Rabu, 07 Agustus 2019

Ridwan Kamil Beri Target Pertamina 14 Hari Selesaikan Tumpahan Minyak


Ridwan Kamil tinjau pantai di Karawang yang tercemar tumpahan minyak.

Karawang - Gubernur Jabar Ridwan Kamil meninjau pencemaran minyak mentah di Pantai Pisangan, Desa Ciparage, Kabupaten Karawang, Rabu (7/8/2019) siang. 

Pria yang karib disapa Emil ini nampak mengamati keadaan pantai dari dekat. Menggunakan sarung tangan, pria berkacamata itu mengamati minyak mentah kental yang tercecer di pantai. 

Baca juga: Soal Tumpahan Minyak Pertamina, Menteri LHK Pikir-pikir Beri Sanksi

Usai memantau dari dekat, Emil meminta warga untuk tidak khawatir ihwal pencemaran tersebut. Sebab pencemaran sedang ditanggulangi secara ilmiah. 

"Saya beri target dalam 10 sampai 14 hari, Insyaallah akan selesai. Warga tidak usah khawatir. Sampai hari ini, penanggulangan sudah 30 persen menuju 100 persen. Kita doakan tidak ada halangan sehingga dalam 10-14 kali minyaknya bisa disumbat di kedalaman," kata Ridwan kepada wartawan. 

Ridwan mewanti-wanti Pertamina untuk komitmen menyelesaikan masalah pencemaran hingga selesai. Ia juga mengapresiasi Pertamina yang tak lari dari tanggung jawab. 

"Saya apresiasi Pertamina yang mempekerjakan warga terdampak. Mereka diupah layak. Jadi tidak ada yang menganggur. Ekonomi terus bergerak," tutur Ridwan. 

Foto: Luthfiana Awaluddin

Untuk mengganti kerugian nelayan dan petambak yang jadi korban pencemaran, Emil sudah memerintahkan Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana untuk mendata dan mencatat jumlah kerugian. 

"Komunikasi intens dengan kepala desa dan warga. Catat dan teliti seluruh kerugian, mulai dari nelayan yang tidak melaut, petambak bandeng termasuk buruh pengepul ikan yang kehilangan pendapatan selama pencemaran terjadi," tutur Ridwan. 

Sementara itu Dirut Pertamina EP Nanang Abdul Manaf memprediksi perbaikan kebocoran selesai sepenuhnya 8 hingga 10 minggu ke depan.

Meski begitu ia menyanggupi permintaan Emil untuk selesai 10-14 hari.

"Insyaallah kita sanggup, mohon doanya," katanya.

Foto: Luthfiana Awaluddin

Untuk menanggulangi pencemaran, Pertamina bakal menutup sumur YY-1. Dari sumur yang digali tahun 2011 itu, minyak mentah keluar dan mencemari lautan.

Untuk menyetop semburan minyak, Pertamina menggandeng Boot and Coots, perusahaan asal Houston, Amerika Serikat. 

"Mereka bakal menggali sumur baru. Jaraknya 2 kilometer dari sumur YY-1. Saat di kedalaman 3 ribu meter, sumur baru berbelok menuju sumur lama (YY-1). Begitu dua sumur bertemu, kita injeksikan lumpur berat hingga semen untuk menghentikan kebocoran sampai tidak ada aliran (minyak) lagi," kata Nanang. 

Baca juga: Langkah Pertamina Agar Tumpahan Minyak di Karawang Tak Melebar

Nanang mengatakan, metode itu adalah satu-satunya yang bakal ditempuh. Sebab tak ada cara lain yang lebih aman. "Kalau menutup sumur dari atas, tidak aman. Jika ada percikan kemudian terbakar nyawa manusia bisa hilang. Sebab ini sumur minyak, bukan sumur biasa," katanya.

Menurutnya saat ini para ahli dari Boot and Coots sudah mulai bekerja. Ihwal biaya yang dikeluarkan untuk membayar perusahaan itu, Nanang tak buka-bukaan. "Saya tidak tahu bayar berapa.

Kalau sudah emergency begini kita tidak pikirkan biaya. Yang jelas, Boot and Coots itu ahli dalam memadamkan kondisi semacam ini, oil spill atau blow up," tutur Nanang.


Tonton Video Minyak Tumpah di Karawang, Apa Langkah KLHK?

(tro/tro)

tumpahan minyak karawang karawang ridwan kamil

Tidak ada komentar:

Posting Komentar