Sabtu, 08 Juni 2019

DAFTAR ANGGOTA SMART

DAFTAR ANGGOTA  SEMAR

      'SMART MULTI MARKET

Pengurus Inti :

S 00 = Deri Pirmansyah
S 01 = Wahyu Ruhiyat/ Wilis
S 02 = Loeloe KM
.
.
.
.
.
Dst

Anggota Semar :

010 = Dadang Hermana/Delta
011 = Tatang Sujana/Wa Jana
012 = Dadan Oswara/ Kang Demak
013 = Apih simon
014 = Abdul Rochman/Kodrat
015 = Suryahadi/Uya
016 = Ade Rahayu/Anjas
017 = A.Suherman/Dani
018 = jarum
019 = Rahmat Nursigit/Abas
020 =  Oprek
021 = Joni/Boring
022 = Aries/Rangga
023 = Adi Rosadi
024 = Ahmad BS/ABS
025 = Solihin/Apih Gober
026 = Ustadz Yachya Yusliha
027 = Endang Suhendar
028 = Kelebet
029 = Yugo Triyono
030 = Yur Asni/Teh Desi
031 = Dachil M A/H.Aam
032 = Dede Koswara
033 = U.Supriatna/Ubed
034 = Cecep DS/Opah Eka
035 = AB
036 = Budi Mulyana/Rizal
037 = .Bang Toyib #
038 = Heru Suprayogi/Yogi
039 = H. Usep Wahyudin
040 = Nendep/Paris
041 = Ahmad Mulyana/Yana
042 = Rere
043 = Edo
044 = ...........
045 = Agan Sugandi
046 = Aip Sarip udin
047 = Suhari
048 = Regi
049 = Atep Suhari
050 = Ma'mun/MANJA
051 = Bondan
052 = Yana/Monye
053 = Egi Sugiharti
054 = Tatang Rosidi
055 = Boy
056 = Yulianto/Cakra
057 = .......
058 = Bahrudin. S. PT/Abah Mantri
059 = Yayat Wahdiat/Leo
060 = Bule
061 = Iban
062 = Reno
063 = Diat
064 = Hadi.op
065 = Apay
066 = Asep Dago
067 = Wildan
068 = Abah bungsu
069 =
070 =
072 =
073 =
074 =

.

Dst...
Maafkan jika ada salah dalam penulisan nama nama diatas🙏🙏

Dihimbau setiap anggota Semar yang akan berkomunikasi agar menyebutkankan CALLSIGN atau ID terlebih dahulu disaat mengudara sebelum berkomunikasi.

Kepada Rekan - Rekan Semar silahkan digunakan frekwensinya untuk bersilaturahmi & berbagi info dengan baik & benar...

Hormar Kami :

Pengurus Inti

KULTUM - MINTA TOLONG DENGAN SABAR DAN SHOLAT

KULTUM - MINTA TOLONG DENGAN SABAR DAN SHOLAT


9 Juni 2019


 Oleh : Ustadz Yachya Yusliha




45- Dan mintalah pertolongan salat. Dan sungguh yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk,


46- (yaitu) orang-orang yang menerima, maka mereka akan mendapatkan Tuhannya, dan mereka akan kembali ke-Nya. (Al Baqarah 45-46)


 


Sepanjang hidup kita, selalu didera berbagai kesukaran dan kesulitan hidup. Kita harus berjuang mengatasi berbagai kesulitan dan kesukaran untuk mendapatkan berbagai hal yang kita inginkan. Tidak ada kesenangan dan kegembiraan yang datang begitu saja tanpa perjuangan. Semua harus ditebus dengan perjuangan, pengorbanan, perjuangan dan berbagai hal yang tidak menyenangkan. Itulah kehidupan. Suka tidak suka, kita sudah hidup didunia ini. Kita harus berjuang menempuhnya.

 



Banyak manusia yang tidak tahan menghadapi tantangan dan kesulitan mempertahankan hidup atau mendapatkan berbagai hal yang diinginkan. Putus asa .... kecewa… tertekan…. akhirnya membunuh dirimu dengan berbagai cara.

Ada masalah dalam dua masalah:

Berjuang ... berjuang dengan ulet, sabar dan tangguh sampai masalah dapat diatasi


Penerbangan… lari, meninggalkan masalah, namun ia akan berhadapan dengan masalah lain, lari lagi… ketemu masalah baru …… lari lagi… .. akhirnya ia dikepung masalah… tidak ada jalan keluar… putus asa… akhirnya ditembak diri


 

Dalam pesan singkat yang dimuat   dalam al Qur'an surat al Baqarah ayat 45 -46 Allah mengingatkan 3 hal dalam   mengatasi dan menyelesaikan berbagai masalah kehidupan:

1.      Minta tolong pada Allah dengan   sabar dan sholat

2.      Sholat memang berat kecuali untuk orang yang khusuk

3.      Yaitu orang yang yakin akan mengunjungi Allah dan akan kembali padaNya.

 

Rasulullah mengatakan: "Sholat adalah tiang agama", dalam arti yang lebih luas sebenarnya sholat itu adalah tiang kehidupan bagi kita masing-masing. Bagunan rumah akan ambruk dan runtuh jika tiangnya tidak kokoh. Apalagi jika tiangnya tidak ada. Rumah tidak mungkin ditegakan tanpa tiang yang menyokongnya. Orang yang khusuk dan benar-benar sholatnya pasti akan mendapat kehidupan yang mudah. Ia dapat mengatasi berbagai masalah mengatasi dengan sholat.

 

Jika sholat dapat membuat hidup jadi mudah, mengapa banyak orang yang sholat tapi kesulitan tetap, kesukaran dan pederitaan yang berkepanjangan? Banyak orang yang tidak sholat, mudah dilewatkan.  Hidup mewah, dapatkan harta berharga ukuran kebahagiaan. Banyak hal yang tidak bisa diatasi dengan harta dan uang berlebihan. Banyak orang yang hidup mewah, senang namun tertekan, kecewa, gelisah.

 

Allah menjamin kehidupan orang yang sholat dengan benar dan khusuk sebagai persetujuan dalam surat al Mukminun ayat 1 "Telah mendapat kemenangan orang yang beriman, yaitu orang yang khusuk dalam sholatnya ". Dengan sholat yang khusuk dan benar-benar hidup jadi mudah dan lapang. Meskipun begitu, sederhana, kadang-kadang garis bawah kemiskinan, namun kebebasan bahagia, berkecukupan dan penuh kelimpahan. Jauh dari rasa tertekan, gelisah dan stres berkepanjangan.

 

Rasa bahagia, berkelimpahan, selalu dalam kecukupan ini hanya dimiliki oleh orang yang yakin bahwa ia akan memenuhi Allah, dan yakin bahwa kita semua akan kembali kepada mereka. Orang ini tidak takjub dan kagum dengan kehidupan dunia. Dunia hanya tempat singgah sementara, kehidupan sementara yang tidak kekal. Dunia tempat mengumpulkan perbekalan untuk kehidupan abadi diakhirat kelak. Hidup yang sebenarnya adalah kehidupan akhirat.



Menganggap orang yang menganggap dunia sebagai kehidupan yang utama, dunia adalah segala yang diundang. Dia tidak yakin pada Allah dan kehidupan akhirat. Orang itu tidak akan pernah merasakan kebahagiaan. Ia akan dipermainkan oleh kehidupan dunia, ia akan lelah dan biarkan dunia yang tidak pernah terpuaskan. Meski sangat puas dan kemewahan, semua itu tidak akan menentramkan kegembiraan. Ia selalu hidup dalam kekurangan.

 

Waspadalah jangan tertipu kehidupan dunia. Mintalah pertolongan kepada Allah dengan   sabar dan   sholat. Orang yang yakin bersama Allah pasti mendapat kemenangan. Jangan meminta tolong kepada selain Allah. Jangan meminta tolong pada paranormal, perdukunan dan melakukan musyrik lainnya. Jangan percaya pada kekuatan azimat, benda keramat, benda pusaka dan benda bertuah lainnya. Mintalah pertolongan hanya pada Allah, dan bersabarlah menunggu keputusanNya.

Cek in malam ini jajaran anggota smart

DAFTAR ANGGOTA  SEMAR*

      'SMART MULTI MARKET

Pengurus Inti :
S 00 = Deri Pirmansyah
S 01 = Wahyu Ruhiyat/ Wilis
S 02 = Loeloe KM
.
.
.
.
.
Dst

Anggota Semar :

010 = Dadang Hermana/Delta
011 = Tatang Sujana/Wa Jana
012 = Dadan Oswara/ Kang Demak
013 = Apih simon
014 = Abdul Rochman/Kodrat
015 = Suryahadi/Uya
016 = Ade Rahayu/Anjas
017 = A.Suherman/Dani
018 = jarum
019 = Rahmat Nursigit/Abas
020 = Hilman Tesna/Iman .. Meninggal dunia.
021 = Joni/Boring
022 = Aries/Rangga
023 = Adi Rosadi
024 = Ahmad BS/ABS
025 = Solihin/Apih Gober
026 = ustadz Yachya Yusliha
027 = Endang Suhendar
028 = Kelebet
029 = Yugo Triyono
030 = Yur Asni/Teh Desi
031 = Dachil M A/H.Aam
032 = Dede Koswara
033 = U.Supriatna/Ubed
034 = Cecep DS/Opah Eka
035 = AB
036 = Budi Mulyana/Rizal
037 = .Bang Toyib #
038 = Heru Suprayogi/Yogi = izin HT trabel
039 = H. Usep Wahyudin
040 = Nendep/Paris
041 = Ahmad Mulyana/Yana
042 = Rere
043 = Edo
044 = ...........
045 = Agan Sugandi
046 = Aip Sarip udin
047 = Suhari
048 = Regi
049 = Atep Suhari
050 = Ma'mun/MANJA
051 = Bondan
052 = Yana/Monye
053 = Egi Sugiharti
054 = Tatang Rosidi
055 = Boy
056 = Yulianto/Cakra
057 = .......
058 = Bahrudin. S. PT/Abah Mantri
059 = Yayat Wahdiat/Leo
060 = Bule
061
062 = Reno
063 = Diat
064 = Hadi.op
065 = Apay
066 = Asep Dago
067 = Wildan
068 = Abah bungsu

.

Dst...
Maafkan jika ada salah dalam penulisan nama nama diatas🙏🙏

Dihimbau setiap anggota Semar yang akan berkomunikasi agar menyebutkankan CALLSIGN atau ID terlebih dahulu disaat mengudara sebelum berkomunikasi.

Kepada Rekan - Rekan Semar silahkan digunakan frekwensinya untuk bersilaturahmi & berbagi info dengan baik & benar...

Hormar Kami :

Ustadz Yachya Yusliha

Jumat, 07 Juni 2019

Nikmat Iman dengan Menundukkan Hawa Nafsu

Nikmat Iman dengan Menundukkan Hawa Nafsu

    

NIKMAT yang paling besar diberikan Allah kepada manusia sebagai hamba-Nya yang muslim adalah nikmat iman yang melebihi kenikmatan lainnya dalam bentuk apapun. Dengan iman dan hidayah tersebut, seseorang memiliki tuntunan dan tujuan hidup yang jelas baik ketika di dunia maupun di akhirat kelak.

Maka setelah seorang muslim tahu bahwa iman merupakan sesuatu yang penting dan berharga, maka ia wajib memberi perhatian dan perawatan lebih kepada iman ini, selalu menjaga hal-hal yang mengurangi iman dan memacu agar iman ini selalu naik.

Dan yang sangat penting ialah merawat supaya iman tidak hilang dalam dirinya, seseorang akan menjadikan masalah iman ini sebagai prioritas utama dalam hidupnya.

Namun demikian, kebanyakan dari umat Islam saat ini mengalami masalahuntuk bisa merasakan nikmatnya keimanan, lezatnya ketaatan, khusyuknya beribadah dan manisnya amal kebajikan karena menganggap iman itu bukan suatu nikmat terbesar.

Demikian antara lain disampaikan Ustaz Dr. HA Mufakhir Muhammad MA (DosenIlmu Alquran dan Tafsir Pascasarjana UIN Ar- Raniry), saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak Jeulingke, Rabu (8/8) malam.

“Umumnya, sebagianbesar kita umat Islam hari ini ketika melihat nikmat itu adalah kemudahan rezeki berupa harta kekayaan, jabatan/ kekuasaan yang dimiliki dan kesehatan yang baik serta kemudahan hidup lainnya, tapi tidak menganggap iman itu sebagai nikmat terbesar sehingga tidak berupaya menjaganya bahkan meningkatkanya dalam bentuk ketaatan pada Allah,” ujar Ustaz Mufakhir Muhammad. Wakil Ketua DPW Al- Washliyah Aceh ini menyebutkan, untuk bisa merasakan nikmat keimanan dan keislaman, itu harus benarbenar bisa merasuk ke hati, menyatu dengan jiwa, dan mewujudkan dalam rasa cinta dan ridha kepada Allah. Agar bisa merasakan nikmatnya amal saleh dan khusyuknya ibadah, kita memang harus beragama setotal mungkin. Dan syarat mutlaknya adalah, hawa nafsu harus mampu ditundukkan dan dikendalikan.

“Karena selama masih ada hawa nafsu tertentu yang secara permanen atau hampirpermanen selalu diperturutkan dan tidak dikendalikan, selama itu pula sikap malas-malasan akan selalu menyertai pelaksanaan setiapamal saleh dan penunaian setiap ibadah. Karena umumnya ketaatan itu memang masih disikapi sebagai beban berat yang harus ditanggung dan dilepaskan, dan belum dirasakan sebagai kebutuhan hidup yang dirindukan rasa nikmatnya iman,” terangnya.

Disebutkannya, nikmat iman itu tidak berbanding lurus dengan rezeki yang didapatkan. Rezeki tidakakan memengaruhi iman, apakah kurang atau banyak bagi orang yang sudah merasakan nikmatnya iman. “Jangan karena harta dan kekuasaan menghalangi ketaatan dan ibadah kita kepada Allah?. Ketika masih hidup susah kita berupaya taat? pada Allah?. Tapi ketika Allah merubah sedikit hidup kita dengan kekayaan atau jabatan, menjadi berkurang pula ketaatan pada-Nya,” sebutnya. Ustaz ?Mufakhir juga menyentil ada orang-orangyang ketika ada sedikit jabatan menjadi berkurang ketaatannya.

Seperti ada pejabat yang terlihat jarang shalat berjamaah di masjid atau mushalla kantor, sehinggaia tidak bisa ?menjadi contoh ketaatan dan keteladanan? bagi bawahannya. “Orang beriman itu menikmati keimanannya denganselalu menjaga ketaatan pada Allah dalam kondisi apapun. ?Nabi Sulaiman dan Nabi Daud AS menikmati keimanannya dengan kekayaan dan kerajaan yang dimiliki.? Begitu juga dengan Nabi Aiyub menikmati keimanannya dengan penyakit dan hilangnya harta.? Tidak putus asa ketika harta berkurang?, tidakberputus asa ketika sakit?? berat. Tapi tetap menjaga ketaatan kepada Allah yang tidak pernah luntur,” katanya.

Hal itu sesuai denganfirman Allah dalam Alquran Surat Ar-Ra’d Ayat 26 yang artinya, “Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki.Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit)”. Ustaz Mufakhir juga menyampaikan, untuk bisa merasakan nikmat iman itu juga harus digugah oleh dirinya sendiri, dengan meneladani orang-orang yang bisa konsisten menjaga ketaatan.

“Kita harus bisa tergugah misalnya ketika melihat orang lain kenapa bisa rutin shalat subuh berjamaah di masjidtiap hari. Kita harus bisa eneladaninya, kenapa orang lain bisa kita tidak. Karena salah satu penyebab kesemrawutandalam hidup, adalah orang-orang yang meninggalkan shalat subuh,” ujarnya. Menggugah iman yang pasang surut juga bisa dengan memperbanyak istighfardan mengingat Allah. “Iman bisa kita perbaharui dengan mengingat namanama Allah atau istighfar. Istighfar bukan masalah dosa, tapi sebuah pengakuan akan kelemahan kita kepada Allah,” pungkasnya.

Manfaat membaca Alquran

Sebaik baiknya buku adalah Alquran yang didalamnya sarat dengan ilmu pengetahuan termasuk moral, berprilaku baik, kejujuran, kebaikan dan lain lain. Membaca Alquran dapat mempengaruhi jiwa dan pikiran agar selalu menjadi tenang. (baca : fungsi al-quran)


Seorang muslim yang tidak pernah membaca Alquran sama saja seperti tubuh tidak sedang berbusana, sungguh sangat memalukan dan tidak perlu ditiru karena Allah SWT tidak akan menyukainya.


Sesuai dengan hadits yang pernah diriwatkan oleh muslim yang dinyatakan oleh Abi ummah ra :


 Baginda Rasullulah berkata bacalah olehmu alquran karena sesungguhnya akan menjadi pemberi  syafaat pada hari kiamat nanti untuk siapa saja yang membacanya.”


Inilah Manfaat Manfaat Baca Al-quran Setiap Hari  serta keajaiban al-quran di dunia :


1. Dapat mendapatkan pahala dan kebaikan


Membaca Alquran dapat menjadikan suasana sekitar menjadi lebih damai, tenang dan penuh dengan keberkahan. Maka dari itu seseorang yang membaca Alquran akan mendapatkan pahala yang berlipatganda dan kebaikan dari Allah SWT sebagai manusia yang soleh.


Seperti hadits riwayat dari yirmidzi bahwa :


“Barang siapa yang membaca satu huruf saja dari kitabullah maka seseorang akan mendapatkan kebaikan satu kali. tetapi setiap kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kalinya.”


2. Dapat memberikan derajat dan wibawa lebih baik


Membaca Alquran dapat membuat seseorang terlihat semakin bercahaya dan penuh wibawa. Kondisi ini dapat membuat seseorang menjadi lebih disayangi , dihormati dan dihargai  banyak orang.


Seperti hadits yang menyatakan:


“Orang orang yang hebat dalam membaca alquran akan selalu ditemani para malaikat pencatat yang paling dimuliakan da taat pada Allah SWT  dan orang orang yang terbata bata membaca Alquran lalu bersusah payah mempelajarinya maka dia akan mendapatkan dua kali pahala,” (HR. Bukhari)”


3. Memperoleh rahmat dan lindungan oleh malaikat


Membaca Alquran dengan hati yang tenang dan sabar dapat mendatangkan rahmat dari Allah SWT dan mendapatkan perlindungan dari para malaikat dari kejahatan yang terlihat maupun tidak terlihat.


Seperti hadits yang menyatakan :


” Ketika para kaum muslim berkumpul dimasjid masjid allah dan mereka membaca Alquran dan memnpelajarinya, maka akan datang kepada mereka ketentraman , rahmat allah dan dilindungi malaikat malaikat dan allah menyebut mereka dihadapan makhluk yang ada didekatnya.”


4. Memberikan  syafaat ketika hari kiamat tiba


Membaca Alquran dapat mendatangkan kebaikan dan kemuliaan yang tidak pernah dibayangkan oleh manusia sebelumnya bahkan juga terjadi pada hari kiamat dengan kemuliaan yang sangat besar.


Seperti hadits yang menyatakan bahwa :


“Bacalah bait Alquran karena sesuyngguhnya pada hari kiamat nanti akan datng memberikan syafaat yang baik kepada pembacanya.” (HR. Muslim)”


5. Membuat seseorang menjadi berprilaku mulia


Membaca Alquran dengan hati yang tenang dan rasa yang bahagia dapat merubah seseorang yang semula berprilaku tidak baik menjadi lebih baik.


Baginda Rasullulah SAW pernah bersabda :


“Sebaik baiknya manusia adalah yang membaca dan mempelajari Alquran serta mengajarkannya pada orang lain.” (HR.Bukhari)”


6. Agar hati lebih tenang dan tentram


Membaca Alquran dapat menenangkan pikiran dan batin serta cara agar hati tenang dan dapat pula menjadikan rasa cinta terhadap Allah SWT, Terhadap semua nabi dan rasul serta para  malaikat menjadi lebih kuat .


Sesuai dengan firman Allah ta’ala yang dinyatakan jelas dalam surat Ara-ra’d pada ayat 28 :


Kamis, 06 Juni 2019

KHUTBAH JUM'AT 5 KARAKTER


Khutbah Pertama dari Khutbah Jumat Syawal

الحمد لله ربِّ العالمين والْعاقِبَةُ لِلْمُتَّقين ولا عُدْوانَ إلَّا عَلى الظَّالمِين وأشهد أنْ لا إله إلاالله وحده لا شريك له ربَّ الْعالمين وإلَهَ المُرْسلين وقَيُّوْمَ السَّمواتِ والأَرَضِين وأشهد أن محمدا عبده ورسوله المبعوثُ بالكتابِ المُبين الفارِقِ بَيْنَ الهُدى والضَّلالِ والْغَيِّ والرَّشادِ والشَّكِّ وَالْيَقِين والصَّلاةُ والسَّلامُ عَلى حَبِيْبِنا و شَفِيْعِنا مُحمَّدٍ سَيِّدِ المُرْسلين و إمامِ المهتَدين و قائِدِ المجاهدين وعلى آله وصحبه أجمعين

فياأيها المسلمون أوصيكم وإياي بتقوى الله عز وجل والتَّمَسُّكِ بهذا الدِّين تَمَسُّكًا قَوِيًّا. فقال الله تعالى في كتابه الكريم، أعوذ بالله من الشيطان الرجيم “يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ،

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Selama Ramadhan, sebulan penuh kita berpuasa. Puasa Ramadhan yang target utamanya adalah membentuk kita menjadi bertaqwa. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang yang bertaqwa” (QS. Al Baqarah: 183)

Taqwa itu seperti apa? Para ulama biasa mendefinisikan singkat. Taqwa adalah mengerjakan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.

Dalam Al Quran, Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan karakter orang bertaqwa dalam banyak ayat. Di antaranya dalam Surat Ali Imran ayat 133-135 yang insya Allah kita kaji secara singkat dalam khutbah jumat Syawal ini.

Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ . الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ . وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (QS. Ali Imran: 133-135)

1. Gemar berinfaq

Karakter orang bertaqwa yang pertama adalah gemar berinfaq baik dalam kondisi lapang maupun sempit.

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ

(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit (QS. Ai Imran: 134)

Bulan Ramadhan yang disebut juga sebagai syahrul infaq telah melatih kita untuk banyak berinfaq. Rasulullah juga mencontohkan, beliau yang sangat dermawan menjadi jauh lebih dermawan pada bulan Ramadhan.

Infaq dan sedekah yang telah dilatih di bulan Ramadhan itu, hendaknya menjadi karakter kita karena itulah karakter orang bertaqwa; berinfaq baik dalam kondisi lapang maupun sempit. Berinfaq baik dalam keadaan kaya atau miskin. Berinfaq baik di tanggal muda maupun tanggal tua. Tentu besarannya disesuaikan dengan kemampuan.

Para sahabat Nabi radhiyallahu ‘anhum, mereka mencontohkan gemar berinfaq dalam segala kondisi. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengumumkan Perang Tabuk, dan waktu itu kondisinya paceklik, para sahabat berbondong-bondong untuk berinfaq.

Umar radhiyallahu ‘anhu datang membawa harta yang banyak. Beliau menginfakkan harta itu untuk jihad fi sabilillah yakni Perang Tabuk. Ketika ditanya Rasulullah, “Apa yang engkau sisakan untuk keluargamu?” Umar menjawab, “Aku menginfakkan separuh hartaku dan untuk keluargaku masih ada separuh hartaku.”

Setelah itu datang Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu. Beliau menginfakkan harta yang lebih banyak daripada infaq Umar. “Ya Rasulullah, aku infakkan seluruh hartaku.” Ketika ditanya Rasulullah, apa yang ia tinggalkan untuk keluarganya, Abu Bakar menjawab, “Aku tinggalkan untuk mereka, Allah dan Rasul-Nya.”

Umar yang awalnya ingin mengungguli amal Abu Bakar, saat itu tersadar, “Aku tidak pernah bisa mengungguli Abu Bakar.”

Selain Abu Bakar dan Umar, para sahabat lainnya juga berbondong-bondong untuk berinfaq. Ada pula sahabat yang karena keterbatasan ekonomi, hanya berinfaq segenggam kurma.

Orang-orang munafik mengejek, “Allah tidak membutuhkan infaq yang sangat sedikit seperti itu.” Namun Rasulullah justru memuji sahabat yang infaq meskipun segenggam kurma karena kemampuannya memang hanya sebesar itu.

Dan tidak ada ceritanya Umar jatuh miskin setelah menginfakkan separuh hartanya. Juga tidak ada ceritanya Abu Bakar jatuh bangkrut setelah menginfakkan seluruh hartanya. Yang ada, justru kekayaan mereka di kemudian hari bertambah dan semakin berkah. Persis seperti sabda Nabi:

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ

“Tidaklah sedekah mengurangi harta” (HR. Muslim)

Maka mari kita miliki karakter orang bertaqwa ini. Jangan menunggu kaya baru sedekah, sedekahlah! Insya Allah kita akan dijadikan kaya oleh Allah.

2. Menahan marah

Karakter orang bertaqwa yang kedua adalah menahan marah, mampu mengelola emosi.

وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ

dan orang-orang yang menahan amarahnya (QS. Ali Imran: 134)

Puasa Ramadhan telah mendidik kita untuk mampu mengelola emosi dengan baik. Puasa Ramadhan telah mendidik kita untuk bersabar, menahan diri dan tidak marah. Bahkan sekalipun ada orang-orang yang memprovokasi atau mengajak kita berkelahi.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

الصِّيَامُ جُنَّةٌ ، فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَجْهَلْ ، وَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّى صَائِمٌ

“Puasa adalah perisai, maka barang siapa sedang berpuasa janganlah berkata keji dan mengumpat. Jika seseorang mencela atau mengajaknya bertengkar hendaklah dia mengatakan: aku sedang berpuasa” (Muttafaq ’alaih)

Marah sering kali membuat orang hilang akal sehat, kata-kata tidak terkontrol, keputusan tidak bijak dan emosi tak terkendali. Puasa Ramadhan telah melatih kita untuk bisa menahan marah dan hendaknya itu terus menjadi karakter kita.

Secara medis, banyak penyakit yang muncul akibat dipicu oleh kemarahan. Mulai dari darah tinggi, kolestreol, hingga diabet. Sebab marah memicu hormon kortisol.

Rasulullah menyebutkan bahwa orang-orang yang mampu mengelola emosinya, mampu menahan marah, itulah orang-orang yang sejatinya benar-benar kuat.

لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِى يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ

“Orang yang kuat bukanlah orang (menang dalam) gulat, tetapi orang kuat (yang sebenarnya) adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah” (HR. Bukhari dan Muslim)

Baca juga: Puasa Syawal

3. Memafkan manusia

Karakter orang bertaqwa yang ketiga adalah adalah suka memaafkan.

وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ

Dan memaafkan manusia (QS. Ali Imran: 134)

Tak hanya mampu menahan marah, orang bertaqwa juga pandai memaafkan kesahalah orang lain. Dan memaafkan tidak akan menurunkan harga diri seseorang, ia justru menambah kemuliaan. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا

“Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin memuliakan dirinya” (HR. Muslim)

Memaafkan juga membuat hati lapang, penuh kedamaian dan mudah bahagia. Sebaliknya, tidak memaafkan alias mendendam akan memicu hormon kortisol yang mengakibatkan berbagai penyakit termasuk jantung, kanker dan stroke.

4. Suka berbuat baik

Karakter keempat dari orang bertaqwa adalah suka berbuat baik; ia menjadi muhsinin.

وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik (QS. Ali Imran: 134)

Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan dalam Tafsir Al Munir bahwa muhsinin adalah orang yang membalas kejelekan dengan kebaikan.

Orang mencela kita, kita tidak marah, justru memaafkannya dan menyambung silaturahim dengannya, ini adalah contoh muhsinin. Ada orang menyakiti kita, kita justru memaafkan dan menolongya saat membutuhkan, juga contoh muhsinin.

Ramadhan telah mendidik kita untuk berbuat baik kepada siapa pun. Dan sudah seharusnya karakter itu kita teruskan sepanjang tahun karena itulah karakter orang bertaqwa.

5. Segera bertaubat

Karakter kelima dari orang bertaqwa adalah segera ingat Allah dan bertaubat kepada-Nya ketika melakukan dosa dan kemaksiatan.

وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ

Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (QS. Ali Imran: 135)

Tidak ada manusia yang bersih dari salah dan dosa kecuali Rasulullah yang ma’shum. Setiap orang bisa salah, setiap orang bisa terperosok ke dalam dosa, setiap orang bisa berbuat maksiat. Yang paling penting adalah segera bertaubat; ingat Allah, memohon ampun kepadaNya dan tidak mengulanginya lagi.

Demikianlah karakter kelima dari orang bertaqwa, sekaligus mengakhiri khutbah pertama dari khutbah Jumat Syawal ini.

وقل رب اغفر وارحم و انت خير الراحمين

Khutbah Kedua dari Khutbah Jumat Syawal

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Jama’ah jum’at yang dirahmati Allah,
Lima karakter orang bertaqwa ini harus kita miliki; suka berinfaq, menahan marah, memaafkan manusia, suka berbuat baik dan bersegera bertaubat.

Jika kita memilikinya, maka insya Allah kita memiliki karakter orang bertaqwa sekaligus menjadi harapan kita termasuk orang yang bertaqwa. Menjadi orang yang bertaqwa bukan hanya menunjukkan bahwa puasa kita berhasil namun juga akan membawa kita menjadi orang yang sukses sebagaimana firman-Nya:

إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا

Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan, memperoleh kesuksesan (QS. An Naba’: 31)

Sukses di dunia, sukses di akhirat. Berlimpah kebaikan dan keberkahan di dunia, dan insya Allah di akhirat dimasukkan Allah ke dalam surgaNya.

Mengakhiri khutbah Jumat syawal ini, marilah kita berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلا تَدَعْ فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْمًا

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ

اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ

رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

***

Demikian Khutbah Jumat Syawal bertema 5 Karakter Orang Bertaqwa, yang disampaikan Ustadz Yachya Yusliha

HASIL PUASA MEMBAWA KEBAHAGIAAN KELUARGA



Hasil Puasa adalah Kebahagiaan Keluarga

7 Juni 2019



Tidak terasa bulan Ramadhan sudah berakhir. Tinggal beberapa hari yang tersisa, masih ada kesempatan bagi kita untuk mengoptimalkannya.

Sebagaimana kita ketahui, perintah berpuasa Ramadhan adalah untuk membuat kita menjadi hamba yang bertaqwa, sebagaimana firman Allah:

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa” (QS. Al Baqarah : 183).

Keseluruhan rangkaian ibadah di bulan Ramadhan, sejak dari makan sahur, berpuasa, berbuka puasa, shalat tarawih, tilawah Al Qur’an, i’tikaf dan berbagai ibadah lainnya, adalah bagian yang utuh untuk membuat kualitas taqwa dalam diri kita.

Dalam konteks kehidupan keluarga, ini adalah sekaligus bagian yang sangat penting dalam menguatkan keutuhan, keharmonisan dan kebahagiaan rumahtangga.

Keluarga Taqwa

Keluarga yang dibangun di atas landasan taqwa, memiliki kehidupan yang terhormat dan bermartabat.

Taqwa adalah sebaik-baik pondasi dalam kehidupan, yang akan sanggup menghantarkan manusia kepada kebahagiaan di dunia hingga di akhirat.

Kebahagiaan yang hakiki, yang bukan semata-mata kebahagiaan sementara atau berpura-pura bahagia.

Taqwa adalah sikap jiwa yang takut, tunduk dan taat kepada Allah, ditunjukkan dengan melaksanakan perintah dan meninggalkan laranganNya.

Di bulan Ramadhan, semua anggota keluarga bangun untuk melaksanakan sahur, dirangkai dengan shalat Subuh berjama’ah ke masjid.

Usai shalat Subuh, diteruskan dengan doa dan dzikir, serta tilawah Al Qur’an.

Siang hari tetap berkegiatan sebagaimana hari-hari yang lainnya, bekerja, mencari penghidupan, menunaikan amanah profesi, dan lain sebagainya.

Namun di bulan Ramadhan ditambah dengan memperbanyak tilawah, dzikir, doa, istighfar, infak, shodakoh, maupun amal kebaikan lainnya.

Malam harinya dilanjut dengan buka puasa, shalat Maghrib, shalat Isya serta rangkaian ibadah malam lainnya seperti shalat Tarawih.

Di malam hari ---terutama sepuluh hari yang terakhir--- dianjurkan untuk lebih memperbanyak ibadah, karena ada keutamaan lailatul qadar di dalamnya.

Maka banyak keluarga muslim melaksanakan i’tikaf di masjid pada hari-hari terakhir di bulan Ramadhan.

Ini adalah puncak peribadahan sepanjang Ramadhan, dengan bonus kehadiran lailatul qadar.

Harapannya, seluruh rangkaian ibadah di bulan Ramadhan akan menghantarkan semua anggota keluarga menjadi hamba-hamba Allah yang bertaqwa.

Jika kualitas taqwa ini didapatkan, maka akan semakin meningkat kualitas taqwa dalam diri setiap hamba yang telah melewati banyak Ramadhan dalam kehidupannya.

Semakin meningkat kualitas taqwanya, semakin meningkat pula taraf kebahagiaan dan keharmonisan hidup dalam rumah tangga.

Perhatikan berbagai janji Allah bagi orang-orang yang bartaqwa, yang dimuat di dalam Al Qur’an.

Di antara janji Allah untuk orang yang bertaqwa adalah diberikan jalan keluar serta kemudahan atas segala persoalan dan urusannya.

Bahkan dijanjikan oleh Allah untk mendapatkan rejeki (rizqi) dari arah yang tidak disangka-sangka. Firman Allah :

Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rizqi dari arah yang tiada disangka-sangkanya.”

Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya”.

Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipatgandakan pahala baginya” (QS. Ath-Thalaq: 2 – 5).

Dari rangkaian ayat-ayat di atas, tampak betapa banyak karunia Allah bagi orang-orang yang bertaqwa.

Jalan Keluar dari Setiap Persoalan


Sangat banyak keluarga yang terlilit berbagai persoalan pelik hingga mereka tidak bisa keluar dan menyelesaikan persoalan itu dengan baik.

Hal ini tampak dari banyaknya pasangan suami istri yang memilih perceraian sebagai penyelesaian masalah yang cepat, instan, praktis dan pragmatis.

DI Indonesia, rata-rata perceraian di angka 350.000 kejadian setiap tahunnya.

Yang harus dievaluasi pertama kali adalah kualitas taqwa mereka.

Apakah suami, istri dan anak-anak sudah menjadi orang bertaqwa? Apakah keluarga mereka sudah menjadi keluarga taqwa?

Sebab jika mereka adalah orang-orang bertaqwa, akan diberikan jalan keluar dari setiap persoalan yang mereka hadapi.

Konflik, pertengkaran, persoalan kerumahtanggaan, semua akan bisa diatasi dengan mudah karena Allah berikan jalan keluar.

Kemudahan dalam Setiap Urusan


Ada sangat banyak urusan dalam kehidupan kita.

Dalam kehidupan keluarga, ada urusan domestik, pengasuhan dan pendidikan anak, pengelolaan keuangan, pemenuhan kebutuhan hidup, pemenuhan sarana dan fasilitas kehidupan, seperti rumah, alat transportasi, alat komunikasi dan lain sebagainya.

Semua urusan orang bertaqwa, dijanjikan oleh Allah untuk mendapatkan kemudahan.

Mereka terjauhkan dari kesulitan dalam mengelola berbagai urusan dalam kehidupan.

Jika ada keluarga yang senantiasa merasakan kesempitan, kesulitan, keberatan dalam melakukan berbagai urusan, yang harus dievaluasi adalah kualitas taqwa mereka.

Jika mereka bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah berikan kemudahan dalam setiap urusan kebaikan mereka.

Tidak ada hal sulit selama mereka bertaqwa kepada Allah.

Semua urusan kebaikan menjadi mudah dilaksanakan.

Kemudahan dalam Rejeki


Bahkan Allah menjanjikan akan memberikan rejeki dari arah yang tidak disangka-sangka.

Ini menandakan, keluarga akan memiliki jaminan kehidupan yang mencukupi, karena ketaqwaan mereka.

Sangat banyak fenomena dalam kehidupan kita, betapa Allah berikan kemudahan dan kelancaran dalam mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.

Sangat banyak cara Allah untuk memberikan rejeki bagi hamba-hambaNya, dengan cara dan dari arah yang tidak bisa kita duga.

Jika keluarga mendapatkan jaminan kecukupan dalam rejeki, tentu sudah tidak perlu ada lagi yang dikhawatirkan.

Inilah keutamaan orang-orang yang bertaqwa dengan sebenar-benar taqwa.

Tidak akan kesulitan dalam mendapatkan rejeki halal dan berkah karena diberikan kemudahan oleh Allah. Rejeki datang menghampiri orang-orang bertaqwa.

Betapa bahagia orang-orang yang mendapatkan jaminan jalan keluar dari setiap persoalan, kemudahan dalam setiap urusan serta kemudahan dalam rejeki.

Keluarga akan berada dalam suasana yang nyaman dan bahagia.

Mereka bisa kokoh dan memiliki kondisi yang harmonis karena mudah keluar dari permasalahan, urusannya serba lancar, dan rejekinya dimudahkan.

Dengan demikian, usai Ramadhan ini jika kualitas taqwa berhasil kita dapatkan dan kita tingkatkan, niscaya akan meningkat pula keharmonisan dan kebahagiaan dalam keluarga.

Suami dan istri akan bertambah rukun, kompak, dan mesra.

Itu semua menandakan hasil puasa berupa meningkatnya kualitas taqwa berhasil didapatkan.

Puasa benar-benar menghasilkan taqwa, bukan semata-mata lapar dan dahaga. Inilah salah satun tolok ukur dan alat evaluasi keberhasilan Ramadhan.

Namun jika usai Ramadhan justru pecah perang besar dalam keluarga, muncul konflik yang memanas dan tak mampu diredam, muncul banyak persoalan dan tak mampu diselesaikan, ini menandakan tidak ada kualitas taqwa yang didapatkan.

Puasa tidak membawa peningkatan taqwa, justru meningkatkan amarah dan sikap permusuhan antar anggota keluarga.

Ini harus melakukan evaluasi atas puasa dan rangkaian ibadah lainnya di bulan Ramadhan.

Masih ada beberapa waktu ke depan hingga malam takbiran.

Mari optimalkan Ramadhan untuk meningkatkan kualitas taqwa kita, agar meningkat pula keharmonisan dan kebahagiaan dalam hidup berumah tangga.