 185)
- Amal mulia yang pahalanya akan dibalas langsung dari Allah
Jika amal-amal lain telah disebutkan pahalanya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, ternyata pahala puasa akan langsung diberikan-Nya tanpa diberitakan terlebih dahulu berapa batasan pahalanya. Ibarat seseorang yang bekerja dan telah disebutkan gajinya sekian dan sekian, maka kita bisa memperkirakan berapa hasil yang diperoleh. Tetapi saat owner perusahaan atau bos kita mengatakan “bekerjalah dan saya langsung yang akan memberikan gajimu” bisa jadi hasil yang kita dapatkan di luar dugaan kita, tergantung bagaimana kualitas kerja kita.
Shadaqah misalnya, sudah disebutkan Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang pahalanya :
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِئَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui (QS. Al-Baqarah : 261)
Sedangkan untuk puasa ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman melalui hadits qudsi :
قَالَ اللَّهُ كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصِّيَامَ ، فَإِنَّهُ لِى ، وَأَنَا أَجْزِى بِهِ
Allah berfirman: “Setiap amal anak Adam untuknya kecuali puasa, maka itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya…” (Muttafaq ‘Alaih)
Tidakkah kita termotivasi untuk berpuasa sebaik-baiknya, memelihara keikhlasan dalam menjalankannya dan karenanya kita akan mendapatkan perhitungan langsung dari Allah Subhanahu wa Ta’ala yang boleh jadi jauh lebih hebat dari pada apa yang kita duga?
- Bau mulut orang yang puasa lebih baik di sisi Allah daripada minyak misik
Meskipun manusia tidak menyukai bau mulut orang yang berpuasa karena tidak sedap, tetapi di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala, itu lebih baik dan lebih harum dari pada minyak misik. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ تَعَالَى مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada harumnya minyak misik… (Muttafaq ‘Alaih)
Tidakkah kita mau berbangga di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan mulut yang berbau harum? Yang dengannya kita dikenali sebagai hamba-Nya yang berpuasa dan memiliki keutamaan saat banyak orang pada hari kiamat dicekam dengan ketakutan dan kekhawatiran.
- Orang yang puasa akan mendapat dua kegembiraan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ ، وَإِذَا لَقِىَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ
Orang yang berpuasa memiliki dua kegembiraan; ketika berbuka dia gembira dengan bukanya dan ketika bertemu Tuhannya dia gembira dengan puasanya. (Muttafaq ‘Alaih)
Itulah dua kegembiraan. Saat berbuka, rasa lapar dan haus yang ditahan selama seharian hilang seketika. Bahkan, saat-saat yang paling nikmat adalah pada tegukan pertama saat kita berbuka. Rasa panas karena dehidrasi juga terobati saat berbuka. Kenikmatan ini tidak pernah dirasakan oleh orang yang tidak berpuasa.
Demikian juga kegembiraan ketika bertemu Allah di akhirat nanti. Segala ketakutan dan kekhawatiran sirna sebagaimana sirnanya rasa haus dan lapar saat berbuka. Segala kesusahan dan penderitaan saat hidup di dunia akan hilang sebagaimana hilangnya kepenatan dan rasa panas saat berbuka.
- Memasukkan pelakunya ke dalam surga
Suatu hari Abu Umamah datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan bertanya tentang amal yang bisa memasukkannya ke surga. Imam Ahmad, Nasa’i dan Hakim meriwayatkan dalam hadits berikut ini:
عَنْ أَبِى أُمَامَةَ قَالَ أَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقُلْتُ مُرْنِى بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِى الْجَنَّةَ. قَالَ « عَلَيْكَ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لاَ عِدْلَ لَهُ ». ثُمَّ أَتَيْتُهُ الثَّانِيَةَ فَقَالَ « عَلَيْكَ بِالصِّيَامِ »
Dari Abu Umamah berkata: Saya datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka saya berkata: “Perintahkan kepada saya dengan sebuah amal yang dapat memasukkan saya ke dalam surga!” Rasulullah menjawab: “Berpuasalah, sesungguhnya tiada tandingan baginya” Kemudian saya datang untuk kedua kalinya, maka Beliau berkata: “Berpuasalah” (HR. Ahmad, Nasa’i dan Hakim dan dia menshahihkannya)
Tidakkah kita ingin dimasukkan Allah ke surga yang kenikmatannya sangat luar biasa hingga membuat setiap orang yang mengetahuinya akan memiliki kecintaan pada surga?
- Puasa akan menjadi pemberi syafa’at bagi pelakunya
Di hari kiamat yang tiada lagi berguna apapun selain pertolongan Allah dan syafa’at yang diizinkannya, betapa berbahagianya seorang muslim mendapatkan syafa’at akibat puasa yang dilakukannya dan Al-Qur’an yang dibacanya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Puasa dan Al-Qur’an akan memberikan syafa’at bagi seorang hamba di hari kiamat (HR. Ahmad dan Hakim)
- Puasa adalah perisai dari api neraka
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
الصِّيَامُ جُنَّةٌ مِنْ النَّارِ
Puasa adalah perisai (yang melindungi) dari api neraka (HR. Ahmad dan Hakim)
- Puasa sehari di jalan Allah menjauhkan pelakunya dari neraka sejauh 70 musim
Di antara keutamaan puasa adalah menjauhkan pelakunya dari neraka. Satu hari puasa setara dengan penambahan jarak sejauh tujuh puluh musim dari neraka.
مَا مِنْ عَبْدٍ يَصُومُ يَوْمًا فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ بَاعَدَ اللَّهُ بِذَلِكَ الْيَوْمِ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ سَبْعِينَ خَرِيفًا
Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah kecuali Allah menjauhkan wajahnya dengan hari itu dari api neraka tujuh puluh musim. (HR. Jama’ah kecuali Abu Dawud)
Tidakkah kita ingin dijauhkan dari neraka yang kedahsyatannya sangat luar biasa hingga membuat setiap orang yang mengetahuinya akan takut pada siksa neraka?
- Orang yang berpuasa, doanya dikabulkan Allah
Rasulullah menjelaskan bahwa doa orang yang berpuasa tidak akan ditolak oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Terlebih ketika ia berdoa di saat atau setelah berbuka.
ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
“Tiga orang yang do’anya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan do’a orang yang dizalimi.” (HR. Ahmad; shahih)
Selain ada doa yang diajarkan Rasulullah saat berbuka (baca: Doa buka puasa), Syaikh Yusuf Qardhawi menjelaskan bahwa boleh berdoa dengan doa apapun untuk kebaikan dunia maupun kebaikan akhirat karena Allah akan mengabulkan doanya orang yang berpuasa terutama saat berbuka.
- Mendapat Ampunan Allah (Maghfirah)
Ramadhan disebut bulan penyucian diri, karena di bulan ini Allah mencurahkan rahmat dan maghfirah-Nya kepada setiap hamba yang menunaikan ibadah puasa dengan keimanan dan mengharap pahala dari-Nya, sebagaimana dijelaskan dalam hadits:
Dari Abu Hurairah RA Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa puasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala diampuni baginya dosa-dosa masa lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
- Puasa sarana pengendali syahwat
Allah Ta’ala menciptakan manusia dengan disertai syahwat. Adanya syahwat pada diri manusia tidak sia-sia, akan tetapi terdapat faidah dan manfaat di dalamnya. Bahkah jika manusia tidak memiliki syahwat (selera) makan, misalnya, kemudian dia tidak makan, sehingga akan menyebabkan dirinya binasa. Demikian juga jika manusia tidak memiliki syahwat terhadap lawan jenis, maka keturunan dapat menjadi terputus.
Oleh karena itu, keberadaan syahwat pada manusia tidak tercela. Celaan itu tertuju jika manusia melewati batas dalam memenuhi syahwat. Karena ada sebagian manusia yang tidak memahami hal ini, mengira bahwa syahwat pada manusia merupakan perkara tercela, sehingga mereka berusaha meninggalkan semua yang sebenarnya diinginkan oleh jiwanya. Bahkan di antara mereka ada yang berkata: “Aku memiliki istri selama sekian tahun, aku menginginkankannya, namun aku tidak pernah menyentuhnya!” Hal seperti ini, sesungguhnya merupakan perbuatan zhalim terhadap jiwa, karena menghilangkan haknya. Padahal jiwa memiliki hak yang harus dipenuhi, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada sahabat beliau yang bernama ‘Utsman bin Mazh’un Radhiyallahu ‘anhu :
فَإِنِّي أَنَامُ وَأُصَلِّي وَأَصُومُ وَأُفْطِرُ وَأَنْكِحُ النِّسَاءَ فَاتَّقِ اللَّهَ يَا عُثْمَانُ فَإِنَّ لِأَهْلِكَ عَلَيْكَ حَقًّا وَإِنَّ لِضَيْفِكَ عَلَيْكَ حَقًّا وَإِنَّ لِنَفْسِكَ عَلَيْكَ حَقًّا فَصُمْ وَأَفْطِرْ وَصَلِّ وَنَمْ
“Sesungguhnya aku biasa tidur dan shalat, berpuasa dan berbuka, dan aku menikahi wanita-wanita. Maka bertakwalah kepada Allah, wahai ‘Utsman, karena sesungguhnya keluargamu memiliki hak yang menjadi kewajibanmu, tamumu memiliki hak yang menjadi kewajibanmu, dan jiwamu memiliki hak yang menjadi kewajibanmu. Maka puasalah, berbukalah, shalatlah (pada sebagian waktu malam, Pen.) dan tidurlah (pada sebagian waktu malam, Pen)”
- Pada bulan ramadhan ada malam lailatul Qodar yang lebih baik dari seribu bulan
Demikianlah 11 keutamaan puasa. Semoga dengan mengetahui keutamaan-keutamaan puasa tersebut kita semakin semangat berpuasa dan senantiasa ikhlas dalam menjalankannya.
Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar